RESENSI NOVEL

RESENSI NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH

Hasil gambar untuk cover buku ketika cinta bertasbihI

I. IDENTITAS BUKU

a. Judul : Ketika Cinta Bertasbih
b. Penulis : Habiburrahman El Shirazy
c. Penerbit : Republika-Basmalah
d. Tahun terbitan : 2007
e. Dimensi : 20,5 cm x 13,5 cm
f. Tebal : 477 halaman
g. Harga : Rp. 69.000,-
h. Ilustrasi sampul : Disampul terdapat sebuah Masjid dan suasana langit Bermega merah.

II. SINOPSIS

Novel ini menceritakan tiga sosok anak muda yang sedang menuntut ilmu disebuah perguruan Tinggi, Yaitu Universitas Al-Azhar Di Cairo, yang didalam perjalanan menuntut ilmu itu mereka banyak menghadapi konflik, khususnya didalam mencari jodoh, mereka adalah : Anna Altafunnisa, Khairul Azzam, dan Furqan Andi Hasan, serta banyak peran pendukungnya lainnya.
Anna Altafunnisa adalah anak dari seorang kiai ternama disebuah pesantren termahsyur di Desa Wangen yakni, Kiai Lutfi. Ia tumbuh dan besar dengan akhlak dan budi pekerti yang baik, ditambah lagi dengan paras yang cantik dan menawan, sehingga banyak mahasiswa Al- Azhar yang suka dan menaruh perhatian padanya termasuk diantara mereka Azzam dan Fuqran, serta laki-laki yang kenal dengan Anna di Indonesia, khususnya para santri dari pada pesantren Wangen.
Saat Anna kembali ke Indonesia, karena ia mendapat kesempatan untuk membuat penelitian dalam penyelesaiaan tesisnya, saat itulah Ayah nya meminta pada Anna agar memilih salah satu lamaran-lamaran yang telah datang pada nya, yang selama ini banyak lamaran yang datang dan banyak juga yang ditolaknya. Saat itu ayahnya mengatakan satu lamaran yang datang dari orang yang sangat dikenalnya Yaitu M. Ilyas, sedangkan yang datang langsung pada Anna Yaitu Fuqran Andi Haswan, yang melamarnya melalui ustadz Mujab.
Dalam kebimbangannya memilih antara Ilyas dan Furqan, ada seorang lelaki yang sebenarnya yang telah memikat hatinya dan diharapkannya bertemu kembali. Ia bertemu baru pertama kali dan waktu itu Ia bertemu di Cairo, yang dikenal olehnya dengan nama Abdullah alias Azzam, seorang penjual bakso dan tempe sekaligus Mahasiswa di Universitas Al- Azhar, Cairo. Berhubungan lamaran yang datang hanya dari Ilyas dan Furqan, dan harus dipilih salah satu dari mereka secepatnya, maka Ia memilih Furqan yang seorang lulusan S2 di Cairo dan sedang mengambil S3 nya, terlebih lagi karena Ia tahu lebih dekat siapa Furqan, dan tidak memilih Ilyas, karena kurang dapat menjaga pandangannya terhadap wanita.
Setelah terikat dengan Furqan tanpa diduga Ia bertemu kembali dengan orang yang pernah memikat hatinya, Azzam,dan yang sekarang ada di Indonesia, dan tanpa disadarinya Ia telah mengenal baik keluarga Azzam yang memang tinggal di Indonesia. Harapan yang telah disimpannya untuk Azzam telah terhalang dan harus dilupakan/ dihapus dari hidupnya karena Ia juga sudah memiliki Furqan sebagai calon suaminya, ternyata bagi Azzam yang juga menyimpan rasa yang sama pada Anna saat di Cairo harus rela melupakan Anna.
Pernikahyan Anna dan Furqan berlangsung dan mereka hidup dengan baik. Begitu juga pada Azzam, setelah Anna menikah, ibunya menyuruh agar Ia segera mencari pasangan hidup, dan Azzam pun mencari pendampingnya. Banyak wanita yang sudah dilamarnya, tapi selalu ada saja yang tidak cocok untuk dirinya, hingga suatu saat lamaran diterima seorang wanita dan hampir terjadi akad, harus terputus karena suatu kecelakaan yang menyebabkan Ibunya meninggal dan Ia lumpuh untuk beberpa waktu yang cukup lama.
Selam 6 bulan Anna dan Furqan dalam kehidupannya yang baik saja, dan saat itu juga hubungan mereka retak, Furqan menceritakan pada Anna bahwasanya dia sudah tidak perjaka lagi sebelum menikah dengan Anna dan dipastika terkena HIV dan karena itu juga Ia tidak pernah menyentuh Anna, sehingga akhirnya Ia terpaksa memberi kebebasan untuk Anna (cerai).
Kembalilah Anna pada orang tuanya,. Azzam yang lumpuh setelah kecelakaan itu telah sembuh seperti semula, Ia mendatangi kiai Lutfi mohon bantuan mencarikan jodoh yang tepat sesuai permintaan Ibunya dulu. Kiai Lutfi lalu menceritakan seorang wanita yang dicerai suaminya karena suatu hal dan wanita itu masih perawan, yang diharapkan kiai Lutfi sendiri agar dapat diterima Azzam. Tanpa disadari Azzam Ia menerima tawaran Kiai Lutfi, agar menerima wanita itu menjadi istrinya, Azzam sangat senang begitu tahu kalau wanita yang diceritakan itu adalah orang yang pernah dicintainya yaitu Anna Althafunnisa, begitu juga sebaliknya Anna sangat senang karena Ia juga menjadi istri dari orang yang dulu sangat diharapkannya, atau cinta pertamanya.
Setelah sebulan pernikahan Anna dengan Azzam, tiba-tiba Furqan kembali menghubungi Anna dan membawa rujukan, dan Ia menceritakan bahwa Ia tidak terkena HIV. Tapi semua sudah terjadi Anna dan Azzam sudah bahagia, dan mereka mendoakan agar Furqan menemukan pasangan hidup yang cocok untuk nya.

III. UNSUR-UNSUR SASTRA

*     Unsur-Unsur Intrinsik
1.Tema :
“ cinta dan sebuah cita-cita ”
2.Tokoh :
• Anna Althafunnisa
• Ayatul Husna
• Khairul Azzam
• Muhammad Ilyas
• Furqan Andi Hasan
• Ibu Azzam
• Kiai Lutfi

3.Perwatakan / Krakter :
•  Anna Althafunnisa ; Seorang gadis yang sangat sempurna dimata semua orang, selain pintar dan cantiknya, dia juga mempunyai budi pekerti yang baik
•  Khairul Azzam ; Seorang Pemuda yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan atas setiap perbuatannya dan menjadi suami dari Anna Althafunnisa
•  Furqan Andi Hasan ; Seorang pemuda yang pernah menjadi suami I Anna dan bercerai karena suatu masalah yang sangat serius
•  Kiai Lutfi ; Seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab atas perbuatannya dan dapat menjadi panutan bagi masyarakat.
•  Ayatul Husna ; Gadis yang sangat menyayangi keluarganya dan menjadi perantara yang mempertemukan Anna dengan Azzam ketika di Indonesia
4.Alur / Plot :
Dalam novel ini penilis menggunakan alur maju, karena dimulai dengan awal pertemuan Anna Althafunnisa dengan Azzam, yang mana mereka telah melewati liku-liku kehidupan hingga akhirnya mereka bersatu / menikah.
5. Latar :
 Latar tempat dalam novel ini, yaitu :

1.   Daerah kota Alexandria

Seperti di Hotel Al Haram, tempat Azzam menginap saat kedutaan besar republik indonesia mengadakan acara “Pekan promosi wisata & budaya Indonesia di Alexandra”

2.      Pantai El Muntazah, Lobby Hotel

Yaitu tempat diadakannya acara makan malam

3.      Toko Buku di El Manshiya

Yaitu tempat dimana Azzam bertemu dengan Furqan untuk kedua kalinya

4.      Masjid Ridwan

Yaitu masjid tempat biasanya Azzam menunaikan ibadah shalat subuh

5.      Pasar Sayyeda Zainab

Yaitu tempat dimana Azzam biasa berbelanja seperti peralatan bakso dan tempe

6.      Abdur Rasul

Yaitu tempat flat Anna dan teman-temannya dari Indonesia

6. Sudut Pandang :
Memakai kata ganti orang ketiga karena dalam penceritaan penulis menggunakan kata dia.

7. Amanat :
Raihlah cita-cita setinggi mungkin berjuanglah dengan kemampuan kita.Jadikan kehidupan ini sebagai tantangan bagi kita semua.

 

 

 

*     Unsur-unsur Ekstrinsik
1. Budaya
Novel ini penuh dengan keadaan yang mewah di sekitar Negara Cairo Mesir.
2. Sosial
Kehidupan seorang pemuda yang hidup mandiri di suatu Negara yaitu Cairo Mesir

yang serba kekurangan tetapi memiliki tekad yang tinggi untuk meraih cita-cita nya.
3. Bahasa
Bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh masyarakat walaupun ada kata-kata yang tidak dapat dipahami juga oleh masyarakat tertentu karena bahsa yang digunakan yaitu bahasa arab.
4. Ekonomi
Kehidupannya sederhana tetapi Azam mempunyai tekad yang tinggi untuk terus meraih cita-cita nya dengan berjualan tempe di Cairo Mesir.
5. Agama
Novel ini sangat menganut kepada ajaran agama Islam.
6. Politik
Di dalam Novel ini mengandung politik keagamaan seorang kiyai yang menjadi ulama besar di Cairo Mesir.

 

IV. PENILAIAN TERHADAP NOVEL

*     Kelebihan
• Novel ini menghadirkan kisah percintaan bukan sekedar terhadap lawan jenis tapi jauh mengungkapkan kecintaan terhadap Allah.
• Merupakan salah satu novel pembangun jiwa yang penuh akan makna.
• Gaya bahasa yang ringan dan alur cerita yang mudah dimengerti membuat pembaca seakan dapat melihat apa yang ingin diperlihatkan penulis novel.
• Sarat akan pengetahuan.

*     Kekurangan
• Untuk novel dengan pengarang yang sama dan konsep yang sama pula, latar yang dipilih kurang variatif.

*     Kebermanfaatan
• Novel percintaan yang satu ini pantas di baca oleh siapa saja. Sesuai dengan konsepnya, yaitu novel pembangun jiwa, novel ini dapat memberikan semangat pada jiwa untuk lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.

Novel ini penuh dengan ilmu pengetahuan yang akan memperluas wawasan kita terhadap dunia.

 

 

V. PENUTUP
         a. Kesimpulan
Kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimana pun hidup yang kita jalani harus disyukuri karena itu adalah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup untuk meraih cita-cita yang tinggi dan dengan tekad yang yakin bahwa kita bisa..

                  b. Saran
Diharapkan mencari ilmu dijadikan tujuan hidup yang harus diutamakan agar terciptanya potensi unggul yang akan menjadi prestasi cemerlang dimasa mendatang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RESENSI NOVEL AYAT-AYAT CINTA

 
  Hasil gambar untuk cover buku ayat-ayat cinta

 

 

 

 I. IDENTITAS

1.      Judul buku                               :           Ayat Ayat Cinta

2.      Nama pengarang                     :           Habiburrahman El Shirazy

3.      Penerbit                                   :           Jakarta, Penerbit Republika

4.      Tahun penerbitan                    :           2004

5.      Dimensi                                   :           20, 5 x 13, 5 cm

6.      Tebal                                       :           420 halaman

7.      Harga buku                              :           Rp 43. 500, 00

8.  Ilustrasi sampul                    :          Disampul terdapat sepasang mata wanita cantik dan                                                                                suasana Sunset di atas awan

 

II. SINOPSIS

Novel ini bercerita tentang kisah percintaan yang di balut dalam ajaran-ajaran islaminya yang sangat kental. Kisah berawal dari seorang mahasiswa bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang mahasiswa Universitas Al-azhar, Mesir.

Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka tinggal di apartemen sederhana. Mereka mempunyai tetangga yang sangat baik dan akrab dengan mereka, yaitu keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros mempunyai istri bernama Madame Nahed, dan dua orang anak mereka Maria dan Yousef. Keluaraga Tuan Boutros adalah keluarga Kristen Koptik yang sangat taat. Putri sulung mereka yang bernama Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun ia suka pada Al-Quran. Ia bahkan hafal beberapa ayat Al-Quran, diantarnnya adalah surat Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya merasa bangga.

Pertemuan berawal ketika Fahri pergi ke Shubra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Ia pergi  kesana naik metro, dan disitulah awal Fahri bertemu dengan perempuan bercadar yang bernama Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir, melainkan gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir.

Selain mempunyai tetangga yang baik, Fahri juga mempunyai tetangga yang sangat galak dan kasar. Kepala keluarga itu bernama Bahadur. Bahadur mempunyai istri bernama madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Bahadur selalu bersikap kasar dengan Noura. Malam itu Fahri ingin menolong Noura yang sedang jadi bulan-bulanan oleh Bahadur, tapi Fahri tidak bisa menolongnya, lalu dia meminta bantuan Maria, akhirnya Maria mau menolong Noura. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingi menolongnya. Sayang hanya empati saja, tidak lebih.

Maria tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al-Quran, dan mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.

Nurul adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga mencari ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis itu. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah mengungkapkan perasaanya pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati pada Fahri, tapi Nurul juga tidak sanggup mengungkapkan perasaanya kepada Fahri.

Muncullah Aisah, si mata Indah yang menyihir Fahri sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku. Aisah jatuh cinta pada Fahri, dan juga Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.

Mereka berdua menikah, dijodohkan oleh pamannya Aisha. Mereka hidup bahagia. Beberapa bulan kemudian Aisha dinyatakan mengandung. Tak lama kemudian, Fahri dapat kabar kalau Maria koma. Belum sempat menjenguk Maria, malapetaka datang menghampiri rumah tangga mereka. Noura menuduh Fahri telah memperkosanya. Semua orang tahu bahwa itu adalah fitnah. Fahri diseret, dan dimasukkan ke penjara. Kuncinya semua ini adalah Maria yang sedang koma. Dia mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya.

Keluarga Boutros mendatangi Fahri di penjara, mereka berniat mengunjungi Fahri dan juga ingin meminta bantuan kepada Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya, dengan menrekam suara Fahri dan nantinya akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya orang yang dicintai Maria yang dapat menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga, akhirnya dokter dan madame Nahed mneyuruh Fahri untuk menyatakan cintanya kepada Maria. Sebelumnya Fahri tidak mau melakukan itu, lalu Fahri meminta izin kepada Aisha, akhirnya Aisah menyetujuinya. Setelah itu, Fahri langsung menikahi Maria. Setelah beberapa saat kemudian, Maria sadar.

Sidang penentuan tiba, diakhir persidangan Maria tiba. Dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu. Setelah mengatakan itu semua, Maria pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri memenangkan sidang tersebut, dan Bahadur dimasukkan penjara.

Begitu divonis bebas, Fahri dibawa oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan Maria untuk diperiksa. Sejak selesai dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri juga. Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin masuk surga, tapi tidak diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua pada Aisha dan juga Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia membopong Maria ke kamar mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui Maria. Selesai itu Maria kembali dibaringkan di atas kasur seprti semula. Lalu dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia melafalkan syahadad. Tak lama kemudian, kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal dunia.

 

III. UNSUR UNSUR INTRINSIK

*     Unsur  Intrinsitk

1. Tema

Cinta penuh pengorbanan

2. Tokoh

Fahri

Maria

Aisha

Nurul

Noura

Saiful

Rudi

Hamdi

Mishbah

Keluarga Tuan Boutros

Keluarga Tuan Bahadur

 

3. Karakter/perwatakan

1.Fahri : rajin,pintar, sabar, terencana, tepat waktu, ikhlam ulet, penolng, sholeh, lurus, pintar dalam memimpin dan aktifis

2.Maria : ceria, suka bergurau, rajin, pintar, tapi fisiknya lemah, manja, tertutup

3. Noura : orangnya tertutup, sulitdi tebak,pintar, tapir kejam, emosi, pendiam

4. Aisha : orangnya lembut, sabar, ikhlas, terencana, pintar, sholehah, serta mewah

5. Tuan Boutros baik hati, sopan, suka menolong

6. Nurul : rajin, pintar, pemalu, tidak terbuka, kaku, emosi, sholehah

7. Bahadur :Kasar, semena-mena pada anak, suka memfitnah

8. Teman Fahri : Baik, tekun, pintar, rajin, sholehah

 

4. Plot/alur

Maju

5. Latar/setting

Mesir

Kairo

Restoran

Metro

Rumah sakit

Al-Azhar

Flat

Masjid

 

6.Sudut Pandang

Menggunaan sudut padnanf Aku orang ke 1

 

7.Amanat

semakin banyak ilmu yang kita dapat, maka semakin banyak pula hambatan. Godaan yang harus ita lewati dan dipecahkan dengan hati yang sabar dan yakin aka nada hikmahya.

 

*     Unsur Ekstrinsik

a.      Budaya

Orang mesir memang suka bicara, kalau sudah bicara ia merasa benar sendiri (Hal.36)

b.      Sosial

Hidup di negri orang harus saling membantu dan melengkapi (hal.65)

c.       Keagamaan

Tidakkah kalian dengar sabda nabi “barang siapa yang menyakiti ahli zhimmi, maka aku akan.. (hal.50)

d.      Kemanusiaan

Aku paling tidak tahan mendengar perempuan menangis (hal.74)

 

IV. PENILAIAN TERHADAP NOVEL

 

*     KELEBIHAN

·     Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh 

·     Penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya yang menyejukkan

·     Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.



 

 

*     KEKURANGAN

·     Seorang pria dicintai empat orang wanita. Mungkinkah? Jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh jika ada pria yang di”gilai” oleh empat orang wanita sekaligus. Baik Aisha, Maria, Noura, dan Nurul menginginkan Fahri menjadi suaminya. Beruntung sekali tokoh Fahri! Mungkinkah hal yang demikian ada dalam kehidupan nyata? 

·     Noura frustasi karena tidak mendapatkan cinta Fahri. Ia lantas memfitnah Fahri dengan tuduhan yang kejam. Benarkah ada seorang wanita yang seperti Noura dalam kehidupan nyata? Cinta tetaplah cinta. Tidak akan berubah menjadi pisau yang dapat menusuk dari belakang.

 

 

*     KEBERMANFAATAN

·     Merupakan media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang islam 

·     Dengan membaca novel ini kita dapat mengetahui geografi kota Mesir serta sosial budaya Timur Tengah tanpa harus pergi ke sana.

·     Memberikan contoh pada kita tentang sebuah pernikahan yang baik dan sesuai syariat Islam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RESENSI NONFIKSI MARMUT MERAH JAMBU

 

 
  Gambar terkait

 

 

 

I.

Gambar terkait IDENSTITAS BUKU

a.      Judul               : Marmut Merah Jambu

b.      Penulis            : Raditya Dika

c.       Penerbit          : Bukune    

d.      Tahun terbit   : 2010

e.      Dimensi          : 13 x 20 cm

f.        Tebal              : 222 halaman

g.       Harga            : Rp 39.000

h.       Ilustrasi sampul/cover : gambar foto Raditya Dika dengan banyak kartun lainnya

 

II.             SINOPSIS

 

Cerita ini dimulai ketika Dika dan dua orang temannya semasa SMP menyimpan rasa suka secara diam-diam pada teman wanitanya namun enggan untukk menyampaikan perasaannya itu karena mereka dianggap culun.

 

Lalu ketika SMA, ia kembali satu sekolah dengan cewe yang ia taksir dulu, Ina namanya. Ia akhirnya mencoba berkenalan dengannya. Dika mencoba beberapa kali mengajak Ina berkencan dan akhirnya berhasil. Sejak saat itu mereka berdua sering jalan bareng. Namun akhirnya harus berpisah karena Dika kuliah di luar negeri. Beberapa tahun kemudian mereka mengatur pertemuan dan berhasil. Kini Dika menjadi seorang penulis sementara Ina menjadi Event Organizer.

 

Saat itu, Ina curhat kepada Dika mengenai cowo yang ditaksirnya sejak SMA lalu. Namun ternyata Dia, cowo yang ditaksir Ina, memberitahu padanya bahwa ia telah berpasangan. Dika pun berpikiran akan memberitahu Ina bahwa ia tengah menulis buku berjudul Marmut Merah Jambu dimana akan disisipkan bab tentang perasaan cinta Dika pada Ina yang tak pernah terbalas. Namun Dika mengurungkan niatnya. Akhir pembicaraan, Dika meminta Ina supaya hubungan mereka berdua tetap seperti itu.

 

 

III.      UNSUR UNSUR SASTRA

 

*     Unsur Intrinsik

 

1.      Tema                           : Pengalaman cinta pribadi

2.         Tokoh                          :

Dika

Ina

Mama

Edgar

Grup detektif

Ara

 

 

 

 

 

 

 

3.         Penokohan/watak    :

Dika                     : dungu, jenaka, terlihat culun, pandai memecahkan kasus

           Ina                       :  populer, baik, gengsian           

           Mama                 :  panik, sayang anak-anaknya

Edgar                  :  tidak mau rugi

Grup Detektif     :  konyol, hebat

Ara                      :  baik, sahabat sejati

 

4.         Alur/plot : Maju

 

5.         Latar

 

a.       Tempat     :  Sering disebutkan daerah-daerah Jakarta selatan

b.      Waktu       :  Berhari-hari

c.       Suasana    : Lebih menggambarkan suasana hati Dika yang terkadang senang juga miris

 

6.  Sudut pandang :

         Orang pertama pelaku utama

 

7. Amanat :

Jangan mudah jatuh cinta pada sembarang orang. Cinta itu buta. Dapat dikatakan kalau cinta adalah jebakan

 

 

*     Unsur Ekstrinsik

 

 

Nilai-nilai                    :  nilai sosial tentang percintaan remaja

 

Bahasa                        :  bahasa sehari-hari

 

Gaya cerita                  :  diceritakan secara jenaka

 

Kepengarangan       : adalah seorang penulis novel populer yang terkenal dengan novel-       novelnya yang menceritakan tentang pengalaman pribadi

 

V.PENUTUP

 

*     Keunggulan

 

Novel ini memiliki desain cover yang menarik perhatian, karena terlihat lucu dengan foto Raditya Dika yang wajahnya menyerupai marmut ditambah desain-desain ornamen unik. Bahasa yang digunakan juga sangat ringan karena ia menggunakan bahasa sehari-hari anak remaja. Banyak hal-hal menarik seputar fenomena kehidupan anak remaja yang ditulisnya juga membuat novel ini lebih hidup ketika dibaca oleh kaum remaja.

 

 

 

 

*     Kekurangan

 

Novel ini lumayan tebal untuk jenis novel komedi. Pada beberapa bagian novel ini sedikit membosankan. Jika yang membacanya adalah seorang perempuan, mungkin akan sedikit gelikarena pada bab “Balada Sunatan Edgar” isinya menggunakan bahasa yang sangat vulgar. Novel ini jika dibaca oleh orang dewasa mungkin membosankan, karena isinya yang berbau remaja.

 

 

 

*     Kesimpulan

 

            Ada beberapa kata yang sangat tidak layak untuk dibaca terutama oleh anak yang masih dibawah umur karena kata tersebut sangatlah vulgar. Disamping itu secara keseluruhan novel ini sangatlah cocok untuk mengisi waktu luang sembari menghibur diri.

 

 

 

Leave a Reply