Tugas Bahasa Indonesia di Buku Cetak oleh Irsyad Ahmad dari kelas XMipa7

Tugas 1 Hal 214 

NO

Pertanyaan

Jawaban

1

Mengapa teks tersebut tergolong ke dalam biografi?

Karena menceritakan perjalanan hidup seseorang yang terkenal.

2

Apakah isi dari teks biografi tersebut?

Isinya menceritakan perjalanan hidup Tengkoe Amir Hamzah sehingga ia menjadi penyair Indonesia berkelas internasional.

3

Bagaimana pola penyajian teks biografi tersebut?

Penulis memberikan kisah hidup dari biografi yang dibacakan dengan lengkap dan alur yang digunakan adalah alur maju

4

Siapakah nama tokoh yang biografinya sedang dibacakan?

Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera

5

Apa peranananya sehingga ia layak dibuatkan biografi?

Ia adalah penyair terhebat yang membuat puisi lebih dari 160 tulisan dan beliau mendapat julukan sebagai “Raja penyair zaman poedjangga baroe

6

Bagaimanakah masa kecilnya?

Ia lahir 28 Februari 1911 dan ia hidup dilingkungan keluarga bangsawan melayu(kesultanan langkat)

7

Bagaimanakah masa mudanya?

Ia menghabiskan waktu untuk menulis.Dan beberapa sajak pertamanya yang kemudia terangkum dalam antologi Buah Rindu yang terbit tahun 1943.Pada waktu tinggal di Jakarta jiwa kebangsaan Amir Hamzah semakin kuat sehingga ia bersama temannya menggagas penerbita majalah Poedjangga Baroe.

8

Kesulitan atau masalah apa yang pernah dialaminya?

Tahun 1930 ia jatuh cinta dengan seorang teman sekolahnya,llik soendari.Dan ia berpisah pada tahun 1937 karena ia dipanggil kembali ke Sumatra untuk menikahi putri sultan dan mengambil tanggung jaawab di lingkungan keraton

9

Bagaimana ia mengatasi kesulitan itu?

Meskipun ia tidak bahagia dengan pernikahannya,dia memenuhi tugas kekeratonanya

10

Karya apa saja yang telah dibuatnya?

Ia telah membuat 50 sajak asli,77 sajak terjemahan.18 prosa liris,1 prosa liris terjemahan,13 prosa,dan 1 prosa terjemahan sehingga keseluruhan karyanya berjumlah lebih dari 160 tulisan.

Tugas 1 Hal 214

 

Tugas Ke-2 Hal 215

Kutipan teks

Bagian Struktur

Amir lahir dengan nama Tengkoe Amir di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, putra bungsu dari Wakil Sultan Tengkoe Moehammad Adil dan istri ketiganya, Tengkoe Mahdjiwa. Tengkoe Moehammad Adil merupakan Wakil Sultan untuk Luhak Langkat Hulu yang berkedudukan di Binjai. Berdasarkan silsilah keluarga istana Kesultanan Langkat, Amir Hamzah adalah generasi ke-10 dari Sultan Langkat. Melalui ayahnya, ia terkait dengan Sultan Langkat kala itu, Machmoed. Kepastian tanggal lahir Amir diperdebatkan, tanggal resmi yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah 28 Februari 1911, tanggal yang digunakan Amir sepanjang hidupnya. Namun kakaknya, Abdoellah Hod menyatakan bahwa Amir lahir pada tanggal 11 Februari1911. Amir kemudian mengambil nama kakeknya, Tengkoe Hamzah, sebagai nama keduanya; sehingga ia disebut sebagai Amir Hamzah. Meskipun seorang anak bangsawan, dia sering bergaul dalam lingkungan non-bangsawan.[2] Amir Hamzah menghabiskan masa kecil di kampung halamannya. Oleh teman sepermainannya, Amir kecil biasa dipanggil dengan sebutan “Tengku Busu” (“tengku yang bungsu”). Said Hoesny, sahabat Amir di masa kecilnya menggambarkan bahwa Amir adalah anak manis yang menjadi kesayangan semua orang.

Diketahui bahwa Amir dididik dalam prinsip-prinsip Islam, seperti mengaji, fikih, dan tauhid, dan belajar di Masjid Azizi di Tanjung Pura dari usia muda.[3] Dia tetap seorang Muslim yang taat sepanjang hidupnya. Periode di mana ia menyelesaikan studi formal juga diperdebatkan. Beberapa sumber, termasuk pusat bahasa pemerintah Indonesia, menyatakan bahwa ia mulai bersekolah pada tahun 1916,[4]sementara biografer M. Lah Husny menulis bahwa tahun pertama sekolah formal penyair ini adalah pada tahun 1918.[5] Di sekolah dasar berbahasa Belanda di mana Amir pertama kali belajar, ia mulai menulis[6] dan mendapat penilaian-penilaian yang bagus; [7] dalam biografi yang ditulisnya tentang Amir, penulis Nh. Dini menulis bahwa Amir dijuluki “abang” oleh teman-teman sekelasnya karena ia jauh lebih tinggi daripada mereka.[3]

Pada tahun 1924[8]atau 1925,[9] Amir lulus dari sekolah dasarnya di Langkat dan pindah ke Medan untuk belajar di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO, sekolah menengah pertama) di sana.[10] Setelah menyelesaikan studinya sekitar dua tahun kemudian, ia memasuki hubungan formal dengan sepupunya dari pihak ibunya, Aja[b] Bun.[11] Husny menulis bahwa keduanya sengaja dipertemukan dan dijodohkan untuk menikah oleh orang tua mereka,[12] namun Dini menganggap hubungan tersebut sebagai sumpah untuk menjadi selalu setia.[13] Karena orang tuanya mengizinkannya untuk menyelesaikan studinya di Jawa, Amir kemudian pergi ke ibukota kolonial Hindia Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) untuk menyelesaikan studinya.[12]

 

Orientasi,bagian ini menceritakan siapa Tengkoe Amir Hamzah

Saat berguru di SMA di Surakarta sekitar 1930, pemuda Amir terlibat dengan gerakan nasionalis dan jatuh cinta dengan seorang teman sekolahnya, Ilik Soendari. Bahkan setelah Amir melanjutkan studinya di sekolah hukum di Batavia (sekarang Jakarta) keduanya tetap dekat, hanya berpisah pada tahun 1937 ketika Amir dipanggil kembali ke Sumatera untuk menikahi putri sultan dan mengambil tanggung jawab di lingkungan keraton. Meskipun tidak bahagia dengan pernikahannya, dia memenuhi tugas kekeratonannya. Amir mulai menulis puisi saat masih remaja: meskipun karya-karyanya tidak bertanggal, yang paling awal diperkirakan telah ditulis ketika ia pertama kali melakukan perjalanan ke Jawa. Menggambarkan pengaruh dari budaya Melayu aslinya, Islam, Kekristenan, dan Sastra Timur, Amir menulis 50 puisi, 18 buah puisi prosa, dan berbagai karya lainnya, termasuk beberapa terjemahan. Pada tahun 1932 ia turut mendirikan majalah sastra Poedjangga Baroe. Setelah kembali ke Sumatera, ia berhenti menulis. Sebagian besar puisi-puisinya diterbitkan dalam dua koleksi, Njanji Soenji (EYD: “Nyanyi Sunyi”, 1937) dan Boeah Rindoe(EYD: “Buah Rindu”, 1941), awalnya dalam Poedjangga Baroe, kemudian sebagai buku yang diterbitkan.

Puisi-puisi Amir sarat dengan tema cinta dan agama, dan puisinya sering mencerminkan konflik batin yang mendalam. Diksi pilihannya yang menggunakan kata-kata bahasa Melayu dan bahasa Jawa dan memperluas struktur tradisional, dipengaruhi oleh kebutuhan untuk ritme dan metrum, serta simbolisme yang berhubungan dengan istilah-istilah tertentu. Karya-karya awalnya berhubungan dengan rasa rindu dan cinta, baik erotis dan ideal, sedangkan karya-karyanya selanjutnya mempunyai makna yang lebih religius. Dari dua koleksinya, Nyanyi Sunyi umumnya dianggap lebih maju. Untuk puisi-puisinya, Amir telah disebut sebagai “Raja Penyair Zaman Poedjangga Baroe” (“Raja Penyair Zaman Pujangga Baru”) dan satu-satunya penyair Indonesia berkelas internasional dari era pra-Revolusi Nasional Indonesia.[1]

 

Peristiwa-Peristiwa penting

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, ia menjabat sebagai wakil pemerintah di Langkat. Namun siapa sangka, pada tahun pertama negara Indonesia yang baru lahir, ia meninggal dalam peristiwa konflik sosial berdarah di Sumatera yang disulut oleh faksi dari Partai Komunis Indonesia dan dimakamkan di sebuah kuburan massal.

Reorientasi

 

Tugas ke-3 Hal 223

Aspek

Tengkoe Amir Hamzah

Alur cerita (semuanya beralur maju)

Kisah ini dimulai dari masa kecilnya yang dihabiskan di kanpung halamannya denga temannya yang non bangsawan dan ia sudah pandai menulis puisi.Setelah beranjak dewasa ia pergi merantau ke pulau jawa.Disinilah ia mengembangkan bakatnya yang pandai menulis dan disinilah ia mulai jatuh cinta dengan seseorang.Tapi cintanya itu kandas karena ia dipanggil kerajaan untuk menikahi putri sultan dan menggambil tanggung jawab kerajaan.Meskipun tidak bahagia dalam pernikahannya tapi ia memenuhi tugas kekeratonannya.Pada 7 maret 1946 ia ditangkap oleh pasukan pesindo(partai komunis Indonesia).Pada 20 Maret 1946 ia dihukum mati dan wafat di Kuala Begumit dan dimakamkan di pemakaman Masjid Azizi.

Sudut Pandang

Orang ketiga serba tahu

Gaya penulisan

Deskriptif naratif

Fokus penceritaan

Keberhasilan Tengkoe Amir Hamzah dalam karirnya.

 

Tugas ke-4 Hal 226

Kutipan teks Biografi

Kepribadian Unggul

Amir hamzah adalah seorang siswa yang kedisiplinan tinggi.Disiplin dan ketertiban itu Nampak dari keadaan kamarnya.Segalanya tersusun dengan rapi.Persis seperti kamar gadis remaja.

Memiliki rasa kedisiplinan yang tinggi dan serba bersih.

Meskipun seorang anak bangsawan, dia sering bergaul dalam lingkungan non-bangsawan

Tidak memilih teman.

 

Tugas ke-5 Hal 228

 

Kutipan Teks

Pokok Informasi

Tengkoe Amir Hamzah yang bernama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera, atau lebih dikenal hanya dengan nama pena Amir Hamzah (lahir di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Timur, Hindia Belanda, 28 Februari 1911 – meninggal di Kwala Begumit, Binjai, Langkat, Indonesia, 20 Maret 1946 pada umur 35 tahun) [a] adalah sastrawan Indonesia angkatan Poedjangga Baroe . Lahir dari keluarga bangsawan MelayuKesultanan Langkat di Sumatera Utara, ia dididik di Sumatera dan Jawa

Lahir di Tanjung Pura,langkat,Sumatra Timur,Hindia Belanda di kalangan bangsawan

Amir mulai menulis puisi saat masih remaja: meskipun karya-karyanya tidak bertanggal, yang paling awal diperkirakan telah ditulis ketika ia pertama kali melakukan perjalanan ke Jawa. Menggambarkan pengaruh dari budaya Melayu aslinya, Islam, Kekristenan, dan Sastra Timur, Amir menulis 50 puisi, 18 buah puisi prosa, dan berbagai karya lainnya, termasuk beberapa terjemahan. Pada tahun 1932 ia turut mendirikan majalah sastra Poedjangga Baroe. Setelah kembali ke Sumatera, ia berhenti menulis. Sebagian besar puisi-puisinya diterbitkan dalam dua koleksi, Njanji Soenji (EYD: “Nyanyi Sunyi”, 1937) dan Boeah Rindoe(EYD: “Buah Rindu”, 1941), awalnya dalam Poedjangga Baroe, kemudian sebagai buku yang diterbitkan.

Pada saat ia remaja ia mengembangkan bakatnya sebagai penulis.Karyanya menggambarkan pengaruh budaya Melayu aslinya,kekristenan,dan satra timur,dan beliau menulis lebih dari 160 tulisan.Dan ia turut mendirikan majalah sastra Poedjangga baroe dengan teman-temannya.

Puisi-puisi Amir sarat dengan tema cinta dan agama, dan puisinya sering mencerminkan konflik batin yang mendalam. Diksi pilihannya yang menggunakan kata-kata bahasa Melayu dan bahasa Jawa dan memperluas struktur tradisional, dipengaruhi oleh kebutuhan untuk ritme dan metrum, serta simbolisme yang berhubungan dengan istilah-istilah tertentu. Karya-karya awalnya berhubungan dengan rasa rindu dan cinta, baik erotis dan ideal, sedangkan karya-karyanya selanjutnya mempunyai makna yang lebih religius. Dari dua koleksinya, Nyanyi Sunyi umumnya dianggap lebih maju. Untuk puisi-puisinya, Amir telah disebut sebagai “Raja Penyair Zaman Poedjangga Baroe” (EYD:”Raja Penyair Zaman Pujangga Baru”) dan satu-satunya penyair Indonesia berkelas internasional dari era pra-Revolusi Nasional Indonesia.[1]

Dalam puisinya ia menggunakan bahasa melayu dan jawa sehingga ia dijuluki sebagai “Raja Penyair Zaman Poedjangga Baroe dan satu-satunya penyair Indonesia berkelas internasional

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, ia menjabat sebagai wakil pemerintah di Langkat. Namun siapa sangka, pada tahun pertama negara Indonesia yang baru lahir, ia meninggal dalam peristiwa konflik sosial berdarah di Sumatera yang disulut oleh faksi dari Partai Komunis Indonesia dan dimakamkan di sebuah kuburan massal.

Ia meninggal karena diculik oleh partai komunis Indonesia dan dihukum mati disana.

 

Tugas ke-6 hal 232

 

Cara Penggambaran Karakter Unggul Tokoh

Kutipan Biografi

Cara langsung

Tengkoe Amir Hamzah adalah seorang penyair Indonesia berkelas internasional. Tengkoe Amir Hamzah biasa dipanggil dengan sebutan “Tengku Busu”  ini telah menggagas penerbitan majalah Poedjangga Baroe

 

Tugas Ke-7 Hal 236

NO

Kutipan Teks

Analisis

1

Ia adalah sastrawan Indonesia angkatan Poedjangga Baroe dan Pahlawan Nasional Indonesia

a.Kata ganti digunakan adalah ia(kata ganti milik)yang divariasikan dengan penyebutan namanya Amir Hamzah

2

Amir mulai menulis puisi saat masih remaja meskipun karya-karyanya tidak bertanggal ,yang paling awal dipekirakan telah ditulis ketika ia pertama kali melakukan perjalanan ke Jawa.

a.Kata ganti digunakan nya dan ia

b.Kata kerja tindakan menulis

c.Kata hubung yang digunakan yang

d.Kata kerja pasif yang digunakan ditulis

 

3

Pada tahun 1932 ia turut mendirikan majalah sastra Poedjangga Baroe.

a.Kata kerja yang digunakan adalah ia

b.Kata sambung yang digunakan adalah  pada

 

 

Leave a Reply