ANALISIS PUISI ” AKHIR KEGELAPAN”

AKHIR KEGELAPAN

KARYA TANIA

 

Getar getir suar maut

 Menapaki sisa helaaan

 Ketika ia telah di kerongkongan

 Menarik sisa untuk melepas

 

                     Kala waktu telah tiba

                     segala cinta tak terucap

                     hanya diam terpaku menghitung noda,

                     yang nanti akan bercerita

                     entah kemana tiada yang tahu

 

kebajikan yang menentukan

sI kiri dan kanan yang menjawab

 meski tangisan pilu kian terucap

 berlari jauh dari bayang kelam

 

MAKNA PUISI :

 BAIT 1

    Menggambarkan kedatangan malaikat untuk mencabut nyawa umat manusia ,ketika seseorang bernapas tidak teratur dan terengah-engah ,bahwa kehidupan telah di ujung kematian maksudnya hendak menghembuskan napas terakhir.

 

 

BAIT 2

      Menggambarkan ajal telah menjemput maut ,tidak ada yang akan diperbuat lagi.menghitung amal buruk yang ia kerjakan menunjukkan amal buruk yang nantinya akan memperlihatkan perbuatan seseorang

BAIT 3

      Menggambaarkan seseoraang berada dalam kebingungan di alam kematian,kebaikan atau amal sholeh seseorang yang menentukan kehidupan selanjutnya,si kanan menggambarkan amal kebaikan si kiri menggambarkan amal keburukan yang akan memberikan kesaksian ,ketakutan seseorang ketika mempertanggung jawabkan perbuatannya ,seseorang yang ingin menghindari pahitnya kenyataan bahwa ia telah menuai karma.

·         UNSUR INTRINSIK PUISI

          TEMA :  maut di jemput atau nyawa di cabut

          AMANAT:  TERSIRAT {memberikan peringatan kepada kepada orang yang belum menempuh maut bahwa bahwa ketika ajal / maut itumenjemput seseorang dan mersakan kesakitan.

          Suasana : sedih

·         DIKSI :

– konotasi

Getar getir suara maut[Menggambarkan kedatangan malaikat untuk mencabut nyawa umat manusia]

          hanya diam terpaku menghitung noda [menghitung amal buruk yang ia kerjakan]

          kebajikan yang menentukan  [kebaikan atau amal sholeh seseorang yang menentukan kehidupan selanjutnya,]

          berlari jauh dari bayang kelam  [seseorang yang ingin menghindari pahitnya kenyataan bahwa ia telah menuai karma. ]

 

·         DENOTASI:

          Ketika ia telah di kerongkongan [bahwa kehidupantelah di ujung kematianmaksudnya hendak menghembuskan napas terakhir.]

          sI kiri dan kanan yang menjawab [si kanan menggambarkan amal kebaikan si kiri menggambarkan amal keburukan yang akan memberikan kesaksian]

 

 

·         IMAJI :

          Menapaki sisa helaaan [ketika seseorang bernapas tidak teratur dan terengah-engah]

          Menarik sisa untuk melepas [Ketika raga seseorang telah di cabut dan tidaK Kembali kepada raganya]

          meski tangisan pilu kian terucap [ketakutan seseorang ketika mempertanggung jawabkan perbuatannya]

 

·         GAYA BAHASA

 

          segala cinta tak terucap [tidak ada yang dapat di perbuat lagi]

          yang nanti akan bercerita [menenjukkan kepada amal buruk yang nanti akan memperlihatkan perbuatan seseorang ]

          meski tangisan pilu kian terucap [ketakutan seseorang ketika mempertanggung jawabkan perbuatanya]

Leave a Reply