Ahmad Aldi
X IIS 1
April
Karya Miranda Lisa Jr
Candaan di bulan ini terlalu
membuat tubuh ini kaku,
Sedetik sunyi sepi,
lalu air mata ini mengalir.
Tiap lekukan muka
tergores tinta bening,
membasuh saja,
seperti hembusan angin
tanpa jejak.
Lalu kau katakan ini lelucon ?
Saat aku tak mau menghadap,
perih perlahan.
Lebih baik bisu daripada gagap.
Memang bukan bulanku,
sungguh juga bukan bulanmu.
Hentikan, hentikan saja,
takkan ada tahun depan.
Entah mengapa?
Kau lakukan ini padaku,
sungguh menyakitkan
walaupun ini hanya sebuah lelucon.
Enyahlah kau April!
•Makna
Puisi ini menceritakan seseorang yang kecewa dan kesal karna perilaku yang diterimanya sudah keterlaluan. Pada puisi ini tokoh digambarkan sedih dan menangis karna lelucon yang menyakitkan. Kesedihan tokoh membuat ia tidak dapat berkata dan diam, ia juga bertanya mengapa ini terjadi. Kekesan tokoh memuncak hingga ia mengusir bulan dimana kejadian tersebut terjadi.
•unsur instrinsik
1. Tema : kekecewaan
2. Suasanya : menyedihkan
3. Unsur imaji :
1. Pencitraan gerak
“Candaan di bulan ini terlalu
membuat tubuh ini kaku,”
2. Pencitraan penglihatan
“Tiap lekukan muka
tergores tinta bening,
3. Pencitraan perasaaan
“Saat aku tak mau menghadap,
perih perlahan
4. Unsur simbol/lambang :
1. “Sedetik sunyi sepi”
Maknanya diam sebentar
2. “Tiap lekukan muka”
“tergores tinta bening,”
Maknanya seluruh wajah dipenuhi air mata
3. “seperti hembusan angin”
“tanpa jejak.”
Maknanya tidak terlihat dan tidak meninggalkan bekas
4. “Lebih baik bisu daripada gagap.”
Maknanya lebih baik diam daripada berbicara yang susah dipahami
5. “takkan ada tahun depan.”
Maknanya tidak akan terulang lagi
5. Gaya bahasa : gaya bahasa yang digunakan sulit dipahami
6. Amanat : amanat yang disampaikan yaitu jangan
bercanda dengan berlebihan
•unsur ekstrinsik
Profesi : siswa/pelajar