Nama : Violanda Faisal
Kelas : X MIPA 7
Batas Pertemuan Kita
di Tepi Dermaga Ini
Pergilah,
ombak berlari mengejar deritamu
bila sampai di tepi
jadilah perempuan melayu
selalu membawa mukenah
dalam sunyi subuh
kibarkan semangat
ditiang hatimu
disini,
dirantau jauh itu
orang-orang kadang mengabarkan dusun
:nama dan jenis jasad saja
batas pertemuan kita
di batas dermaga ini
kau kulepas
seperti melepas anak panah
jaga asal lahirmu baik-baik
Makna Puisi :
Puisi “Batas Pertemuan Kita di Tepi Dermaga Ini” bermakna tentang perpisahan.Menceritakan perpisahan seseorang dengan perempuan yamg pergi merantau ke negeri seberang.Seseorang ini mengingatkan perempuan tersebut agar tetap menjadi wanita baik-baik dan selalu menjaga aurat dan agamanya.Selalu semangat dan ingat bahwa dirantau orang, orang hanya mengenal kita dari nama dan jenis kelamin saja.Dan ingat selalu jaga nama baik dari kampung halaman kita.
Unsur Intrinsik :
a. Tema yaitu ide, pokok pikiran, gagasan atau hal yang hendak dikemukakan oleh penulis baik secara tersirat maupun tersurat. Tema yang di angkat pada puisi di atas adalah Perpisahan.
b. Amanat yaitu pesan yang mendorong penyair menulis. Pada puisi di atas terdapat amanat yang tersirat yaitu Walaupun kita di negeri orang jangan pernah terpengaruh akan budaya yang ada disana, tetap selalu melakukan budaya di kampung halaman kita dan jangan sesekali membuat malu kampung halaman kita.
c. Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Misalnya rendah hati, menggurui, mendikte, persuasif,dan lain-lain. Pada puisi di atas menggunakan nada rendah hati yang terdapat pada kutipan
“Pergilah,
ombak berlari mengejar deritamu
bila sampai di tepi
jadilah perempuan melayu
selalu membawa mukenah
dalam sunyi subuh”
d. Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi, yaitu tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana.
e. Citraan (pengimajian), yaitu gambar-gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indra penglihatan).
f. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi di atas pemilihan kata oleh penyair sangat cermat dengan mengibaratkannya seperti pada kutipan
“batas pertemuan kita
di batas dermaga ini
kau kulepas
seperti melepas anak panah
jaga asal lahirmu baik-baik”
g. Kata konkret (imajinasi), yaitu penggunaan kata-kata yang tepat (diksi yang baik) atau bermakna denotasi oleh penyair.
h. Gaya bahasa (majas, figuratif language), yaitu bahasa kias yang menimbulkan makna konotasi tertentu. Puisi “Batas Pertemuan Kita di Tepi Dermaga Ini” menggunakan bahasa konotasi atau bahasa yang memiliki makna yang bukan makna sebenarnya.
2. Unsur Ekstrinsik
1) Latar belakang. Puisi di atas merupakan gambaran supaya dimanapun kita berada jangan sampai terpengaruh dengan budaya tersebut dan tetap selalu memakai budaya kita.
2) unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat, budaya, dan lain-lain. Unsur nilai pada puisi “Batas Pertemuan Kita di Tepi Dermaga Ini” adalah budaya, yang terdapat dalam kutipan
“jadilah perempuan melayu
selalu membawa mukenah
dalam sunyi subuh”