Bis yang bisa masuk mushalla&tukang roti

 

           Bis Yang Bisa Masuk Mushalla

 

Pada suatu pagi yang cerah, Andi menanyakan sebuah tebak-tebakan kepada Jono. Entah dari mana tebak-tebakan itu ia peroleh. 

Andi : “Jon, bis apa yang bisa masuk ke telinga?”
Jono : “Bisul”
Andi : “Betul, terus bis apa yang bisa masuk mushalla?”
Baru sejenak Jono berpikir dan belum sempat menjawab, Andi langsung menjawabnya sendiri.
Andi : “Bismillah dong, jon!”
Jono : “Oh iya benar, pintar kamu ndi”


Bagian-bagian struktur teks diatas : 

  1. Abstraksi : Pada suatu pagi yang cerah
  2. Orientasi : Andi menanyakan sebuah tebak-tebakan kepada Jono
  3. Krisis : Bis apa yang bisa masuk mushalla?
  4. Reaksi : Bismillah dong, Jon!
  5. Koda : Oh iya benar, pintar kamu ndi

                               Tukang Roti

 

      Suatu hari ada tukang roti lewat, terus teman gue congli manggil, lalu tukang roti itu pun nyamperin kami yang lagi duduk-duduk santai di taman depan rumah. 

Congli : “Roti apa aja yang ada, bang?”
Tukang Roti : “Macam-macam, dek.”
Congli : “Yang ini roti rasa apa bang?”
Tukang Roti : “Yang ini nanas.”
Congli : “Kalo yang ini?”
Tukang Roti : “Ini mah kelapa dek.”
Congli : “Kalo yang ini roti rasa apa bang?”
Tukang Roti : “Kalo yang ini rasa srikaya dek.”
Congli : “Terus, rotinya yang mana bang? Dari tadi kok sebutin buah-buahan melulu, emangnyaabang jual buah apa roti? Kalo kayak gini gue gak jadi beli deh.
Tukang Roti : “
Seketika itu tukang roti pun mendadak pingsan.

Bagian-bagian struktur dari teks diatas :

  1. Abstraksi : Suatu hari ada tukang roti lewat
  2. Orientasi : Temen gue congli manggil
  3. Krisis : Terus rotinya mana bang? Dari tadi kok sebutin buah-buahan melulu, emangnya abang jual buah apa roti? Kalo kayak gini gue gak jadi beli deh.
  4. Reaksi : Tukang roti pun pingsan
  5. Koda : Seketika itu tukang roti pun mendadak pingsan

Leave a Reply