Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Dodi di ajak cari sarapan,lalu mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir. Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : “Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?! “
Allan :” Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku biasa bikin Undang-undang kok…!, jawab nya santai.. “
Dodi :” Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?! “
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi :” Mengapa meminggir?! “
Allan :” Mau menjawab pertanyaanmu!!, “jawabnya ketus.
Dodi : “Mengapa harus meminggir?! “
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata):” Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas… “
Dodi :” Oh…!!!”
Struktur Anekdot Bikin UndangUndang :
Abstraksi : Alan yang menyopir mobil dan melakukan sebuah pelanggaran
Orientasi : Dodi dan sepupunya Alan mencari sarapan naik mobil
Krisis : Alan menerobos lampu merah yang menyala, Dodi langsung bertanya “lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!”
Reaksi : Alan berkata “ tenang saja, di Negara ini aku bisa bikin undang-undang kok ! dengan cara, (dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
5. Koda : Dodi menjawab “ Oh….!!!”
Ciri-ciri kebahasaan:
Kata kias/konotasi:” Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku biasa bikin Undang-undang kok…!, jawab nya santai.. “
kalimat sindiran: :” Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus Pemerintah?! “
konjungsi:1.temporal(waktu)”… lalu mereka naik mobil…”
2.sebab/akibat:”…maka itu Dodi menegor sepupunya itu.: “
Pesan moral:-Tidak semua hal yang bisa dibayar dengan uang
–
Presiden dan Burung Beo
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari
sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah
tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo
terdengar berulang-ulang.
Ciri Kebahasaan
Kalimat Sindiran: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
Konjungsi:
Temporal(waktu): – Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
Pesan Moral:- jika kita memiliki suatu tujuan, kita harus fokus dengan tujuan tesebut, jangan membagi fikiran kita dengan tujuan yang lain(bercabang-cabang)
KELOMPOK III
-KETUA : HARI OKTAPIENDI
-SEKRETARIS: MAYA PATRICIA CHANDRA
-BENDAHARA: SUCI SAKTIA NANDA
-ANGGOTA:-INEY PIVE FRISKY
-HANIF AL-FATAH
-NIA YULIANTI