Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
“Empat kali tujuh adalah dua puluh delapan,”kata Orang yang satunya.
“Empat kali tujuh adalah dua puluh tujuh,”kata seseorang yang satunya lagi.
Dua orang itu pada akhirnya bertengkar hebat.Warga menyaksikan menjadi jengkel.Keduanya akhirnya dibawa menemui hakim setempat.
Hakim memerintahkan agar orang yang pertama dipenjara.Orang itu berteriak memprotes,”Loh,kok saya?Dimana salah saya?Omongan sayakan benar Pak Hakim.Empat kali tujuh adalah dua puluh delapan.Iya kan?
“Kamu itu justru sangat bodoh,”kata hakim itu dengan tenangnya,”Sampai mau-maunya bertengkar dengan seseorang yang tolol,yang mengatakan bahwa empat kali tujuh adalah dua puluh tujuh.Bukankah kamu yang seharusnya dihukum?”
Orang itu akhirnya mengangguk setuju dan mengakui bahwa hakim benar”.
1.Abstrak dari kutipan teks anekdot diatas adalah “Empat kali tujuh adalah dua puluh delapan,”kata orang yang satunya.”Empat kali tujuh adalah dua puluh tujuh,”kata seseorang yang satunya lagi.
2.Orientasi dari kutipan teks anekdot diatas adalah Dua orang itu pada akhirnya bertengkar hebat.Warga yang menyaksikan menjadi jengkel.Keduanya dibawa menemui hakim setempat.
3.Krisis dari kutipan teks anekdot diatas adalah Hakim memerintahkan agar orang pertama dipenjara.Orang itu berteriak memprotes,”Loh,kok saya?Dimana salah saya?Omongan saya kan benar Pak Hakim.Empat kali tujuh adalah dua puluh delapan.Iya kan?
4.Reaksi dari kutipan teks anekdot diatas adalah “Kamu justru sangat bodoh,”kata hakim itu dengan tenangnya.”Sampai mau-maunya bertengkar dengan seseorang yang tolol yang mengatakan bahwa empat kali tujuh adalah dua puluh tujuh.Bukankah kamu yang seharusnya dihukum?”
5.Koda dari kutipan teks anekdot diatas adalah Orang itu akhirnya mengangguk setuju dan mengakui bahwa hakim benar.
Teks anekdot diatas menggunakan kalimat sindiran antonim dan kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan.
*Kalimat sindiran antonim yang terdapat pada teks anekdot diatas adalah:”Kamu justru sangat bodoh”
*Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan yang terdapat pada teks anekdot diatas ialah “Sampai mau-maunya bertengkar dengan seseorang yang tolol.artinya:kenapa mau-maunya bertengkar dengan seseorang yang tolol,kalau sudah tau jawabannya sendiri.