Nama : R.A Arni Putri
Kelas : X IIS 2
Mata Pelajaran : B.indonesia mengenai Puisi
Hari Esok
Karya Cahya Kamila
Aku berangan dalam emas dan kamila
Layaknya scenario patah hati.
Kita beriring di bawah sinarnya,
Sedetik saja, lali kau menghilang.
Aku terbangun bersama bulir indraku
Dan menghembus napas sesak,
Menyadari,
Tak satu pun yang memastikan hari esok.
Aku akan menggenggammu
Seolah takut kehilanganmu,
Karena kita takkan pernah tahu
Kapan akan kehabisan waktu.
Dalam sekejap mata,
Hanya sebuah bisikan asap.
Kau bisa kehilangan segalanya
Karena tak satu pun menjanjikannya,
Juga asaku.
Analisis :
1. Unsur intrinsik
– Tema : perjalanan yang tak pasti. “Tak satu pun yang memastikan hari esok”.
– Rasa : bingung dan gelisah, lantaran belum adanya kepastian untuk masa mendatang. “Karena kita takkan pernah tahu, kapan akan kehabisan waktu”.
– Nada : nada yang digunakan sedang.
– Amanat : Pada puisi ini terdapat pesan bahwa kita harus cepat menyadari atau berusaha memikirkan tentang segala sesuatu yang akan terjadi atau kita perbuat dimasa mendatang, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. “Karena tak satu pun menjanjikannya, juga asaku”.
– Imajinasi : tentang perasaan, puisi ini menggambarkan perjalanan rasa yang tak pasti. Mengisahkan romansa perasaan yang diambang kebingungan dan kegelisahan, karena tidak tahu apa yang akan terjadi.
2. Unsur ekstrinsik
– Unsur biografi
Unsur biografi ini adalah latar belakang pengarang. Latar belakang cukup berpengaruh dalam pembuatan puisi. Bisa jadi pengarang membuat puisi ini dengan dasar rasa kebingunan. “Tak satu pun yang memastikan hari esok”.
– Unsur sosial
Unsur sosial sangat erat kaitannya dengan kondisi sekitar ketika puisi dibuat. Bisa jadi pada saat puisi ini dibuat, pengarang sedang dalam keadaan kebingungan dan gelisah lantaran tidak tahukapan masanya akan datang. “Karena kita takkan pernah tahu, kapan akan kehabisan waktu”.
– Unsur nilai
Unsur nilai dalam puisi meliputi unsur yang berkaitan dengan pindidikan, seni, ekonomi, politik, sosial budaya, adat-istiadat hukum, dan lain-lain. Nilai yang terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga sangat mempengaruhi baik atau tidaknya puisi.
3. Makna dari puisi diatas:
Hari Esok
Aku berangan dalam emas dan kamila
Layaknya scenario patah hati.
Kita beriring di bawah sinarnya,
Sedetik saja, lalu kau menghilang.
Aku terbangun bersama bulir indraku
Dan menghembus napas sesak,
Menyadari,
Tak satu pun yang memastikan hari esok.
Makna :
Aku (Pengarang) bermimpi tentang hal yang berharga dan mempesona
Ibarat alur cerita yang telah remuk.
Kita melangkah bersama dibawah cerahnya masa mendatang,
Lalu dalam sekejap impianku menghilang.
Aku tersadar bersama setiap aliran pengetahuan
Sadar, bahwa belum ada kepastian untuk masa mendatang.
Aku akan menggenggammu
Seolah takut kehilanganmu,
Karena kita takkan pernah tahu
Kapan akan kehabisan waktu.
Makna :
Memberikan kenyamanan sebagai alasan untuk menahan
Karena takut kehilangan,
Kita tak pernah tahu
Kapan masanya akan berakhir atau mati.
Dalam sekejap mata,
Hanya sebuah bisikan asap.
Kau bisa kehilangan segalanya
Karena tak satu pun menjanjikannya,
Juga asaku.
Makna :
Sebab, dalam satu kedipan mata,
Hasutan yang tak tampak
Dapat menyababkan semuanya hilang
Karena tidak ada hal yang bisa memberikan kepastian,
Termasuk diriku.