Kamu tentu pernah mendengar sebuah wawancara dari radio, televisi, atau secara langsung dari seorang wartawan, bukan? Wawancara yang kamu dengarkan akan lebih bermakna apabila kamu dapat memahami isi pokok wawancara tersebut.
1. Pengertian Wawancara
Wawancara merupakan salah satu kegiatan berbahasa dalam bentuk tanya jawab untuk mencari informasi atau data-data kepada narasumber secara lisan.
Narasumber adalah orang yang dipilih karena keahliannya, kepandaiannya, dan lebih paham mengenai topik yang diangkat dalam wawancara. Kali ini, kamu akan berlatih untuk mendengarkan sebuah wawancara, kemudian merangkum isi dan informasinya. Lantas bagaimana caranya? Mari kita pelajari bersama!
2. Merangkum Hasil Wawancara
Hasil laporan wawancara dapat kamu rangkum dengan baik, asalkan kamu memahami langkah-langkahnya.
Langkah-langkah merangkum hasil wawancara antara lain sebagai berikut.
a. Tulislah dahulu identitas narasumber dan si pewawancara.
b . Simaklah dengan saksama penjelasan narasumber.
c. Pahamilah pokok-pokok informasi yang penting dari narasumber. Biasanya informasi pokok tersebut diucapkan narasumber dengan tekanan lambat namun jelas. Oleh karena itu, kamu harus jeli ketika menyimak.
d. Buatlah pokok-pokok garis besar informasi wawancara menjadi kerangka uraian informasi.
e. Dari kerangka tersebut kembangkan menjadi bentuk rangkuman wawancara yang informatif, jelas, dan mudah dipahami orang lain.
3. Bentuk-Bentuk Laporan Wawancara
Bentuk penulisan laporan hasil wawancara ada tiga macam. Bentuk tersebut adalah bentuk penulisan dialog, bentuk uraian, dan bentuk gabungan (dialog dan uraian). Bentuk dialog adalah bentuk yang mempertahankan keaslian dari kalimat pertanyaan dan kalimat jawaban dari narasumber.
Bentuk uraian adalah
Bentuk yang berupa naratif dari narasumber. Penulis harus pandai mendeskripsikan seluruh jalannya wawancara. Bentuk gabungan (dialog dan uraian) merupakan bentuk yang sering digunakan dalam laporan berita. Bentuk laporan jenis ini, penulis menampilkan sesuai keadaan asli dalam bentuk langsung.
Contoh Wawancara
Lely Tobing
Air Putih dan Senam Otak (Brain Gym). Sukses menerapkan brain gym(senam otak) pada Marco anaknya, Lely lalu menerapkannya di Twinkly Stars sejak 2005.
‘’Waktu saya terapkan ke anak saya dan ternyata jalan, saya pikir, untuk anak-anak usia dini mungkin akan sangat membantu, saya bilang sama guru-guru, yuk kita coba,’’ ujar pemilik nama lengkap Lely Aromawati Tobing ini.
Anda telah berkeliling ke banyak kota di Indonesia memberikan pelatihan brain gym.Bagaimana pengalaman Anda?
Pengalaman saya, yang pasti ibu-ibu kelihatannya antusias. Memang pesertanya ibu-ibu usia 28-35 tahun. Ada yang lebih muda, tapi tidak banyak. Ada juga beberapa peserta yang ikut terus. Ini kan berpindah-pindah, itu datang terus. Saya senang. Tapi, saya selalu katakan di akhir acara, karena keterbatasan waktu, saya bilang, ada kok bukunya. Yang penting saya bagikan kepada mereka tipsnya. Lakukan berulang-ulang, jangan dipaksakan.Lakukan dengan nyaman, dengan rileks.Toh, intinya lebih pada waktu yang berkualitas dengan anak. Dan, itu sudah saya terapkan ke anak saya.
Anda belajar brain gym di mana?
Teman saya yang menganjurkan saya memakai brain gym untuk anak saya Marco, sekolahnya juga baru menerapkan brain gym.Akhirnya saya ikut work-shopnya. Kebetulan workshop itu dilakukan di Jakarta, tapi di-organisir oleh institusi dari luar negeri. Ini pun tidak selalu ada. Kadang-kadang, kalau kita mau memperdalam ilmu kita, harus ke Australia, ke Singapura, untuk mendukung brain gym ini. Terus, saya terapkan ke anak saya. Pokoknya sebelum belajar kita lakukan dulu, habis itu belajar.
Saat diterapkan ke anak Anda, bagaimana hasilnya?
Instan, langsung saya lihat. Fokusnya membaik, terus untuk hafalan saya tanya, dia bisa jawab. Tapi, tidak bisa dua jam. Saya lihat mulai blank lagi, saya lakukan lagi. Saya ulang lagi proses itu. Nanti dia akan membaik untuk jangka waktu tertentu.
Tapi, kan lewat dua jam anak Anda tak bisa fokus lagi?
Tidak sampai dua jam. Kadang-kadang kurang, kalau dia lagi capek atau tidak terlalu suka dengan pelajarannya. Tapi, kan tidak ada pilihan. Pelajaran itu semua harus dihadapi. Jadi, saya harus ulang lagi, mungkin 3-4 kali dalam waktu dua jam itu. Saya selalu siapkan air putih, karena dua per tiga dari tubuh kita mengandung air kan . Jadi, air putih itu bisa menambah energi, paling tidak bisa mengantar energi lebih cepat ke anak, jadi rileks. Itu saya biasakan. Tidak boleh minum teh manis, teh botol. Air putih, selama dia belajar.
Anda sudah memiliki berapa gerakan
brain gym ini?
Brain gym ini sebenarnya juga ilmu terapan dari beberapa bidang ilmu, salah satunya dari Jin Shia Tsu. Itu ilmu pengobatan Timur. Mulanya lebih concern membantu anak-anak yang kesulitan dalam belajar. Misalnya,
kenapa anak tidak bisa fokus, tidak bisa konsentrasi. Dari situlah baru dikembangkan metode ini.
Nah, di Twinkly Stars Early Childhood Centre, kami kembangkan lagi. Jadi, kami tidak menyebutnya hanya
brain.
Setelah menerapkannya di Twinkly Stars, bagaimana respons para orang tua siswa?
Karena brain gym ini kita terapkan di sekolah dari tahun 2005, semenjak saya mengambil kursus, mereka sendiri bisa melihat bahwa anak-anaknya yang usia 4-6 tahun enjoy melakukannya. Ada yang mengajari orang tuanya.