puisi kartini

KARTINI

Karya Rosi Sriwahyuni

 

Kelembutan bukan lemahku.

Ketulusan bukan banggaku,

Bukan minta pujian,

Tidak ingin hinaan,

Tak harap lukai.

 

Wahai kartiniku,

Indahnya cintamu,

Cipta pilar keadilan bangsa

Walau pandang bukan untukmu,

Namun tegar selimutimu

 yang tak mampu berdiri.

 

Kaulah insan cahaya,

Tak luput dari noda,

Tapi bukanlah mainan,

Tak butuh rayuan.

Derita dihadapi,

Genggam kemerdekaan di tangannya.

 

 

MAKNA PUISI

 

            Pada bait pertama penulis menceritakan tentang kelembutan dari seorang kartini bukanlah menjadi lemahnya, dia selalu memperjuangkan kaum wanita dengan tulus, dan tidak ingin ada imbalan atas jasanya tersebut.

           

            Pada bait kedua penulis menceritakan tentang cita-cita kartini yang begitu mulai yang ingin mengangkat derjat wanita, dia selalu tegar dalam setiap perjuangannya agar kaum wanita mendapatkan perlakuan yang bijak.

 

            Pada bait ketiga menceritakan R.A Kartini adalah sebuah contoh panutan bagi setiap wanita, dia hanyalah seorang wanita biasa yang tak luput dari dosa.

 

Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik dalam Puisi

 

1.      Unsur Instrinsik

 

a.      Tema yaitu ide, pokok pikiran, gagasan atau hal yang hendak dikemukakan oleh penulis baik secara tersirat maupun tersurat. Puisi diatas bertemakan perjuangan yaitu, perjuangan dari kartini dalam menegakan hak-hak wanita.

 

b.      Amanat yaitu pesan yang mendorong penyair  menulis. Amanat dalam puisi diatas yaitu semangat perjuangan yang tak mengenal lelah walaupun banyak derita yang dihadapi.

 

c.       Perasaan yaitu sikap pengarang terhadap tema dalam puisinya. Pada puisi ini terdapat perasaan haru dan bangga.

 

d.      Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Misalnya rendah hati, mendikte, menggurui, persuasif dan lain-lain.

 

e.      Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi, yaitu tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana.

 

f.        Citraan (pengimajian), yaitu  gambar – gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambarn pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambarn pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indra penglihatan). .

 

g.      Diksi yaitu, pemilihan kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi di atas kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi diatas kata- kata yang dipilih penulis tepat berdasarkan tema yang diangkat.

 

h.      Kata konkret (imajinasi) yaitu penggunaan kata-kata yang tepat ( diksi yang baik) atau bermakna denotasi oleh penyair.

 

i.        Gaya bahasa (majas, figuratif language) yaitu bahasa kias yang menimbulkan makna konotasi tertentu.

 

2.      Unsur Ekstrinsik 

 

a.      Unsur biografi, yaitu latar belakang atau riwayat hidup penulis.

 

 

b.      Unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat, budaya, dan

lain-lain.

 

 

c.       Unsur kemasyarakatan, yaitu situasi sosial ketika puisi itu dibuat.

 

 

 

 

Leave a Reply