RESENSI
Identitas Buku:
Judul :Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Moderasi, Keutamaan dan Kebangsaan
Penulis :Zuhairi Misrawi
Penerbit :Kompas
Tempatterbit : Jakarta
Tahunterbit : 2010
Jumlahhalaman : XXX + 374 hlm; 14 cm x 21 cm
Rangkuman isi buku
HADRATUSSYAIKH HASYIM ASY’ARI merupakansalahseorangulamaislam paling terkemuka di republikini. Jasanyasangatbesardalammembumikanpandangankeagamaan yang moderat, persaudaraan di tengah-tengahumat, dankemerdekaandaripenjajahan. Sebabitu, para ulamamemberinyagelarHadratussyaikh, yang artinyamahaguruataumahaulama. Bersamasejumlahulamaterkemukalain, HasyimAsy’arimendirikanNahdlatulUlama (NU) padatanggal 31 Januari 1926, sebagaitonggakgerakanmoderat yang menggabungkangagasankeumatandengan ide kebangsaan. Hinggadetikini, NU berada di gardaterdepandalammengawalPancasiladan UUD 1945 untuk Negara KesatuanRepublik Indonesia.
Dalamkehidupankontemporer, pandangan al- Ghazalitersebutsemakinrelevan. Sebab, sebagiankecildarikelompokkeagamaanmeyakini agama tanpailmu. Merekamenjadikan agama sebagaielanpolitik. Celakanya, merekamemahami agama sebagaipahamotoriterdanmenggunakannyadengancara-cara yang anarki. Semuaitudilakukankarenamerekatidakmempunyaipemahaman yang bersifat detail dankomprehensifterhadap agama. Menurut Khaled Abou el Fadldalam The Great Theft: Reclaiming Islam From Extremists, merekaadalahkelompok yang menolakpehamanakademisdanrasionalterhadap Islam. Merekamenjadikan agama sebagaitemengkekuasaandenganmengklaimsebuahkebenaranabsolut.Kelompok yang mempopulerkan ide tersebutadalahkalanganWahabi. Merekamenolakintelektulisme, mistisisme, danrasionalisme. Kelompokinimudahmengafirkandanmenyalahkankelompok lain. Bukanhanyaitu, merekajugamenghabiskanpembunuhanterhadapmereka yang dianggapkafir/murtad.
Menurut Khaled, salahsatukesalahan fatal kelompokiniadalahkarenamerekamemahami agama tanpailmudanpahamkeagamaan yang kuat. Bahkan, merekacenderungmengabaikankhazanahklasik, itu pun semata-matadalamrangkamembenarkanpandanganmerekasemata. Diantaranya, saatmerekamenggunakankitab-kitab yang ditulisolehIbnuTaimiyah, IbnQayyim al-Jawziyah, Imam al-Syawkani, dan Imam al-Shan’ani, merekahanyamengambilpandangan yang memperkuat ideology merekamengabaikanpandangan lain yang lebihterbukadantoleran.