Resensi Novel London Love Story
ARTI CINTA DARI NEGERI RATU ELIZABETH
Judul buku : London Love Story
Penulis : Tisa TS
Penulis pendamping : Stanley Meulen
Penyunting : M. Kahfie Julianto
Penerbit : Loveable
Tahun terbit : Desember 2015
Tebal buku : 192 halaman, 12,7 x 20.5 cm
ISBN : 978-602-72989-7-2
“Buka hatimu jika kamu ingin dicintai”
“Cinta bukanlah cinta jika ia menyerah”
“Satu-satunya kesalahanku adalah tetap mencintaimu setelah kamu pergi”
“Jatuh cinta adalah saat kita memberi seseorang kekuasaan untuk meyakiti kita, tapi kita percaya ia tidak akan menyakiti kita”
“Terkadang seseorang ditakdirkan ada dalam hati kita tapi tidak dalam hidup kita”
“Butuh dua hati untuk saling jatuh cinta, meski satu hati untuk menghancurkannya”
“Setiap satu pintu hati tertutup, maka pintu hati lain akan terbuka”
“Hal yang paling menyakitkan, saat orang yang kita cintai mengharapkan cinta orang lain”
“Aku bahagia untukmu, meski bukan aku bahagiamu”
“Kadang orang yang kita cintai dengan orang yang mencintai kita, bukan orang yang sama”
“Persahabatan bukan dinilai lamanya waktu. Tapi, besarnya pengorbanan yang tak mengenal waktu”
Begitulah sebelas dari dua puluh kutipan tentang cinta yang terdapat pada setiap bab dalam novel London Love Story karya dari penulis skenario FTV dan sinetron terkenal yang ada di Indonesia, Tisa TS, yang telah berhasil membuat pembacanya terbawa perasaan seolah-olah ikut larut dalam kegalauan ceritanya. Mengusung tema cinta masih diterapkan penulis dalam membuat novel ini. Cinta memang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Setiap hari kita mendapatkan cinta, cinta dari orang tua, cinta dari saudara, cinta dari sahabat, dan mungkin cinta dari orang yang kita anggap special yang ada dalam hidup kita (kekasih). Hal itulah yang ingin diangkat dalam novel ini oleh penulis. Novel ini adalah novel keduanya setelah novel Magic Hour yang sudah diangkat ke dalam film juga dan berhasil meraih sekitar 800.000 lebih penonton dalam waktu dua bulan itu saat Agustus 2015. Dan, pada tanggal 4 Februari 2016 nanti film London Love Story siap tayang di seluruh bioskop Indonesia. Ya, seperti novel Magic Hour, London Love Story menghadirkan cerita tentang cinta, letak perbedaannya adalah latar tempatnya, Magic Hour latarnya Indonesia dan London Love Story latar ceritanya London. Namun, siapa sangka akhir cerita dari novel ini sangat diluar dugaan kita.
Novel ini bercerita tentang empat mahasiswa Indonesia yang berkuliah di London. Mereka adalah Caramel, Dave, Bima, dan Adelle. Caramel adalah gadis dari keluarga sederhana yang berhasil meraih cita-citanya untuk berkuliah di London, Inggris. Caramel hidup berdua bersama ibunya yang tinggal di Jakarta, ayah Caramel sudah lama meninggal. Ia berjuang keras untuk hidup di London, meskipun sibuk kuliah, namun Caramel juga bekerja paruh waktu di salah satu kedai pizza yang berada di kota. Ya, Caramel adalah gadis yang mandiri, cantik, ceria dan manis. Tubuhnya tidak terlalu tinggi namun selalu terlihat cantik dengan model berpakaiannya yang sangat menarik khas perempuan London. Tak ada yang tahu, di balik keceriannya, Caramel menyimpan kesedihan yang terdalam, tentang mantan pacarnya, namun Caramel selalu berhasil menyembunyikan kesedihan itu di depan teman-temannya, termasuk Bima, yang sudah lama memendam perasaan kepadanya.
Bima adalah sosok teman sejati bagi Caramel, dia baik, pengertian, perhatian, suka membuat kejutan, namun kadang suka membuat kesal karena tingkah spontannya yang membuat Caramel menjadi bingung sekaligus bimbang. Bima, lelaki bertubuh besar dan tegap selalu mencoba mendekati Caramel, namun Caramel tidak meresponnya dengan baik, karena satu alasannya yaitu mantan pacarnya.
Di tempat lain, ada lagi sosok laki-laki Indonesia yang berkuliah di London bernama Dave. Dia kaya, tampan, dan menjadi idaman setiap wanita. Hidupnya sangat glamour dan mewah. Pada suatu hari, Dave mengahadiri pesta ulang tahun temannya yang juga berasal dari Indonesia bernama Bayu di salah satu klub ternama yang ada di London. Dave tak lama berada di pesta itu, ia langsung bergegas pulang, dan menggas mobilnya menyusuri jalanan kota London yang terang. Namun, di tengah perjalanan Dave terkejut melihat seorang wanita dengan pakaian gaun pengantin putih yang sedang berada di pinggir Tower Bridge, jembatan terkenal yang berada di London, karena penasaran, Dave meminggirkan mobilnya ke sisi jembatan. Tapi, Dave lebih terkejut lagi ketika wanita tersebut mulai memanjat jembatan ingin bunuh diri, karena penasaran Dave segera menghampiri wanita itu. Ternyata wanita itu berasal dari Indonesia juga, Dave mencegah usaha bunuh diri dengan menakuti-nakuti wanita itu. Tetapi, wanita itu tetap saja ingin loncat, ia sempat tergelincir namun bisa ditolong oleh Dave. Mereka pun berkenalan, dan akhirnya Dave tahu siapa wanita itu, namanya Adelle. Tiba-tiba Adelle jatuh pingsan dan Dave membawanya ke apartemennya.
Seperti biasa, Caramel bekerja paruh waktu di kedai pizza, ia membuat pizza dan berjaga di kasir pembayaran, dan tiba-tiba Bima muncul membawa boneka lucu untuk member kejutan pada Caramel, lagi dan lagi Bima berusaha untuk mendekati Caramel. Bima memang tidak pantang menyerah untuk bisa mendapatkan hati Caramel, pada saat itu Bima ingin menngajak Caramel jalan-jalan, awalnya Caramel menolak, namun karena tingkah Bima, akhirnya Caramel mengiyakan ajakan Bima.
Di dalam apartemen Dave, Adelle belum sadarkan diri. Dave masih menjaga Adelle, beberapa saat kemudian akhirnya Adelle tersadar dan kaget bukan main ketika melihat Dave. Dari pertemuannya dengan Dave, diketahui Adelle beniat bunuh diri karena gagal menikah dengan kekasihnya yang berasal dari London, karena putus asa ia nekat bunuh diri. Adelle berkata pada Dave bahwa ia tidak punya siapa-siapa di London, karena baik hati akhirnya Dave mengizinkan Adelle untuk tinggal sementara di apartemnnya. Namun, hal itu justru membawa petaka bagi Dave. Sikap Adelle yang manja dan ceroboh dibawa ketika ia tinggal di apartemen Dave. Apartemnnya seperti kapal pecah, berantakan sejak ditinggali oleh Adelle, melihat hal itu Dave kesal pada Adelle dan pergi dari apartemennya.
Adelle pergi dari apartemen Dave dengan membawa uang yang diberikan Dave kepadanya, ia membeli baju kemudian menelpon seseorang di telepon umum. Bima datang dengan kekhawatirannya melihat Adelle, ya Bima dan Adelle ternyata berteman lama, dan Bima mengingatkan Adelle untuk tidak bunuh diri lagi. Sudah satu jam Caramel menunggu, kedatangan Bima dan akhirnya Bima dating bersama Caramel. Adelle dan Caramel berkenalan, dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka berdua akrab, sampai-sampai mereka lupa ada Bima bersama mereka. Adelle dan Caramel bersahabat dengan baik. Setelah jalan-jalan bersama Bima dan Adelle, Caramel bergegas pulang, namun di tengah perjalannya, ada seorang pria tak sengaja menabraknya. Pria tersebut ternyata mempunyai hubungan dengan masa lalu Caramel yaitu mantan pacarnya. Pria asing itu memanggil Caramel dengan sebutan Kara, sama seperti mantan pacarnya. Mendengar ucapan pria itu Caramel langsung pergi meninggalkan pria itu, da ternyata pria itu adalah sahabat mantan pacar Caramel.
Seolah membuka luka lama, Caramel mengingat masa-masa indah bersama mantan kekasihnya sewaktu mereka masih di Pulau Bali. Semua berjalan dengan mulus dan indah sampai pada akhirnya Caramel mengetahui fakta bahwa ternyata mantan kekasihnya sudah merencanakan pernikahan dengan wanita selain dirinya. Tanpa berpikir panjang, Caramel langsung menghilang dan pergi dari kehidupan mantan kekasihnya. Caramel sedih, tak menyangka mantan kekasihnya ada di London juga dan Caramel pun berniat untuk kembali ke Indonesia secepatnya.
Di dalam apartemen Dave, Dave dan Adelle bertengkar hebat karena Dave tidak tahan dengan sikap Adelle, mendengar amarah Dave, Adelle pun pergi sambil menangis keluar apartemen Dave. Saat itu sedang turun hujan, karena tidak tega Dave mencari Adelle dan berhasil kemudian Dave meminta maaf kepada Adelle dan membawanya kembali ke apartemen Dave. Setelah Adelle berganti baju, mereka berdua mengobrol sambil minum, obrolan mereka cukup serius dan tiba-tiba Adelle menyatakan perasaan sukanya kepada Dave. Dave hanya terdiam melihat Adelle. Kemudian sahabat Dave datang, langsung saja Dave membuka pintu, karena penasaran diam-diam Adelle menguping pembicaraan antara Dave dengan sahabatnya. Sahabat Dave datang memberitahu Dave bahwa selama ini orang yang dicari-cari oleh Dave ada di London juga, sontak saja Dave kaget mendengar hal itu, terlebih Adelle. Selama ini, Dave selalu menunggu kehadiran seseorang yang sangat dicintainya, namun dia pergi tanpa memberitahu apa alasannya kepada Dave. Dave selalu berusahan menelepon dan menulis surat ke Indonesia namun tidak pernah ada balasan, namun Dave tidak pernah menyerah. Setelah mengetahui hal itu, Dave dan sahabatnya langsung mencari-cari keberadaan wanita yang dicintainya, namun mereka tidak berhasil.
Adelle sedih mendengar bahwa mantan kekasih Dave ada di London juga dan Adelle pun penasaran. Akhirnya, Adelle memasuki kamar Dave dan mencari tahu tentang mantan kekasih Dave. Adelle menemukan sesuatu dari kamar Dave. Bima datang ke rumah Caramel membawa makanan kesukaan Caramel, namun ia kaget melihat sebuah koper. Caramel akan pulang ke Indonesia, namun Bima langsung mencegahnya. Bima berlutut dibawah Caramel menyatakan perasaannya kepada Caramel, namun Caramel menolaknya. Caramel meminta Bima untuk pulang.
Caramel memenuhi janjinya untuk bertemu dengan Adelle di sebuah taman. Terdengar lagu kenangannya bersama mantan kekasihnya, lagu tentang mereka berdua. Caramel bingung dan mencari tahu siapa yang menyalakan music itu. Tiba-tiba mantan kekasih Caramel datang menghampirinya. Adelle dan Bima melihat pertemuan itu di tempat kontrol taman. Caramel kaget dan langsung berlari namun dikejar oleh mantan kekasihnya. Setelah berkejar-kejaran, akhirnya mereka berdua bicara namun Caramel marah besar dan menampar mantan kekasihnya. Caramel pergi lagi meninggalkan mantan kekasihnya. Caramel berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran mantan kekasihnya. Sampai pada lampu merah, Caramel langsung saja menerobos jalanan yang sedang ramai, dan itu diikuti oleh mantan kekasihnya. Hampir saja ada mobil yang ingin menabrak mantan kekasih Caramel, tapi masih bisa dhindari namun tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang dan menabrak mantan kekasih Caramel. Mantan kekasih Caramel tertabrak oleh mobil tubuhnya terlempar dan jatuh mengeluarkan darah yang banyak.
Caramel berhasil lari dari kejaran mantan kekasihnya, namun tiba-tiba saja Adelle datang marah-marah pada Caramel. Adelle membawa Caramel menuju rumah sakit. Caramel sedih dan tak menyangka mantan kekasihnya terbaring di rumah sakit karena kecelakaan. Keadaan mantan kekasih Caramel kritis dan tak sadarkan diri. Caramel menangis di depan mantan kekasihnya. Terlebih lagi ketika Adelle memberikan surat untuk Caramel dari mantan kekasihnya. Caramel semakin hancur hatinya ketika membaca surat dari mantan kekasihnya. Caramel sadar bahwa mantan kekasihnya tidak bersalah, dan Caramel menyeseli itu.
Seminggu sudah mantan kekasih Caramel tidak sadarkan diri. Caramel dihadapkan kenyataan mendengar keputusan dokter bahwa tidak ada harapan hidup lagi untuk mantan kekasihya. Dokter meminta persetujuan dari Caramel untuk mencabut seluruh alat bantu penopang hidup mantan kekasihnya. Caramel menangis, ia tidak akan menyetujui itu. Adelle dan Bima juga sedih mendengar hal itu. Caramel kembali menggenggam erat tangan mantan kekasihnya, memintanya untuk bertahan hidup. Apakah mantan kekasih Caramel dapat bertahan? Siapa sebenarnya mantan kekasih Caramel? Apa yang menyebabkan hubungan Caramel dan mantan kekasihnya retak? Kemanakah Dave dan tiba-tiba menghilang? Bagaimana dengan Bima dan Adelle?
Begitulah garis besar cerita dari novel London Love Story ini, menggantung. Kenapa? Karena pada dasarnya pembuatan novel ini berdasarkan dari skenario film London Love Story. Karena permintaan penggemar yang banyak, maka penulis skenario yaitu Tisa TS membuat novel ini dibantu dengan Stanley Meulen. Garis besar cerita ditulis oleh Tisa TS, dan dilengkapi dan disempurnakan oleh Stanley Meulen sebagai penulis pendamping. Ini adalah sebuah fenomena baru, dimana skenario film dijadikan novel, padahal kebanyakan novel yang dijadikan film. Ya, menurut Tisa TS berdasarkan pada berita online yang dirilis akhir-akhir ini setiap film mempunyai strategi masing-masing untuk memperkenalkan filmnya dan film London Love Story ini memilih menjadikan skenario filmnya ke dalam novel untuk dibaca calon penontonya agar penonton film London Love Story dapat terlebih dahulu mengetahui seperti apa ceritanya. Ditambah bonus poster semakin menjadi daya tarik pembeli. Seolah ingin mengulang kesuksesan film dan novel Magic Hour, Tisa dan rumah produksi Screenplay Productions merilis novel London Love Story sebelum filmnya tayang dan sengaja dibuat akhir cerita menggantung agar pembaca penasaran dan menonton filmnya untuk tahu akhir dari cerita cinta Caramel ini.
Ditulis dengan gaya khas Tisa TS, yaitu bahasa sehari-hari dan mudah dicerna oleh pembacanya, membuat novel ini dapat dengan cepat ditangkap oleh pembacanya. Ya, Tisa TS adalah penulis scenario FTV dan sinetron-sinetron muda-mudi Indonesia yang sangat terkenal, di antaranya adalah Arti Sahabat, Love in Paris, Diam-Diam Suka, Buku harian Baim dan ratusan judul FTV itu memang mempunyai gaya khas dalam bertutur katanya, apalagi tentang cinta, Tisa jagonya. Diselipi dengan bahasa-bahasa gaul yang hits pada masa kini, membuat novel ini semakin keren saja.
Novel ini bukan bercerita tentang masa-masa cinta pertama, melainkan tentang bagaimana kita ke depannya dengan cinta. Ada yang berusaha untuk mempertahankan, ada yang berusaha untuk maju ke depan, dan ada juga yang ingin merasakan cinta baru yang lebih baik. Percintaan menjadi hal utama, namun ada juga sisi persahabatan yang kental. Hanya saja, sisi kekeluargaan hanya muncul sedikit, hanya tokoh Caramel yang diceritakan orang tuanya. Mantan kekasih Caramel benar-benar membuat penasaran. Kita akan menebak-menebak siapa sebenarnya mantan kekasih Caramel.
Pada sampul depan novel terdapat foto dua artis tokoh utama film London Love Story yang sedang bertatapan, kedua artis itu adalah Dimas Angara dan Michelle Ziudith. Pada pemilihan sampul depan ini sangat berpengaruh untuk penjualan novel ini, karena pasti banyak yang mengidolakan kedua artis itu dan pastinya akan membeli novel ini dan menonton filmya. Warna sampul depan bernuansa biru keunguan membuat tampilannya sangat manis ditambah foto dari kedua artis yang tampan dan cantik. Namun, dalam sampul depan kurang memperlihatkan nuansa Londonnya, sampul depan kurang menonjolkan sisi negara Ratu Elizabeth itu, walau dalam keseluruhan cerita sangat London sekali, namun dalam sampul belum terlihat. Akan lebih bagus lagi jika ikon Londonnya lebih diperjelas.
Keunggulan dari novel ini adalah bahwa novel ini berhasil menghadirkan suasana London yang sejuk pada saat usai musim gugur, daun-daun berguguran, namun terasa dingin saat memasuki musim dingin yaitu hujan. Pada keseluruhan cerita juga sangat sesuai dengan judul yang diusung. Banyak tempat indah di London yang tergambar dalam novel ini, membuat pembaca semakin penasaran. Dan, tidak hanya London, penulis tidak lupa dengan tanah air yaitu dengan menghadirkan Pulau Dewata Bali sebagai tempat penceritaan Caramel dan mantan kekasihnya. Sekali lagi, penulis berhasil membawa pembacanya ke London yang sesungguhnya. Tampilan dalam novel ini sangat menarik. Jika di sampul depan dan belakangnya berwarna biru, lain halnya dengan tampilan dalamnya. Tampilan dalamnya berwarna merah, hitam dan putih. Terdapat dua puluh bab dalam novel ini yang masing-masing di akhir bab pembaca diberikan kata-kata mutiara yang dahsyat tentang cinta, seperti yang sudah disebutkan di awal. Kata-kata tentang cintanya sangat indah dan pastinya membuat pembacanya terpesona apalagi muda-mudi yang sedang masa-masanya puber. Penulis sangat tepat menulis kata-kata mutiara tersebut, sangat menyentuh hati dan tepat sasaran.
Novel ini juga menghadirkan beberapa foto cuplikan adegan dalam film, yang semakin membuat pembaca penasaran akan seperti apa filmnya nanti. Berbeda dengan novel sebelumnya, Magic Hour yang juga menghadirkan beberapa foto cuplikan adegan filmnya, namun yang berbeda dari novel Lonlon Love Story adalah fotonya berwarna, bukan hitam putih seperti Magic Hour, dan ini menjadikan novel London Love Story lebih baik dari novel Magic Hour.
Ada keunggulan, ada juga kelemahannya. Kelemahannya dari novel ini adalah masih terdapat kesalahan penulisan seperti penulisan rumah sakit, di dalam novel tertulis rumas sakit. Hal kecil seperti ini patut menjadi perhatian penyunting. Dalam novel ini pun tidak terdapat daftar isi, sehingga pembaca kesulitan jika ingin membaca bagian disukai untuk dibaca ulang.