RESENSI NOVEL AUTUMN IN PARIS KARYA ILANA TAN

RESENSI NOVEL AUTUMN IN PARIS

KARYA ILANA TAN

1.    Data Buku

*      Judul Buku              : Autumn In Paris

*      Penulis                     : Ilana Tan

*      Jumlah Halaman     : 272 halaman

*      Gambar dan Warna :

                

     23568891   

*      Penerbit                    : PT Gramedia Pustaka Umum

*      Alamat Penerbit       : Kompas Gramedia Building, Blok I Lantai 5

Jalan Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270

 

2.    Unsur Instrinsik

*   Tokoh

o   Tara Dulpont / Victoria / Ma chèrie          

o   Tatsuya Fujisawa

o   Sebastien Giraudeau

o   Elise Lavoie

o   Edoard

o   Juliette

o   Jean – Daniel Lemercier

o   Sanae Nakata

 

*   Watak

o  Tara Dulpont

Deskripsi: “Rambut hitam pendek, kulit putih tetapi tidak pucat, mata kelabu, hidung mancung, tinggi badannya melebihi rata-rata tinggi badan orang Asia.” (Hal. 16)

1)   Cerewet. “… ia lebih suka Tara Dupont yang cerewet daripada…” (Hal. 15)

2)   Menyenangkan. “Tara Dupont memiliki suara yang jernih dan menyenangkan…” (Hal. 18)

3)   Ceria. “Ia masih tetap ceria dan tersenyum lebar.” (Hal. 124)

4)   Penasaran. “Tatsuya teringat sifat Tara yang gampang penasaran.” (Hal. 189)

o  Tatsuya Fujisawa

Deskripsi: “Bertubuh jangkung, kurus, rambut hitam agak panjang yang sangat bergaya, mata kecil, hidung mancung, dagu kecil…” (Hal. 21)

1)   Baik dan sopan. “Tatsuya laki-laki yang baik dan sopan.” (Hal. 127)

2)   Menyenangkan. “… Tatsuya Fujitatsu adalah teman mengobrol yang menyenangkan.” (Hal. 41)

3)   Misterius. “Rupanya kau penasaran sekali dengan ceritaku.’ Kata Tatsuya…” (Hal. 40)

o  Sebastien Giraudeau

Deskripsi: “Jangkung, rambut pirang, mata biru, kulit putih, berkacamata…” (Hal. 13)

1)   Playboy. “… Tara takkan menolak ajakannya. Dasar playboy!” (Hal. 14)

2)   Perhatian. “Ia sangat mengkhawatirkan kondisi Tara.” (Hal. 206)

3)   Jujur. “Kau tau betapa susahnya aku merahasiakan sesuatu darinya?’…” (Hal. 262)

o  Jean-Daniel Lemercier (Ayah Tara)

Deskripsi: “Jangkung, tampan, rambut cokelat terang, hidung mancung, mata kelabu, kulit putih pucat.” (Hal. 16)

1)   Ramah dan hangat. “Ayah Tara tersenyum ramah dan mengamati…” (Hal. 122)

2)   Tulus. “… memecah keheningan. “Aku turut menyesal,” katanya tulus.” (Hal. 97)

3)   Baik dan penyayang.“Ia ayah yang baik. Ayah paling baik sedunia.” (Hal. 36) “…dirinyalah yang paling berharga bagi ayahnya.” (Hal. 36)

o  Elise Lavoie

Deskripsi: “Rambut pirang emas sebahu, mata hijau, hidung berbintik-bintik, kurus, kecil…” (Hal. 10)

1)   Pengertian.“’Oh… aku mengerti,” kata Elise tiba-tiba…” (Hal. 11)

2)   Ramah. “Suara Elise yang ramah terdengar lagi.” (Hal. 27)

o  Julliet

Cantik : “jiliette yang duduk di hadapannya ini berwajah cantik” (hal 113)

o  Sanae Nakata

Cantik : “ cantik” gumamnya (hal 78).

o  Éduoard

Peduli : “kau sungguh – sungguh ingin menbiarkan dia menangis” (hal 207).

 

*   Alur : Campuran

1)   Maju. Kutipan:

§  “Pagi ini ia tidak punya jadwal siaran…” (Hal. 26)

§   “Keesokan paginya, Sebastien sedang memanggang roti…” (Hal. 210)

§  “Beberapa saat kemudian, terdengar bunyi bel pintu.” (Hal. 211)

2)   Mundur. Kutipan:

§  “Aku baru tiba di Paris hari itu…” (Hal. 27)

§  “Waktu itu ayahku sedang ada di Tokyo…” (Hal. 17)

 

*   Latar

o  Latar Waktu

a.         Malam : “Langit gelap” (halaman 7).

b.         Pagi : “Matahari terbit dari arah timur” (halaman 9).

c.         Siang hari : “Oh ya, ia punya janji makan siang dengan Sebastien…” (Halaman 33)

d.        Larut malam : “Jam sudah menunjukkan pukul 02:24 dini hari dan ia tidak mengantuk sedikitpun.” (Halaman 129)

e.         Sore hari : “… menikmati jalan-jalan sore di taman ini seperti mereka.” (Halaman 57)

a.          Latar Tempat

b.         Basement : Élice sendiri dipakir di basement (hal 12).

c.          Bistro : Di Paris ini ada satu bistro kecil (1 hal 14).

d.         Restoran : Tatsuya keluar dari restoran (hal 25).

e.          Apartemen : “… Di lantai ruang tengah apatemennya (1 hal 25)

f.          Brasserie : “Tara memilih makan siang di brasserie” (1 hal 36).

g.         Museum Rodin : “Mereksudah berada di museum … “ (2 hal 53).

h.         Jardin du Luxemboung : “Merea berjalan – jalan di Jarin de Luximboung (hal 57).

i.           Restoran Italia : “ Tara ampai di restoran Italia itu” (hal 70.)

j.           Apartemen tatsuya : “Apartemenmu bagus” (paragraf 1 kalimat 1 halaman 78).

k.         Sungai Seine : “lalu beralih menatap pandangan Sunga Seie di luar jendela” (paragraf 1 kalimat 1 halaman 90).

l.           Club: “Ini club paling keren …” (paragraf 1 kalimat 2 halaman 112).

m.       Rumah sakit : “ … Oliver sebeum keluar dari rumah sakit “ (halaman 137).

n.         Kantor ayahnya : “ Tara tiba di kantor ayahnya” (halaman 169).

o.         Tokyo : “Begitu mereka tiba di Tokyo” (halaman 244).

o  Latar Suasana

a.         Menyebalkan : Tara nyaris tidak percaya melihat Sebastien bangkit dari kursi …” (halaman 72).

b.         Bahagia : “ … Tara melihat Élice sedang memperhatikan sambil tersenyum – senyum (87).

c.         Mengecewakan : “ Ayah Tara adalah Jean – Daniel Lemercier “ (halaman 122)

d.        Mencemaskan : “Monitor itu masih menampilkan garis tidak teratur… “ (halaman 256)

e.         Menyedihkan : “Lalu terdengar bunyi panjang dn datar yang membuatnya bulu kuduknya meremang” (1 halaman 259).

f.          Meriah : “Malam semakin larut dan suasana semakin meriah.” (Halaman 121)

g.         Sepi : “Ruangan itu sudah sepi sejak satu jam yang lalu.” (Halaman 9)

 

*   Tema : Percintaan dan keluarga

*   Sudut Pandang : Menggunakan sudut pandang orang ketiga. Dimana pengarang sebagai pengamat yang dapat melihat, mendengar dan melukiskan semua yang dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.

 

3.    Unsur Ekstrinsik

*   Biografi penulis

Sebuah novel yang berjudul “Autumn in Paris” adalah novel yang dibuat oleh Ilana Tan. Ilana Tan membuat novel ini dengan mengangkat sebuah tema sepasang kekasih yang saling mencintai tanpa mereka tahu bahwa mereka terlahir dengan ayah yang sama. Novel ini membuat para pembacanya ikut terhanyut dan terbawa kedalam cerita. Novel ini dikemas dengan sangat mudah untuk dimengerti oleh para pembaca.

Dalam novel ini kita mengenal bahasa dan budaya Perancis yang asing tapi dibawakan dengan rapi oleh penulis. Beberapa istilah dalam bahasa Perancis banyak digunakan yang membuat kita lebih mengenal budaya asing.

Akar masalah terbesar dalam novel ini yaitu adanya hubungan sedarah yang membuat harapan kedua pemeran utama dalam novel ini pupus. Hal ini menunjukkan adanya nilai sosial keluarga yang cukup ditekankan sehingga menjadi pokok konflik yang menarik.

Ilana Tan seorang novelis Indonesia yang dikenal karena menulis 4 novel roman yang masing-masing novelnya disajikan dengan cerita yang latarnya berbeda-beda. Novel Ilana Tan memiliki keunikan, yaitu tokoh-tokoh dari novel yang satu dengan novel yang lainnya saling berkaitan.

Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul, novel keduanya berjudul Autumn in Paris, novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo dan novel keempatnya berjudul Spring in London. Masing-masing novel diceritakan di kota-kota besar di dunia, yaitu Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis), Tokyo (Jepang), dan London (Inggris). Dan masing-masing novel diceritakan di musim yang berbeda yakni Summer (musim panas), Autumn (musim gugur), Winter (musim dingin), dan Spring (musim semi).

Ilana Tan sendiri juga dikenal sebagai penulis yang misterius. Karena dibagian Tentang Pengarang yang biasanya tertera dibagian paling belakang novel, tidak dicantumkan foto profil dan keterangan yang detail tentang Ilana Tan. Ilana Tan sendiri juga tidak mempunyai socmed pribadi yang mana sebagai sarana Komunikasi dengan para fansnya.

Ilana Tan lebih menyukai cara-cara konvensional. Ya, sebuah romantisme kuno ketika para penulis merupakan sosok-sosok misterius yang dipuja penggemarnya, tak wara-wiri muncul di media dan diberitakan profilnya. Penggemar hanya tahu novel terbarunya akan segera rilis bulan depan. Bila umumnya penulis berlomba-lomba membuat narasi yang semenarik mungkin untuk biodata di halaman akhir bukunya, maka Ilana Tan sejak menerbitkan novel pertamanya pada 2006 membuat pembaca penasaran dengan informasi seperti:

“Summer in Seoul adalah karya pertama Ilana Tan yang berbentuk novel, selain berbagai cerpen. Ia penggemar film, buku, dan bahasa asing. Kini Ilana menetap di Jakarta dan bekerja di bidang yang disukainya. Di novel keduanya, ia masih menyertakan sedikit informasi yang sama, namun setelah itu, hingga novel terbarunya In a Blue Moon (2015), tak ada lagi keterangan apapun mengenai sang penulis”.

Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul (2006), novel keduanya berjudul Autumn in Paris (2007), novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo (2008) dan novel keempatnya berjudul Spring in London (2010). Masing-masing novel diceritakan di kota-kota besar di dunia, yaitu Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis), Tokyo (Jepang), dan London (Inggris). Dan masing-masing novel diceritakan di musim yang berbeda; Summer (musim panas), Autumn (musim gugur), Winter (musim dingin), dan Spring (musim semi).
Autumn in Paris merupakan novel karya penulis Indonesia, Ilana Tan, yang terbit pada tahun 2007. Novel ini merupakan novel kedua dari Tetralogi Empat Musim, yang diikuti oleh Winter in Tokyo (2008).

*   Nilai yang terkandung

§  Nilai Budaya

§  Nilai Sosial Keluarga

 

4.    Isi Novel

           Tara Dupont atau biasa dipanggil Victoria Ma Cherie oleh ayahnya adalah gadis berdarah campuran Indo – Prancis. Ibunya keturunan Indonesia, sedangkan ayahnya berkebangsaan Perancis. Kedua orang tuanya sudah lama bercerai yakni 12 tahun lalu saat Tara berusia 12 tahun. Pada awal perceraian orang tuanya, Tara tinggal bersama ibunya di Indonesia, tetapi 4 tahun kemudian Tara pindah ke Paris dan tinggal bersama ayahnya. Saat ini Tara bekerja di sebuah stasiun radio terkenal di Paris. Ia dikenal sebagai gadis periang, unik, menarik dan suaranya merdu, yang juga tidak kalah mengesankan Tara menguasai 3 bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris. Di Paris Tara memiliki beberapa sahabat yakni Elise salah satu rekan kerjanya di stasiun radio yang juga seorang penyiar radio dan Sebastian anak dari salah satu teman ayah Tara. Mereka berdua bagaikan kakak adik, Sebastian adalah orang yang paling mengenal Tara, tidak heran bila Tara jatuh hati pada Sebastian.

          Kehidupan cinta Tara tidak berakhir pada Sebastian. Itu semua berawal dari pertemuan Tara dengan pria Jepang bernama Tatsuya Fujisawa. Tara dan Tatsuya berjumpa secara kebetulan. Awalnya secara tidak sengaja Tatsuya berjumpa dengan Tara di sebuah kafe di Bandara Charles De Gaulle, kemudian pertemuan kedua mereka di sebuah club pada malam harinya. Ternyata beberapa hari kemudian Sebastian mengajak Tara makan malam dan memperkenalkannya dengan seseorang, itulah Tatsuya Fujisawa. Tara tidak menyadari bahwa dia pernah bertemu dengan Tatsuya sebelum malam itu, karena pada saat pertemuan sebelumnya, Tara dalam pikiran kalut tidak karuan.

          Hari-hari berlalu, tanpa sengaja Tara bertemu dengan Tatsuya di sebuah bistro kecil, kali ini Tara menyapa Tatsuya lebih dahulu. Mulai saat itu Tara dan Tatsuya menjadi sering bertemu. Bahkan Tatsuya mengirim surat di acara yang diselenggarakan oleh stasiun radio di mana Tara bekerja. Ia menceritakan kisah-kisahnya di Paris bahkan ia menceritakan pertemuannya dengan gadis Paris, di mana gadis yang ia maksud adalah Tara Dupont. Tara juga sempat mendengar surat yang dikirim oleh Tatsuya hanya saja ia tidak menyadari bahwa ialah gadis itu. Ia hanya senang mendengar kisah-kisah Tatsuya, bahkan ia menjadi penasaran akan kelanjutan kisah Tatsuya.

          Kedatangan Tatsuya ke Paris ternyata selain untuk bekerja di salah satu proyek yang ditanganinya bersama Sebastian juga untuk mencari seseorang. Orang yang Tatsuya pikir adalah penghancur hidupnya, dia adalah cinta pertama ibunya. Ibu Tatsuya meninggal setahun lalu karena mengidap penyakit kanker tepat ketika musim gugur. Itulah sebabnya ia membenci musim gugur dan Paris. Ibunya mengaku bahwa sebelum menikah dengan ayah Tatsuya, ia sempat menjalin hubungan dengan pria Prancis bernama Jean- Daniel Lamercier. Ternyata lelaki itu adalah ayah kandung Tatsuya. Tatsuya sedih, kecewa dan marah saat itu karena merasa dibohongi selama ini, tapi ia takkan bisa mengubah kenyataan. Tatsuya berusaha mempersiapkan diri sebelum menemui lelaki yang dimaksud ibunya, tetapi suatu hari ia bertekad untuk segera menyelesaikan ini semua. Ia menemui lelaki yang adalah ayahnya. Tatsuya tidak pernah menuntut pengakuan ia hanya ingin melihat bagaimana sosok yang menjadi ayahnya itu. Ternyata hal itu tidak seperti yang Tatsuya bayangkan, Monsieur Lamercier menerima Tatsuya bahkan ia tidak menolak atau menawarkan untuk melakukan tes DNA.

          Kisah hubungan Tara dan Tatsuya berjalan lancar, mereka semakin dekat mereka sering jalan-jalan bersama, keliling Paris bersama bahkan mereka makan malam bersama di apartemen Tatsuya dengan makanan hasil masakan Tatsuya. Hubungan mereka semakin dekat singkatnya mereka pacaran.

          Suatu hari adalah acara ulang tahun Elise, sahabat Tara. Elise berniat merayakannya di club ayah Tara. Club itu adalah club di mana Tatsuya dan Tara bertemu yang kedua kalinya. Di sanalah semuanya terungkap, Tatsuya menceritakan semuanya kepada Tara, bahwa gadis yang ia maksud dalam suratnya di acara radio itu adalah dia. Kebahagiaan terasa begitu hangat di antara sejoli itu, tetapi semua berubah ketika sesuatu hal terjadi. Ayah Tara datang di club itu karena itu salah satu club miliknya, Tara memanggil ayahnya dan mengajaknya kepada teman-temannya. Wajah Tatsuya berubah pucat panik ketika mendengar Tara memanggil lelaki berusia setengah abad itu Ayah. Begitu pula Monsieur Lamercier terlihat gelisah ketika mendengar pengakuan putrinya bahwa lelaki itu adalah teman dekatnya. Tetapi kebenaran itu tidak langsung terungkap karena Tatsuya dan Ayah Tara bersikap seolah tidak ada apa-apa.

          Beberapa hari setelah kejadian itu Tatsuya terlihat aneh, ia berubah menjadi pendiam dan selalu menyibukan diri terus-menerus. Sampai suatu hari ia memutuskan untuk meminta Monsieur Lamercier melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenarannya. Ternyata harapan Tatsuya pupus sudah, ia dan Tara telah ditakdirkan sebagai kakak beradik. Berbagai perasaan berkecamuk dalam diri Tatsuya rasa benci, sedih, kecewa dan putus asa menjadi satu. Hubungan Tara dan Tatsuya tidak berjalan seindah seperti kisah pada awal novel ini.

          Suatu hari Tatsuya kecelakaan, ia tertimpa balok di lokasi proyek di mana ia bekerja. Tara panik mendengar hal itu, ia dan ayahnya segera ke rumah sakit untuk melihat kondisi Tatsuya. Ketika Tara berjalan melewati koridor rumah sakit ia mendengar obrolan ayahnya dengan seorang dokter yang adalah teman lama ayahnya. Ternyata mereka sedang membicarakan masalah Tara dan Tatsuya yang adalah saudara. Tara kaget mendengar hal itu, dadanya terasa sesak dan sakit, ternyata orang yang selama ini ia cintai adalah kakaknya sendiri.

          Beberapa lama setelah kejadian itu, setelah Tatsuya sembuh dari sakitnya, Tara dan Tatsuya memutuskan bahwa mereka akan mencoba menerima hal itu, sebagai kakak adik, karena itulah kenyataannya. Tetapi begitu sulit bagi mereka berdua, begitu menyakitkan. Tatsuya berencana kembali ke Jepang dan berusaha melupakan perasaannya kepada Tara. Pertemuan Tara dan Tatsuya yang terakhir kalinya benar-benar menyayat hati mereka berdua.

          Sebulan setelah kepergian Tatsuya ke Jepang. Tara mendapat telepon dari Jepang. Telepon itu dari seorang wanita, ia mengabarkan bahwa Tatsuya mendapat kecelakaan. Ia jatuh dari lantai 3 sebuah gedung. Kemudian Tara segera lepas landas menuju Jepang bersama Ayahnya. Tentunya seperti kisah-kisah roman lainnya ketika seseorang yang disayangi kecelakaan, maka ia tidak akan sanggup melihatnya, sehingga Tara memilih untuk duduk di ruang tunggu terlebih dahulu.

          Sapaan seorang wanita menyadarkan lamunan Tara, ternyata ia adalah wanita yang meneleponnya tadi. Ia mengajak Tara ke apartemen Tatsuya. Tara masuk ke apartemen Tatsuya dan melihat semua hal yang berkaitan dengan Tatsuya. Tara melihat amplop di dalam sebuah laci dan membukanya, itu adalah kumpulan foto Tara yang diambil Tatsuya tanpa ia sadari. Ia juga membaca beberapa kiriman email Tatsuya kepada Sebastian yang ternyata yang Tatsuya tanyakan hanyalah kabar mengenai Tara.

          Beberapa lama kemudian Tara kembali ke rumah sakit ia masuk ke ruang rawat Tatsuya dan duduk di kursi samping tempat Tatsuya dibaringkan. Kata dokter, Tatsuya tidak dapat bertahan lama karena gegar otak yang menimpanya cukup parah. Tara berbicara terbata-bata kepada Tatsuya dan berharap ada jawaban atau respon darinya namun Tatsuya hanya tetap diam dan nampak Tatsuya meneteskan air mata katika Tara mulai terhanyut dalam isak tangis. Tak lama, terdengar bunyi monitor dan terlihat garis di layar monitor itu lurus, dokter dan perawat segera masuk ke ruang rawat itu dan berusaha semampunya, tetapi Tuhan memiliki jalan lain Tatsuya tidak dapat diselamatkan. Kalimat terakhir dari email yang Tatsuya tulis kepada Sebastian adalah “selama ia bahagia, aku juga akan bahagia, meski aku harus mengorbankan hidupku”. 

 

5.    Komentar

o  Kelebihan

1.    Sampul dan judul cukup menarik.

2.    Terdapat catatan kaki atau penjelasan dari istilah dalam bahasa asing.

3.    Bahasanya mudah dipahami dan ringan.

4.    Alurnya mengalir dan mampu membawa pembaca dengan baik.

o  Kelemahan

1.    Akhir cerita yang kurang tuntas (sedikit menggantung).

2.    Kurangnya penjabaran latar belakang salah satu tokoh yang cukup penting.

3.    Latar belakang penulis tidak disertakan dalam novel.

 

 

Leave a Reply