RESENSI NOVEL LOVE SPARKS IN KOREA
(JILBAB TRAVELER)
1. Data Buku
Judul Buku : Love Sparks In Korea (Jilbab Traveler)
Penulis : Asma Nadia
Jumlah Halaman : viii + 380 halaman
Gambar dan Warna :
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Alamat Penerbit : Kompleks Ruko D Mall Blok A No. 14
Jl. Raya Margonda, Depok
2. Unsur Instrinsik
Tokoh
o Rania Timur Samudra
o Hyun Geun
o Ilhan
o Mama Rania
o Papa Rania
o Eron
o Tia
o Chin Sun
o Yong Su
o Jong Hwa
o Alvin
o Meen
o Gu Kyuong Hee
o Kim Kyoung Su
o Camill
Watak
o Rania Timur Samudra adalah seorang penulis best seller dan Jilbab Travel Writer sukses yang telah diakui mata Internasional. Ia memiliki kulit hitam manis, senyuman indah dengan lesung pipt di pipi, tubuh mungil dan hidung yang terksesan santun alias tidak memiliki batang. Selain itu Rania memiliki sifat atau prinsip kuat. Seperti halnya mengejar impian dan menjadi pribadi muslimah yang tangguh.
o Hyun Geun adalah sosok pria tinggi kurus memiliki rambut gondrong, hidung yang tidak terlalu mancung tapi cukup tinggi serta jenggot dan kumis tipis di wajahnya. Namun dibalik penampilan yang berantakan, ia adalah pribadi penuh kasih sayang dan perhatian terhadap seorang perempuan yang telah mengisi hati, pikiran maupun hidupnya. Chin Sun. Sama halnya dengan Rania, Hyun Geun atau biasa dipanggil Mr. Gangnam juga meyukai photography dan traveling.
o Ilhan adalah pria bertubuh atletis serta memiliki wajah perpaduan timur dan barat, ia adalah tetangga Rania yang menyukai Rania sejak dulu. Ilhan benci terbang jauh sedangkan Rania gila terbang keliling dunia. Namun suatu hari Ilhan berhasil menghancurkan benteng ketakutannya, hanya untuk mengejar Humming bird-nya.Sosok pria berkacamata juga selalu berpenampilan rapi ini memiliki sifat pemalu dan selalu canggung ketika bertemu Rania.
o Mama dan Papa Rania yang selalu sabar dan memberi semangat Rania untuk terus membangun mimpinya.
o Eron dan Tia adalah kakak kandung Rania. Kedua tokoh ini memiliki sifat kekanak-kanakan meski sudah berkeluarga, dan memiliki kejahilan saat membahas calon suami Rania.
o Chin Sun adalah sosok perempuan tegar yang kerap mengalami kekerasan oleh suaminya Yong Su. Namun hal itu tidak menyurutkan Hyun Geun untuk terus mencintai Chin Sun.
o Yong Su adalah suami dari Chin Sun yang berarti adalah ayah dari Hyun Geun. Lelaki yang memiliki karakter keras dan senang melakukan kekerasan terhadap anak dan istrinya.
o Jong Hwa adalah anak bos Hyun Geun dan Alvin. Memiliki sifat manja dan ketergantungan dengan Hyun Geun. Gadis Korea ini memiliki paras cantik berkulit putih.
o Alvin adalah teman baik Hyun Geun. Pemuda kelahiran Indonesia ini ternyata diam-diam menaruh perhatian kepada Jeong Hwa. Namun perasaanya selalu bertepuk sebelah tangan.
o Meen di novel ini adalah seorang penulis bertubuh tinggi, tampan dan berkacamata. Meen dan Rania menjalin persahabatan selama berada di Korea. Mereka adalah partner yang kompak dan saling menjaga.
o Gu Kyuong Hee adalah Eonni (kakak) Rania yang baik hati dan selalu menolong Rania ketika di Korea.
o Kim Kyoung Su Oppa, suami Eonni.
o Camille adalah Franch Dad Rania yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada Rania saat Rania sedang gelisah.
Alur : Novel Love Sparks in Korea memiliki alur Maju dan mundur. Awalnya adalah situasi ketika Rania kecil, lalu maju ke Rania yang telah sukses dan kemudian kembali flash Back pada saat Rania masih seorang gadis kecil di pinggir Rel kereta Api.
Latar
o Latar Waktu
a. Pagi hari. “Semua photografer sibuk mencari lokasi yang pas untuk mendapat visual sun rise terbaik…” (hal. 95)
b. Malam hari. “…beberapa muda-mudi yang ingin menyaksikan festival kembang api yang akan dilaksanakan malam nanti…” (hal. 346)
c. Siang hari. (Tidak tersurat dalam novel tetapi tersirat bahwa itu siang hari)
o Latar Tempat
a. Kathmandu, Nepal, India. “…selamat datang Rania, Bismillah Kathmandu” Bisik Rania dalam hati ketika ia sampai di airport… (hal. 24)
b. Garden Of Dream, Korea. “…pemandangan Garden Of Dreams sangat indah saat malamhari…”(hal.46)
c. Silver Home, Korea. “Lokasi Silver Home yang strategis membuat hadis itu nyaman…”(hal.66)
d. Seoul Central Mosque, Itaewon, Korea. “Seoul Central Mosque, Itaewon merupakan satu-satunya masjid megah di Seoul, Rania takjub melihat keindahan arsitektur…” (hal.152)
e. Cheonggyecheon. “…setelah bercanda menanggapi pertanyaan Hyun Geun ketika menanti matahari tergelincir di Cheonggyecheon…” (hal. 193)
f. Masjid Al Fatah, Busan Korea. “… Aku ingin sholat terlebih dahulu disini.” “ Ya, Masjid Al Fatah ini kebanggaan kampungku, Busan “ tambah Hyun Geun seraya tersenyum.(hal.283)
g. Bukit Hwangryeongsan. “Bukit Hwangryeongsan semakin ramai, beberapa muda-mudi yang ingin menyaksikan festival kembang api…” (hal. 346)
h. Dan masih banyak lagi
o Latar Suasana
a. Sedih. Ketika Rania kecil hidup di dekat rel kereta api (hal. 24), ketika dokter memvonis Rania dengan berbagai penyakit (hal. 74), ketika ayah Rania meninggal (hal.85) dan ketika melihat Chun Shin disiksa oleh suaminya (hal. 256).
b. Bahagia. Ketika Rania kecil berlibur ke rumah Paman (hal. 26), ketika Hyun Geun melamar Rania (hal. 379).
c. Tegang. Ketika Hyun Geun mengejar pencopet yang mengambi tas Rania (hal.29), ketika Jong Hwa marah kepada Rania dan mengancam untuk bunuh diri (hal. 335).
Tema : Pembuktian cinta melalui ke-Mahabesaran Allah.
Sudut Pandang : menggunakan sudut pandang orang ketiga. Dimana pengarang sebagai pengamat yang dapat melihat, mendengar dan melukiskan semua yang dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.
3. Unsur Ekstrinsik :
Asma Nadia merupakan anak kedua dari pasangan Amin Usman yang berasal dari Aceh dan Maria Eri Susanti yang merupakan mualaf keturunan Tionghoa dari Medan. Ia memiliki seorang kakak bernama Helvy Tiana Rosa, dan seorang adik bernama Aeron Tomino. Mereka bertiga menekuni minat mereka sebagai penulis. Ia menikah dengan Isa Alamsyah yang juga seorang penulis. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak yang bernama Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra. Anak mereka juga berminat menekuni karier sebagai penulis.
Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Ia tidak menyelesaikan kuliah yang dijalaninya, karena ia harus beristirahat karena penyakit yang dideritanya. Ia mempunyai obsesi untuk terus menulis. Ketika kesehatannya menurun, ia tetap bersemangat menulis. Di samping itu, dorongan dan semangat yang diberikan keluarga dan orang yang menyayanginya memotivasi untuk terus menulis. Asma tetap aktif mengirimkan tulisannya ke majalah Islam. Sebuah cerpennya yang berjudul Imut dan Koran Gondrong pernah meraih juara pertama Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI) tingkat nasional yang diadakan majalah Aninda pada tahun 1994 dan 1995.
Selain menulis cerita fiksi, ia juga aktif menulis lirik lagu. Sebagian lirik lagunya terdapat di album Bestari I (1996), Bestari II (1997), dan Bestari III (2003), Snada The Prestation, Air Mata Bosnia, Cinta Ilahi, dan Kaca Diri. Ia pernah mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darusalam, bengkel kerja kepenulisan novel yang diadakan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera). Dari hasil kegiatan kepenulisan Mastera, ia menghasilkan novel yang berjudul Derai Sunyi. Sebagai anggota ICMI, Asma Nadia juga pernah diundang untuk mengisi acara bengkel kerja kepenulisan yang diadakan ICMI, orsat Kairo. Kesibukannya selain sebagai penulis fiksi, ia memimpin Forum Lingkar Pena, sebuah forum kepenulisan bagi penulis muda yang anggotanya hampir ada di seluruh provinsi di Indonesia.
Asma juga sering menjadi pemandu acara pada acara yang bernuansa keislaman. Kini, Asma juga aktif dengan pekerjaannya sebagai direktur Yayasan Prakasa Insan Mandiri (Prima). Ia juga sibuk mengadakan berbagai paket kegiatan anak melalui prime kids dan memberi kursus bahasa Inggris. Karena karya-karyanya, ia pernah mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis, Asma sering diminta untuk memberi materi dalam berbagai lokakarya yang berkaitan dengan penulisan dan feminisme, baik di dalam dan di luar negeri. Pada tahun 2009 dalam perjalanannya keliling Eropa setelah mendapatkan undangan writers in residence dari Le Chateau de Lavigny (Agustus – September 2009), ia sempat diundang untuk memberikan seminar dan wawancara kepenulisan di PTRI Jenewa, Masjid Al Falah Berlin (bekerja sama dengan FLP dan KBRI di sana), KBRI Roma, Manchester (dalam acara KIBAR Gathering), dan Newcastle.
Sejak awal tahun 2009, ia merintis penerbitan sendiri dengan nama Asma Nadia Publishing House. Beberapa bukunya yang telah diadaptasi menjadi film adalah Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan Assalamualaikum Beijing. Seluruh royalti dari buku Emak Ingin Naik Haji disumbangkannya untuk sosial dan kemanusiaan, khususnya membantu mewujudkan impian kaum Islam untuk menunaikan ibadah haji tapi kurang mampu. Ia juga berprofesi sebagai penulis tetap di kolom resonansi Republika setiap Sabtu.
Ia pernah menjadi satu dari 35 penulis dari 31 negara yang diundang untuk menjadi penulis tamu dalam Iowa International Writing Program, di sana ia sempat berbagi tentang Indonesia dan proses kreatifnya dalam menulis dengan pelajar dan mahasiswa serta kaum tua di Amerika Serikat.
Selain memenuhi undangan membaca cerpen yang telah diterjemahkan ke bahasa Inggris, karyanya terpilih untuk ditampilkan dalam adaptasi ke pentas teater di Iowa, selain berkolaborasi dengan aktor tunarungu Amerika Serikat dalam pementasan di State Department, Washington D.C.Ia menggemari seni fotografi, dan telah menjelajah 59 negara dan 270 kota di dunia. Melalui Yayasan Asma Nadia, ia merintis Rumah Baca Asma Nadia yang tersebar di seluruh Indonesia, rumah baca sederhana yang beberapa di antaranya memiliki sekolah dan kelas komputer serta tempat tinggal bagi anak yatim secara gratis untuk membaca dan beraktivitas bagi anak-anak dan remaja yang kurang mampu. Saat ini, ada 140 perpustakaan yang dikelola bersama relawan untuk kaum yang kurang beruntung dan tidak mampu.
Karya yang pernah beliau tulis dan menjadi best seller antara lain :
•Assalamualaikum,Beijing!
• Salon Kepribadian
• Derai Sunyi, novel yang mendapat penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera)
• Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta
• Cinta Tak Pernah Menari, kumpulan cerpen yang meraih Pena Award
• Rembulan di Mata Ibu (2001), novel yang memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional
• Dialog Dua Layar, novel yang memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002
• 101 Dating: Jo dan Kas, novel yang meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005
• Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller.
• Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Tanah Suci yang diadaptasi menjadi film Emak Ingin Naik Haji dan sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah
• Jilbab Traveler
• Muhasabah Cinta Seorang Istri
• Catatan Hati Bunda
• Jendela Rara telah diadaptasi menjadi film yang berjudul Rumah Tanpa Jendela
• Catatan Hati Seorang Istri, karya nonfiksi yang diadaptasi menjadi sinetron Catatan Hati Seorang Istri yang ditayangkan RCTI
• Serial Aisyah Putri yang diadaptasi menjadi sinetron Aisyah Putri The Series: Jilbab In Love:
o Aisyah Putri: Operasi Milenia
o Aisyah Putri: Chat On-Line!
o Aisyah Putri: Mr. Penyair
o Aisyah Putri: Teror Jelangkung Keren
o Aisyah Putri: Hidayah Buat Sang Bodyguard
o Aisyah Putri: My Pinky Moments
Karya yang ditulis bersama penulis lain
• The Jilbab Traveler
• Jangan Bercerai Bunda
• Catatan Hati Ibunda
• La Tahzan for Hijabers
• Ketika Penulis Jatuh Cinta
• Kisah Kasih dari Negeri Pengantin
• Jilbab Pertamaku
• Miss Right Where R U? Suka Duka dan Tips Jadi Jomblo Beriman
• Jatuh Bangun Cintaku
• Gara-gara Jilbabku
• Galz Please Don’t Cry
• The Real Dezperate Housewives
• Ketika Aa Menikah Lagi
• Karenamu Aku Cemburu
• Catatan Hati di Setiap Sujudku
• Badman: Bidin
• Suparman Pulang Kampung
• Pura-Pura Ninja
• Catatan Hati di Setiap Sujudku
• Mengejar-ngejar Mimpi
• Dikejar-kejar Mimpi
• Gara-gara Indonesia
• Diary Doa Aisyah Putri
4. Isi Novel
Rania Timur Samudra tumbuh dari keluarga yang sederhana serta memiliki fisik yang lemah sedari kecil, setengah hidupnya dihabiskan dengan pengobatan. Tinggal di samping rel kereta, ternyata sama sekali tidak menyurutkan semangat dan senyum Rania kecil dan kedua saudaranya. Karena mereka memiliki sosok Papa yang teduh juga sabar serta sosok Mama bagaikan Laksmana Malahayati. Perempuan hebat dan seorang pejuang. Mereka percaya bahwa, “Hidup tak usah diratapi karena ujian adalah kemestian. Berusaha saja. Berjuang menaklukkan berbagai halangan yang memberi jarak antara mimpi-mimpi dan dirimu.”
Berawal dari kereta dongeng dan kisah seorang penjelajah hebat yang melampaui eksplorer Eropa.
Maka saat itu Rania kecil mulai bermimpi dapat naik kereta dan terbang menuju negeri dengan seribu kisah. Namun hal tersebut tak mengurungkan niatnya untuk memenuhi mimpi-mimpinya sejak kecil, mimpi yang berkobar dari cerita-cerita sang ayah tentang kereta terbang, mimpi untuk menjelajahi berbagai belahan dunia. Jejak jejak ciptaan Allah.
Impian Rania kecil semakin besar kala melihat koleksi magnet kulkas dua pintu milik Paman. Pemandangan indah dari setiap kota dan negara, sukses menghipnotis dirinya. Dan kini Rania dewasa membuktikan bahwa mimpi yang dibangun dengan usaha keras dan doa, pasti akan tercapai.
Menjadi penulis mungkin bukan hal yang diduga nya, tapi ternyata itulah pintu yang Allah bukakan ketika dia harus menerima kenyataan untuk menutup rapat-rapat pintu studi di universitas. Belasan buku pun ia terbitkan, rentetan titel penulis aktif, best seller dan tenar pun telah melekat pada namanya dan membukakan mimpinya untuk menjadi seorang “Ibnu Battutah” untuk menelusuri berbagai belahan dunia seorang diri, menjadi solo traveler dan mendapat julukan jilbab traveler.
Berbagai negara telah ia kunjungi seorang diri, tak hanya untuk menikmati dan mensyukuri nikmat Allah, tapi juga bertujuan sebagai dakwah, untuk mengenalkan islam di negara lain. Maklum, wanita berjilbab dan tentunya islam masih merupakan hal yang minoritas.
Melalui kegiatan traveling nya itu, Rania mendapatkan berbagai pengalaman, teman baru, keluarga, namun cinta? Rasanya belum pernah ia menemukan itu. Selama ini hatinya tertutup rapat. Dia enggan untuk memulai suatu hubungan yang tak jelas arahnya.. yang tak jelas menuju ke pernikahan atau tidak.
Selama ini keluarganya, ayah yang penyabar, ibu yang gemar dengan drama korea, Tia dan Eron saudaranya yang sudah menikah dan punya anak, kerap kali menggoda Rania untuk menikah, bahkan mereka pun kerap kali menjodohkan nya, salah satunya dengan Ilhan, tetangganya. Namun, Rania diam, belum ada satupun pria yang mampu mengusik hatinya… kecuali dia,, seseorang yang tak sengaja bertemu dengan nya di Nepal..
Ketika itu, rania sedang membeli kerajinan tangan dari sebuah nenek tua, ketika ia tak sadar tas ranselnya telah raib diambil oleh pencopet. Dia pun berusaha mengejar pencopet itu dan berteriak. Namun dengan tubuh mungil, ia tak sanggup mengimbangi lari sang pencopet itu, hingga tiba-tiba ada seorang pria yang membantunya melawan sang pencopet dan berhasil mengembalikan ransel itu.
Hyun Geun.. Pria itulah yang mengubah hidupnya. Pria berwajah asia dengan penampilan acak-acakan, rambut sebahu yang diikat, kumis dan jenggot yang berantakan, serta pakaian yang terkesan santai dan cuek. Pria yang tak lepas dari kamera berlensa Tele nya. Pria yang mulai mengisi relung hatinya. Sekuat tenaga Rania berusaha mengenyahkan pria itu dari hatinya, apalagi semenjak ia harus kehilangan sang ayah, orang yang sangat dekat dengan nya.
Namun takdir berkata lain, Rania mengikuti sebuah pelatihan di Korea Selatan, disanalah ia bertemu kembali dengan pria itu dan memulai pergolakan batin yang tak pernah ia rasakan pun muncul, apakah yang harus Rania lakukan? Siapakah yang harus Rania pilih? Ilhan? Pria yang sudah lama ia kenal? Pria yang menjadi pilihan ibunya? Atau Hyun Geun? Pria yang baru ia kenal, memiliki hobi photografi, berpenampilan berantakan dan menaruhkan hidupnya untuk Chun Shin (wanita yang sangat dicintainya) serta mungkin berbeda keyakinan?
Dan saat yang tepat, saat perayaan tahunan tiba, ternyata semua terbongkar. Allah telah memberitahu semuanya, bahwa Chun Shin, wanita yang selama ini Rania pikir sebagai kekasih Hyun Geun ternyata adalah ibunya. Serta sebuah kejutan yang membuat Rania lebih kaget yaitu bahwa Hyun Geun adalah seorang muslim.Akhirnya, pada kesempatan itu Rania pun lebih memilih rice cake nya, dari pada harus kehilanan sama sekali. Rania percaya bahwa Allah Maha Baik.
5. Komentar
o Kelebihan
Gaya bahasa yang mudah dimengerti membuat novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan termasuk remaja. Selain itu, kisah kisah percintaan dalam novel ini mengarahkan kita agar lebih mencintai Dzat yang memberikan cinta yaitu Allah SWT. Dalam novel ini terdapat pula cerita tentang keluarga, perjuangan hidup, pencarian jati diri serta usaha meraih mimpi yang membuat pembaca menjadi terinspirasi. Kemudian hal yang menjadi kelebihan dalam novel ini adalah banyaknya kata-kata mutiara yang disampaikan oleh pengarang baik melalui dialog tokoh ataupun dalam setiap pergantian bab. Sampul depan novel dengan desain yang menarik pun menjadi salah satu kelebihan novel karangan Asma Nadia ini.
o Kelemahan
Novel ini memiliki kekurangan yaitu terlalu banyak iklan seperti pada halaman 193 yang memuat iklan tentang salah satu produk kosmetik pendukung novel tersebut, kemudian di halaman selanjutnya dipromosikan produk busana muslim dan kerudung serta masih banyak lagi. Selain itu alur cerita yang mundur menjadikan cerita terkesan berputar dan diulang-ulang.
o Saran
Sebaiknya jangan terlalu banyak iklan yang dimuat dalam novel, jika iklan tersebut ingin tetap dimasukkan lebih baik ditempatkan di halaman terakhir, jangan dimasukkan kedalam cerita karena hal itu membuat pembaca menjadi terganggu.