RESENSI NOVEL X IIS 2

Resensi Novel

A. Judul resensi : Takdir Dari Tuhan untuk Tania

 B. Identitas buku :

  Judul buku : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

 Pengarang : Tere-Liye

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit: oktober 2010

Jumlah halaman: 264

 Sinopsis :

 Didalam kehidupan Tania penuh dengan cobaan. Tania telah ditinggal oleh ayahnya sejak umur 8 tahun dan adiknya Dede yang masih berumur 3 tahun. Tania dan Dede sekarang hanya hidup dengan Ibunya. Sejak ditinggal oleh ayahnya kehidupan keluarga Tania semakin sulit, mereka tidak sanggup untuk membayar uang kontrakan rumah dan juga biaya sekolah. Tania dan Dede harus mengamen dari bis satu ke bis yang lain demi mencari uang untuk makan. Tania bertemu dengan seorang malaikat yang akan membantu keluarganya, membantunya sekolah, mendapatkan tempat tinggal dan janji masa depan yang lebih baik. Seiring berjalannya waktu, Tania mulai merasakan perasaan yang berbeda bahkan saat rambutnya masih dikepang dua dengan malaikat keluarganya. Namun Tania sadar jika ia tidak boleh membiarkan perasaannya semakin bertambah. Karena Tania tahu jika malaikatnya hanya menganggap Tania sebagai seorang adik tak lebih. Takdir telah ditentukan oleh Tuhan manusia hanya bisa menerimanya seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin.

 

 Keunggulan :

Novel daun yang jatuh tak pernah membenci angin, memberikan pengetahuan kepada kita jika semua keinginan kita tidak bisa semuanya tercapai.

Tokoh-tokoh yang berada di dalam novel ini memberikan contoh agar dalam menghadapi kehidupan ini kita harus menjalani dengan lapang dada, ikhlas, dan selalu berusaha dengan kemampuan yang kita punya

Alur ceritanya mudah dipahami

Sebuah bacaan yang inspiratif

 

 Kelemahan :

 

 Tidak diperuntukkan semua umur, dan terkadang ada bahasa istilah yang sulit dimengerti.

 

Rumusan kerangka :

 

Pukul 20.00 : Saat Semuanya Berawal Pertemuan awal Tania dan adiknya Dede dengan seseorang yang akan menjadi malaikat penolong bagi keluarga Tan-

Pukul 20.15 : Pertama Kali Aku Mengenal Perasaan Itu Tania yang masih berumur 11 tahun mulai mengenal perasaan yang berbeda dengan Oom Danar (malaikat keluarganya). Namun Tania belum mengerti tentang perasaan apa yang dirasakannya itu.

Pukul 20.21 : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Tania dan adiknya Dede sekarang hanya mempunyai seorang Ibu, namun Ibu Tania tiba-tiba jatuh sakit terkena kanker paru-paru stadium IV dan akhirnya meninggal. Namun Tania tetap harus melanjutkan hidupnya karena takdir sudah ditentukan oleh Tuhan dan manusia tidak bisa menyalahkan-Nya seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin.

Pukul 20.26 : Setelah Ibu Pergi! Untuk melupakan kesedihannya, Tania memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Singapura. Tania juga berfikir dengan dia berhasil atau mendapatkan nilai yang baik di sekolahnya ASEAN scholarship juga bisa membuat Ibunya bangga di surga.

Pukul 20.32 : Sweet Seventeen yang Indah Tania berusia 17 tahun, Oom Danar dan adiknya Dede datang berkunjung ke Singapura untuk mengadakan pesta ulang tahun untuk Tania di Singapura. Oom Danar memberikan hadiah sebuah liontin bertuliskan ”T” yang menurut Tania sangat berharga untuknya.

-Pukul 20.37 : Liontin Seribu Pertanyaan. Tania bertanya tanya apa maksud dari liontin yang diberikan Oom Danar kepadanya. Setelah beberapa waktu kemudian Tania mengetahui arti dari liontin tersebut adalah hanya “sebatas teman”, adiknya Dede yang mengatakannya bahwa Ia dan Ibu juga diberikan kalung yang sama sepertinya.

Pukul 20.45 : Izinkan Aku Menangis Demi Dia, Ibu! Graduation day Tania telah datang. Dede, Oom danar dan pacarnya Kak Ratna datang ke acara tersebut. Saat acara makan malam Oom Danar dan Kak Ratna mengumumkan acara pernikahan mereka yang akan dilaksanakan 3 bulan kemudian. Tania menangis karena pengumuman ini yang menurutnya sangat menyakitkan seperti saat kehilangan Ibunya untuk kedua kalinya.

w Pukul 20.50 : Hari-Hari Menyakitkan Tania diminta pulang ke indonesia untuk menghadiri acara pernikahan Oom Danar dan Kak Ratna, yang tentu saja ditolak oleh Tania. Yang membuat Tania bertambah sedih karena Kak Ratna selalu baik kepada Tania dan selalu menganggap Tania sebagai teman.

 Pukul 21.02 : Masa-Masa Berdamai Setalah kejadian pernikahan itu, Tania dan Oom Danar tidak memberi kabar satu sama lain. Saat Tania ada libur semester, ia pulang ke Indonesia untuk memperingati hari kematian Ibu yang ke 8 tahun. Saat itu juga Tania dan Oom Danar bertemu kembali dan mereka berdamai seperti dulu, karena

Pukul 21.06 : Pulang! Tania kembali pulang ke Singapura, saat di Singapura Tania mulai terbuka dengan teman lain jenisnya juga teman-temannya yang lain. Karena, sebelumya Tania terkenal galak diantara par apria di tempat kuliahnya commerce NUS.

Pukul 21.10 : Potongan Teka-Teki yang Pertama Kak Ratna sering mengirimi E-Mail ke Tania tentang kehidupan rumah tangganya dengan Oom Danar yang akhir-akhir ini Kak Ratna yang sering diacuhakn oleh Oom Danar. Tania binggung dengan apa yang telah dilakukan Oom Danar ke Kak Ratna, padahal sewaktu mereka bertemu di pemakaman Ibu mereka terlihat sangat serasi.

Pukul 21.15 : Semuanya Berubah Terlalu Cepat Kak Ratna semakin sering berkirim email dengan Tania dan curhat tentang suaminya yang berubah semakin parah.

Pukul 21. 17 : Ketika Semua Potongan Lengkap Tania tahu apa yang sebenarnya terjadi sekarang dengan Oom Danar melalui cerita adiknya Dede. Dede menceritakan jika liontin yang diberikan oleh Oom Danar ke Tania adalah spesial. Karena di dalam liontin mereka berdua ada sepasang bunga linden. Sebenarnaya Oom Danar telah mencintai Tania. Namun Oom Danar tetap memilih istrinya, karena takdir sudah tidak bisa dirubah.

 Pukul 09.00 (Keesokan Pagi) : Kembali Tania kembali lagi ke Singapura dan berniat tidak akan pulang ke Indonesia. Tinjauan bahasa Menggunakan bahasa Indonesia yang baik namun terkadang juga terlalu hiperbola dan puitis. Banyak menggunakan bahasa istilah. Adanya kesalahan cetak: Ada beberapa kata yang tedapat kesalahan cetak.

 

Penutup :

 

Sasaran pembaca pada novel ini adalah remaja, karena kisah cinta didalam novel ini dipandang dari sudut cinta seorang remaja. Novel ini tidak sesuai dengan semua umur, meskipun diawal cerita Tania masih berumur 11 tahun, tetapi karena perasaannya dengan Oom Danar membuat itu tidak bagus untuk dicontoh oleh anak dibawah umur.

Leave a Reply