BIOGRAFI RUDIANTO
Rudianto adalah sosok yang keras,disiplin,dan bertanggung jawab,ia dilahirkan di Palembang,12 maret 1969,ia merupakan anak dari pasangaan Bapak Bidarlis dan Ibu jarida.Rudianto merupakan anak ke 6 dari 12 bersaudara.
Masa kecil dari Rudianto,di lalui nya bersama keluarganya. Dengan perasaan sangat bahagia,walaupun ia berada dalam keluarga yang sederhana,tetapi ia tidak pernah merasa kekurangan,yaitu dari segi materi maupun hal lainnya.Karena keluarga Rudianto,bisa dibilang keluarga yang harmonis.Ayah Rudianto adalah seorang Atlet Bulutangkis,Rudianto sering diajak oleh ayahnya,beserta kakak,dan adiknya untuk latihan Bulutangkis.karena Rudianto sering diajak oleh sang ayah,ia pun mulai menyukai olahraga Bulutangkis.Pada saat umur 6 tahun,yaitu pada tahun 1975,Rudianto memulai pendidikan awalnya,yaitu bersekolah di Sekolah Dasar(SD) N 20 Lubuk Alung.Perjuangan hidup Rudianto berada pada awal,ia harus bersekolah dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita nya.setelah tamat dari sekolah dasar,ia melanjtkan sekolahnya ke SMP N 1 Lubuk Alung,yaitu tahun 1981.di SMP inilah Rudianto menujukkan keseriusannya terhadap bakatnya yaitu bermain Bulutangkis,dan ia juga merasakan bagaimana rasanya mencari uang, di waktu SMP,walau hanya belajar.Orang tua Rudianto termasuk orang yang tidak kekurangan,tetapi Rudianto adalah sosok anak,yang ingin membantu orang tua nya,minimal untuk menambah uang jajannya.
Setiap hari selasa,Rudianto dan adik laki-lakinya membantu sang ibu berjualan dipasar yaitu di toko nya, Toko Obat.karena keseriusan Rudianto dalam bermain Bulutangkis,dan didukung oleh sang ayah yang sangat mendukungnya untuk menjadi Atlet Bulutangkis. ia sering mengkuti pertandingan Bulutangkis yang didampingi oleh sang ayah.pada kelas 3 SMP,ia mengkuti pertandingan Bulutangkis untuk tingkat pelajar se-sumbar dan ia berhasil meraih juara pertama.sang ayah sangat bangga pada Rudianto.Karena ada yang akan menggantikannya menjadi seorang Atlet.setelah tamat SMA Rudianto bersekolah di SMA N 2 Padang,tahun 1984.Rudianto di SMA ia sering latihan Bulutangkis,karena ia serius dengan pilihannya.ia pun sering mengikuti pertandingan Bulutangkis,mulai dari PORDA(pekan olahraga daerah),tingkat sumbar,dan keluar sebagai sang juara.pada umur 16 tahun,ia pernah mengikuti pekan olahraga nasional (PON) ke XI,dan meraih mendali perunggu.prestasi Rudianto dibidang Bulutangkis berlanjut sampai ia tamat dari SMA ,ia masih tetap bermain Bulutangkis dan mengkuti pertandingan.seperti pertandingan PORDA di Aceh yang ia ikuti setelah ia tamat dari SMA.Yaitu pada tahun 1990.Rudianto pun keluar menjadi sang juara,ia pun diatwarkan oleh salah satu instansi perusahaan yang ada di Aceh.Untuk bekerja sebagai karyawan di perusahaan tersebut.
Selama di Aceh,ia sangat merasakan apa itu artinya sebuah kehidupan,baik pahit-maupun manisnya hidup.Rudianto bekerja di Aceh hanya 3 tahun,karena di Aceh pada saat itu,ada peristiwa yang cukup bahaya yaitu peristiwa GPK(Gerakan Pemberontak Kemerdekaan).Rudianto pun takut akan mengancam nyawanya,untuk itu ia mengundurkan diri dari perusahaan tempat ia bekerja di Aceh.ia pun kembali ke sumbar,saat di sumbar ia berlatih dengan giat dan serius,karena akan menghadapi pertandingan PORDA di Batusangkar,yaitu tahun 1993.pada saat mengikuti pertandingan PORDA dI Batusangkar,Rudianto keluar sebagai sang juara.Rudianto pun ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia(BRI) Batusangkar untuk menjadi karyawan disana,Rudianto pun menerima tawaran tersebut,rudianto sangat menikmati pekerjaan selama di BRI,tetapi ia juga tidak pernah melupakan Bulutangkis,karena ia berpikir saya seperti sekarang ini,karena kehebatan saya dalam bermain Bulutangkis,yang mana ALLAH memberikan kenikmatan hidup kepada nya.
Tahun depan,yaitu tahuun 1994,ia mengikuti pertandingan Bulutangkis kembali,tetapi Bulutangkis kali ini, adalah pertandingan olahraga antar Bank yaitu yang lebih dikenal dengan PORBANK.Rudianto dipercaya untuk mewakili Bank BRI Batusangkar dalam bidang Bulutangkis.karena memiliki kehebatan dalam bermain Bulutangkis,ia pun mengikuti pertandingan tersebut dengan percaya diri dan berdoa.Rudianto pun berhasil mendapatkan juara di pertandingan tersebut,ia pun mendapat kan keberuntungan yang bertubi-tubi hari itu,karena ia ditawarkan oleh pihak Bank Indonesia menjadi karyawan disana.Rudianto pun menerima tawaran Bank Indonesia tersebut dan segera mengundurkan diri dari pekerjaaan sebagai karyawan Bank BRI. Rudianto menjadi karyawan Bank indonesia hingga sekarang.
Tetapi sayangnya di tahun yang bersamaan,yaitu tahun 1994,Rudianto harus kehilangan seseorang yang selalu ada disaat ia butuhkan,yang selalu mendukung setiap keputusan dan orang yang begitu menyayangi nya yaitu sosok sang ibu,ibu Rudianto meninggal tanggal 21 OKTOBER 1994.setelah ibu nya meninggal,ia tinggal bersama kakak dan adiknya serta ayahnya.keluarga ini adalah keluarga yang harmonis dan memiliki solidaritas yang tinggi,karena satu-sama lain sesama anggota keluarga saling menjaga.
Pada tanggal 21 November tahun 1996 Rudianto menikah dengan istrinya yang bernama Suhaini Aida,yang bekerja di BAPELKES,dan dikarunia 4 orang anak,yaitu 2 laki-laki dan 2 peerempuan.Rudianto pun menetap di padang,tetapi tidak pernah melupakan keluarganya.Pada tahun 2003,Rudianto harus kehilangan sosok sang ayah,ayah Rudianto meninggal Tahun 2003.