Biografi Suhalina
Suhalina lahir di Padang 26 Februari 1997,ia kerap disapa dengan sebutan lina. Dia merupakan anak pertama dari lima bersaudara pasangan M.Nasir dan Mariati. Suhalina hidup dengan serba kecukupan dirumah dimana temapat ia dari kecil hingga sekarang di besarkan. Ayahnya hanyalah seorang tukang pangkas rambut dan ibu hanyalah sebagai ibu rumah tangga. Dia tinggal bersama orang tua dan adik-adiknya di sebuah rumah kontrakkan tepatnya di Padang,kelurahan Andalas,kecematan Padang Timur.
Suhlina adalah anak yang cerdas karena ia bisa masuk sekolah dasar dengan umurnya yang belum cukup. Dan ia juga belajar mengaji ,dalam hal menuntut ilmu agama ia selalu menorehkan prestasinya, karena kepandaianya dalam berpidato dan memberikan ceramah membuat orang melihat nya merasa takjub. Dia pernah memenang kan lomba berpidato tingkat se Kota Padang. Suhalina menduduki bangku sekolah dasar pada usia lima tahun,ia bersekolah di SD N 22 Andalas,dan dia tamat pada tahun 2007. Ia melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP N 31 Padang, selama ia belajar disana ia tidak pernah tidak mendapatkan peringkat kelas walaupun itu bukanlah juara Dia lulus dari SMP N 31 Padang pada tahun 2010. Menjelang kelulusan ia di SMP ternyata ia mengalami sebuah kejadian dimana tempat dia tinggal bersama ayah,ibu dan adik-adiknya tersebut,mengalami insiden bahwasanya tempat ia tinggal mengalami kebakaran. Walupun begitu,itu tidak mengurangi semangat ia dalam belajar. Setelah lulus ia pun pindah ke Kampungnya dan melanjukan sekolah nya disana. Suhalina dalam melanjukan sekolah menengah atas nya, ia masuk Madrasah Aliyah Negri Lubuk Alung atau yang sekarang kita kenal dengan MAN 1 Padang Pariaman. Disini ia tetep mengembangkan kemampuannya hingga ia selalu mendapat jura di kelas nya yaitu juara 1,2,dan 3. Awalnya sekolah ia berjalan dengan baik, ketika ia naik kelas atau duduk di bangku kelas dua ia mulai mengalami kesulitan dalam menghadapi uang sekolah. Sebab perkerjan ayah nya tidak memadai malah bisa dikatakan kurang dari cukup.Dia pun mulai berfikir bagaiman cara ia harus menyelesaikan sekolahnya. Ibu dia pun kerap kefikirkan tentang hal tersebut kemudian ibunya pun berencana akan membuat sebuah jajanan gorengan untuk menambah uang sekolahnya dengan syarat ia harus membawa jualan itu kesekolah nya dan menjual nya disekolah.
Itu semua tidak mengurangi semangat belajar nya. Pada tahun ketiga ia sekolah,ia pun harus mengalami perpisahan. Karena ia di tinggalkan oleh ibu nya bersama 3 orang adiknya sebab ibu nya harus berkerja untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga, di karenakan perkerjaan ayah nya tidak berjalan dengan baik. Ibunya kembali ke tempat yang dulu pernah dia tingal, dan ibu ia pun kembali mengontrak rumah tesebut. Disana ibu nya berkerja sebagai buruk rumah tangga. Apa boleh buat ia pun bertekad untuk sukses dan ia bisa membantu kedua orang tua nya setelah ia lulus nanti. Ia pun belajar lebih giat dan tak lupa pula ia melanjutkan julan nya hingga ia lulus di sana. Selama ia belajar di Madrasah Aliyah ia juga sorang guru mengaji di sebuah masjid yaitu Masjid Baitul Hajar. Pada saat kelulusannya ia mendapat nilai yang baik tapi amat di sayangkan ia tidak dapat melanjutkan sekolah nya, karena kebutuhan dan biaya yang tidak memadai serta adik-adiknya masih sekolah. Dia lulus dari MAN Lubuk Alung pada tahun 2013.
Kemudaian ia melanjutkan untuk berkerja,ia pun pergi ke tempat ibu nya dan berkerja disana. Dia harus meninggalkan adik-adiknya serta ayah nya di kampung. Dulu ia bekerja di sebuah kafe selama satu tahun dan kemudian ia pun berhenti dari pekerjan tersebut. Setelah itu ia pun mencari perkerjaan kembali dan akhirnya ia diterima sebagai penjaga koperasi di sebuah Universitas Negeri Padang. Dia pun sekarang berkerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan dan memebantu orang tua nya untuk menyekolahankan adik- adiknya. Ia pun juga tidak meninggalkan kebiasan nya yaitu membuat gorengan dan menjualnya di tempat ia bekerja. Sebagaimana yang pernah ia lakukan sewatu ia masih duduk di Madrasah Aliyah. Dan ia juga mencoba membuka usaha kue di rumah, walapun begitu ramai ia tetap menjalankan nya hingga sekarang ini. Dari sinilah ia mulai mengalami kebaikan terhada hidup dan kebutuhannya dari pada sebelumnya. Walaupun ia belum sukses sesuai dengan apa yang ia inginkan tetap saja ini adalah sebuah perjuang yang sangat baik demi untuk meencapai kesuksesan nya.
Hal yang dapat diteladani
Masuk Sekolah Dasar (SD) pada saat usia 5 tahun. Menorehkan prestasi dalam berpidato dan memberikan ceramah. Menjelang kelulusan SMP ia mengalami sebuah kejadian dimana tempat dia tinggal bersama ayah,ibu dan adik-adiknya mengalami kebakaran. Walaupun begitu,itu tidak mengurangi semangat ia dalam belajar. Suhalina melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Negri Lubuk Alung atau yang sekarang kita kenal dengan MAN 1 Padang Pariaman. Disini ia mendapat peringkat di kelas nya yaitu juara 1,2,dan 3. Ketika ia naik kelas atau duduk di bangku kelas dua ia mulai mengalami kesulitan dalam menghadapi uang sekolah. Karena perkerjan ayah nya tidak memadai malah bisa dikatakan kurang dari cukup .Dia pun mulai berfikir bagaimana cara ia harus menyelesaikan sekolahnya. Ibu dia pun kerap kefikirkan tentang hal tersebut kemudian ibunya pun berencana akan membuat sebuah jajanan gorengan untuk menambah uang sekolahnya dengan syarat ia harus membawa jualan itu kesekolah nya dan menjual nya disekolah.
Itu semua tidak mengurangi semangat belajar nya. Pada tahun ketiga ia sekolah,ia pun harus mengalami perpisahan. Karena ia di tinggalkan oleh ibu nya bersama 3 orang adiknya sebab ibu nya harus berkerja untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga, di karenakan perkerjaan ayah nya tidak berjalan dengan baik. Ibunya kembali ke tempat yang dulu pernah dia tingal, dan ibu ia pun kembali mengontrak rumah tesebut. Disana ibu nya berkerja sebagai buruh rumah tangga. Apa boleh buat ia pun bertekad untuk sukses dan ia bisa membantu kedua orang tua nya setelah ia lulus nanti. Ia pun belajar lebih giat dan tak lupa pula ia melanjutkan julan nya hingga ia lulus di sana. Selama ia belajar di Madrasah Aliyah ia juga sorang guru mengaji di sebuah masjid yaitu Masjid Baitul Hajar. Pada saat kelulusannya ia mendapat nilai yang baik tapi amat di sayangkan ia tidak dapat melanjutkan sekolah nya, karena kebutuhan dan biaya yang tidak memadai serta adik-adiknya masih sekolah.
Tamat sekolah ia memutuskan untuk berkerja,ia pun pergi ke tempat ibu nya dan berkerja disana. Dia harus meninggalkan adik-adiknya serta ayah nya di kampung. Ia bekerja di sebuah kafe selama satu tahun dan kemudian ia pun berhenti dari pekerjan tersebut. Setelah itu ia pun mencari perkerjaan kembali dan akhirnya ia diterima sebagai penjaga koperasi di sebuah Universitas Negeri Padang. Dia pun sekarang berkerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan dan membantu orang tua nya untuk menyekolahankan adik- adiknya. Ia pun juga tidak meninggalkan kebiasan nya yaitu membuat gorengan dan menjualnya di tempat ia bekerja. Sebagaimana yang pernah ia lakukan sewatu ia masih duduk di Madrasah Aliyah. Dan ia juga mencoba membuka usaha kue di rumah, walapun tak begitu ramai ia tetap menjalankan nya hingga sekarang ini. Dari sinilah ia mulai mengalami kebaikan terhadap hidup dan kebutuhannya dari pada sebelumnya. Walaupun ia belum sukses sesuai dengan apa yang ia inginkan tetap saja ini adalah sebuah perjuang yang sangat baik demi untuk mencapai kesuksesan nya.