KEKOKOHAN CINTA
Karya Marzuki
Kaulah yang mengatur langkahku
Dan hanya menunjukan garis kebenaran,
Tak pernah ada bayangan gelap,
Antara kau dan aku.
Kupercaya tak kan berubah,
Karena hanya kaulah peganganku,
Seperti hati dan cinta yang tak kan terpisah.
Jangan pernah kau palingkan langkahku,
Karena langkahku masih jauh
Dan masih banyak kerikil yang harus kutapaki.
Kumohon tempatkanlah aku seindah mungkin,
Karena kaulah cintaku.
Makna Puisi
Pada bait pertama, penulis menceritakan tentang kekuatan cinta yang mengatur dan mengarahkan kehidupan antara sepasang kekasih, kekuatan cinta mereka akan selalu mengalir karena mereka saling melengkapi dan menuntun cinta mereka kearah jalan yang benar.
Pada bait kedua, penulis menceritakan tentang cinta yang tak kan berpaling lagi, karena cinta tersebut sudah menemukan orang yang pantas dan cocok untuk menjadi pegangan hati, dan cinta itu tak kan pernah terpisahkan.
Pada bait ketiga, berisikan kalimat larangan agar jangan mengalihkan tujuannya, karena perjalanan cintanya masih jauh dan masih akan banyak rintangan dan cobaan yang akan menguji kekokohan cintanya tersebut.
Pada bait ke empat penulis menceritakan tentang keinginan agar dia ditempatkan di tempat yang indah di dalam hatinya, karena hanya dia lah cintanya.
Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik dalam Puisi
1. Unsur Instrinsik
a. Tema yaitu ide, pokok pikiran, gagasan atau hal yang hendak dikemukakan oleh penulis baik secara tersirat maupun tersurat. Puisi diatas bertemakan Romance, yaitu kekokohan cinta.
b. Amanat yaitu pesan yang mendorong penyair menulis. Amanat dalam puisi diatas yaitu kekuatan cinta yang selalu bertahan dan mengarh kejalan yang benar walaupun banyak rintangan yang harus dilewati.
c. Perasaan yaitu sikap pengarang terhadap tema dalam puisinya. Pada puisi ini terdapat perasaan senang dan khawatir terhadap tema yang diangkat penulis.
d. Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Misalnya rendah hati, mendikte, menggurui, persuasif dan lain-lain.
e. Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi, yaitu tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana.
f. Citraan (pengimajian), yaitu gambar – gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambarn pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambarn pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indra penglihatan). Pada puisi diatas, penulis menggambarkan gadis pinggiran yang pantang menyerah.
g. Diksi yaitu, pemilihan kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi di atas kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi diatas kata- kata yang dipilih penulis tepatr berdasarkan tema yang diangkat.
h. Kata konkret (imajinasi) yaitu penggunaan kata-kata yang tepat ( diksi yang baik) atau bermakna denotasi oleh penyair.
i. Gaya bahasa (majas, figuratif language) yaitu bahasa kias yang menimbulkan makna konotasi tertentu.
2. Unsur Ekstrinsik
a. Unsur biografi, yaitu latar belakang atau riwayat hidup penulis.
b. Unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat, budaya, dan
lain-lain.
c. Unsur kemasyarakatan, yaitu situasi sosial ketika puisi itu dibuat.