Cerpen Si Miskin

 Si Miskin

 

       Suatu hari, Mara Karmah berjalan bersama saudaranya, namun saudaranya yaitu Puteri Nila Kesuma, menangis ingin minum susu. Mara Karmah pun ikut menangis sambil menenangkan adiknya. Kemudian Mara Karmah memberi adiknya sepotong ketupat yang telah dipotongnya menjadi dua bagian. Maka Putri Nila Kesuma berhenti menangis. Selama perjalanan tujuh hari tujuh malam, tujuh ketupat yang dimiliki nya itu habis, sebab Mara Karmah memberikan setengah potong ketupat pada malam hari dan setengah potongnya diberikan pada pagi hari kepada adiknya. Setelah ketupat itu habis, Puteri Nila Kesuma menangis karena ingin makan. Mara Karmah pun mencari makanan di hutan dan memberikannya kepada adiknya. Dan saat dia menemukan air, dia memandikan adiknya.

   Selama beberapa hari berjalan, ia melewati gunung yang tinggi, padang rumput dan laut yang merupakan tempat tinggal dewa-dewa. Ia juga bertemu dengan binatang buas, seperti ular naga buta raksasa. Mereka semua memberikan kesaktian pada Mara Karmah. Dan Ia pun bertemu dengan bukit berjentera, tempat raja-raja dan dewa bertapa. Sedangkan, jika Mara Karmah bertemu dengan raja-raja itu, maka Puteri Nila Kesuma  sembunyikan.

IMG_20161201_093133Beberapa hari berjalan, sampailah ia di sebuah pohon beringin yang besar dan air yang mengalir dari atas gunung. Di sanalah ia memandikan adiknya. Tiba-tiba ada seekor burung terbang di atas kepalanya, lalu Puteri Nila Kesuma menangis karena ingin burung itu. Maka Mara Karmah pun melompat, menangkap burung itu. Kemudian diberikannya kepada adiknya. Puteri Nila Kesuma meminta burung ini untuk dimakan. Mara Karmah berkata kepada adiknya untuk bersabar dan menunggunya, sebab ia akan mencari api. Mara Karmah pun berjalan menuju sebuah dusun. Di dusun itu, ia melihat kebun yang banyak tanamannya. Ia berkeliling sambil menunggu orang yang punya kebun itu. Tiba-tiba orang yang punya kebun itu menuduh Mara Karmah bahwa Mara Karmah yang mencuri tanamannya selama ini. Tetapi Mara Karmah menyangkalnya bahwa bukan dia lah yang mencuri tanamannya melainkan dia hanyalah orang miskin yang ingin meminta api.  Orang dusun tetap tidak percaya. Ia menampar dan memukul Mara Karmah sembari mengatakan bahwa itu lah akibatnya orang yang telah menganiayanya. Mendengar perkataan orang dusun itu, Mara Karmah teringat pada adiknya bahwa dia tidak akan bertemu dengan adiknya karena mati dianiaya. Dan ia pun menangis. Melihat tubuh Mara Karmah yang bengkak-bengkak dan berlumur darah, orang dusun ittetelah itu ia membuangnya ke laut. 

Leave a Reply