Makna Puisi “Dewa Penyiksa”

 

Makna Puisi “Dewa Penyiksa”

Karya : Furqani Iqbal Syabirin

“ kala berganti,

Kau menjelma bagai dewa”

à Ini perumpamaan untuk seorang pejabat, disaat masa jabatannya akan berakhir dan akan diadakan pemilihan pemimpin yang baru, ia menjadikan dirinya sebagai seseorang yang paling hebar, paling baik, dan menjanjikan banyak hal.

“dewa pemberi segalanya”

è Ia menjanjikan banyak hal kepada semua orang agar dirinya tetap dipilih menjadi pemimpin.

“emas kau limpahkan, berlian kau ucapkan”

è Ia meyakinkan semua orang dan mengumbar janji-janji manis bahwa disaat dirinya terpilih nanti, ia akan mensejahterakan kehidupan semua rakyatnya dan memberikan yang terbaik.

“ hingga angin terbuai pesonamu”

è Sehingga siapapun yang mendengar ucapan dan janji-janji manis tersebut akan langsung menerima dan meyakininya.

“kala menjadi, kau tampak memang dewa, dewa perampas segalanya”

è Dan saat dirinya telah terpilih menjadi pemimpin, ia lupa akan semua janji-janji yang telah terucap dari mulutnya. Tak satupun janjinya yang dapat dipercaya. Malah yang terjadi adalah sebaliknya, ia memakan uang rakyat tanpa mempedulikan nasib rakyatnya.

“emasku kau rampas kembali, berlianku kau tarik kembali”

è Jangankan untuk mensejahterakan rakyat, sedangkan janji-janjinya saja tidak ditepati. Malahan dirinya memakan uang rakyat untuk kepentingan dirinya sendiri.

“bahkan lebih banyak dari yang kau beri”

è korupsi yang ia lakukan lebih banyak dari pemberian yang ia berikan.

“semakin lama semakin sirna”

è semakin ke sini semakin terlihat bahwa ia hanya memberikan janji-janji palsu

“pulang untuk pergi dan tak kembali hingga semua diam dan berhenti”

è dia menjabat hanya untuk lepas dari tanggung jawab dan membuat hal-hal yang dijanjikan terhenti dan tak mengalami kemajuan.

 oleh azizah mulyanis kelas X IIS 1

Leave a Reply