Menganalisis Puisi Dari Buku Antologi Puis ‘’Sunyi’’
Dewa penyiksa
Karaya Furqani Iqbal Syabirin
Kala berganti
Kau menjelma bagai Dewa
Dewa pemberi segalanya
Emas kau limpahkan
Berlian kau ucapkan
Hingga angin terbuai pesonamu
Kala menjadi
Kau tampak memang Dewa
Dewa perampas segalanya
Emasku kau rampas kembali
Berlianku kau tarik kemabli
Bahkan lebih banyak dari
Yang kau beri
Semakin lama semakin sirna
Pulang untuk pergi dan tak kembali
Hingga semua diam dan berhenti.
Makna puisi :
Seorang pemimpin pada saat itu dicalonkan bagai dewa. Yang membri semua apa yang diminta oleh rakyatnya. Harata duniawi yang berikan, janji manis yang dia ucapkan. Sampai rakyat terbawa oleh rayuan nya. Seteah pemimpin itu jadi atau menjabat ,memang seperti dewa. Tapi pemimpin ini mengambil semua yang telah dia berikan , harta duniawai itu diambil dan kata-kata manis di tarik kembali,dan lebih dari itu tetapi tidak ada yang terjadi. Lama rakyat menunggu dengan janji itu semakin lama semakin hilang. Dan rakyat semakin terdiam dan berhenti untuk membahsa janji-janji pemimpin tersebut.
Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik dalam Puisi
1. Unsur Instrinsik
a. Tema yaitu ide, pokok pikiran, gagasan atau hal yang hendak dikemukakan oleh penulis baik secara tersirat maupun tersurat. Puisi diatas bertemakan pemimpin yang kejam.
b. Amanat yaitu pesan yang mendorong penyair menulis. Amanat dalam puisi diatas pemipin sebelum dicalonkan banyak janji banyak kata-kata manis,setelah menjadi pemipin atau menjabat tidak ada bukti dari janji-janji pemimpin tersebut,jadi jangan lah menjadi pemipin yang diawal banyak janji dan tidak melakukannya
c. Perasaan yaitu sikap pengarang terhadap tema dalam puisinya. Pada puisi ini terdapat perasaan kesal dan maarah terhadap tema yang diangkat penulis.
d. Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Misalnya marah , mendikte, menggurui, persuasif dan lain-lain.
e. Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi, yaitu tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana.
f. Citraan (pengimajian), yaitu gambar – gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambarn pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambarn pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indra penglihatan). Pada puisi diatas, penulis menggambarkan pemipin yang kejam terhadap rakyatnya.
g. Diksi yaitu, pemilihan kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi di atas kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi diatas kata- kata yang dipilih penulis tepatr berdasarkan tema yang diangkat.
h. Kata konkret (imajinasi) yaitu penggunaan kata-kata yang tepat ( diksi yang baik) atau bermakna denotasi oleh penyair.
i. Gaya bahasa (majas, figuratif language) yaitu bahasa kias yang menimbulkan makna konotasi tertentu.
2. Unsur Ekstrinsik
a. Unsur biografi, yaitu latar belakang atau riwayat hidup penulis.
b. Unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat, budaya, dan lain-lain.
c. Unsur kemasyarakatan, yaitu situasi sosial ketika puisi itu dibuat.