Bersamaku
Karya Riri Hendria Safitri
Ingatlah aku saat kau melewati jalan yang berliku.
Ingatlah aku saat kau terluka oleh duri dunia ini.
Ingatlah aku saat kau tertatih dalam gelap.
Tenang, tenanglah kau tak sendiri.
Aku adalah bayanganmu yang selalu menemanimu.
Tenang, tenanglah kau tak sendiri,
Aku adalah milikmu,
Menjagamu dari murka sang matahari.
Makna Puisi
1. Pada bait pertama, penulis meminta untuk mengingatnya saat sahabatnya melewati jalan yang berliku. Yaitu jalan kehidupan yang tidak selalu lurus dan mulus yang akan dijumpainya.
2. Pada bait kedua, penulis meminta untuk mengingatnya saat sahabatnya sedang sedih ataupun terluka karena kehidupan di dunia ini yang penuh lika liku.
3. Pada bait ketiga, penulis meminta untuk mengingatnya disaat sahabatnya sedang terpuruk dan tidak tau arah kemana dia akan mengadu.
4. Pada bait keempat, penulis meminta sahabatnya untuk tetap tenang, karena ia selalu ada untuk sahabtnya. Ia tidak akan membiarkan sahabatnya sendirian.
5. Pada bait kelima, penulis menceritakan bahwa dirinya adalah bayangan yang akan selalu menemani sahabatnya. Ia akan mengikuti dan membawa sahabatnya melangkah maju bersama.
6. Pada bait keenam, penulis meminta sahabatnya untuk tetap tenang, karena ia selalu ada untuk sahabtnya. Ia tidak akan membiarkan sahabatnya sendirian.
7. Pada bait ketujuh, penulis menceritakan bahwa dirinya adalah milik sahabatnya yang akan slalu ada dan setia untuk sahabatnya.
8. Pada bait kedelapan, penulis menceritakan dirinya akan menjaga sahabatnya dari bahaya atau segala macam hal yang akan membuat sahabatnya terluka dan bersedih.
1. Unsur Intrinsik
A. Tema, yaitu ide, pokok pikiran, gagasan atau hal yang hendak dikemukakan oleh penulis baik secara tersirat atau tersurat. Puisi diatas bertemakan persahabatan. Yaitu mengenai seorang sahabat adalah milik sahabat nya yang lain yang slalu ada dan saling melengkapi.
B. Amanat, yaitu pesan yang mendorong penyair untuk menulis. Amanat puisi diatas yaitu ingatlah sahabat-sahabat kita yang selalu ada untuk kita, ingatlah sahabat kita yang membawa Kita kejalan yang benar, dan ingatlah sahabat kita disaat duka maupun suka. Karena suatu saat nanti pasti kita akan membutuhkan mereka juga, karena kita hidup sebagai makhluk sosial.
C. Perasaan, yaitu sikap pengarang terhadap tema dalam puisinya. Pada puisi ini terdapat perasaan haru dan menenangkan yang diangkat oleh penulis.
D. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Misalnya rendah hati, nenggurui, mengingatkan, mengajak, dll.
E. Tipografi, disebut juga ukiran bentuk puisi. Yaitu tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana.
F. Citraan (pengimajian), yaitu gambar-gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra/imaji (image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata. Pada puisi diatas, penulis menggambarkan kesetiaan seorang sahabat.
G. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair. Pada puisi diatas katackata yang dipilih penulis tepat berdasarkan tema yang diangkat.
H. Kata konkret (imajinasi), penggunaan kata-kata yang tepat atau bermakna denotasi oleh penyair. I. Gaya bahasa (majas), yaitu bahasa kia yang menimbulkan makna konotasi tertentu. Contohnya terluka oleh duri, tertatih dalam gelap, bayanganmu yang selalu menemanimu.
2. Unsur Ekstrinsik
A. Unsur biografi, yaitu latar belakang atau riwayat hidup penulis.
B. Unsur pertemanan, yaitu situasi saat puisi itu dibuat. Situasi remaja yang disekitarnya dikelilingi oleh para sahabat dan teman yang menyemangati nya.