“Pendapat Kontra Pentingnya Pengaturan Ekonomi Keluarga”

Nama : Elfi Rahmani

Kelas : X.Mipa 7

ASSALAAMU’ALAIKUM
أََالسَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّه وَبَرَكاَتُهُإن الحمد لله، نحمده، ونستعينه، ونستغفره، ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله 

Puji dan Syukur tak henti kita panjatkan kepada Allah SWT yang tiada henti memberikan nikmat, berkah, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Karena nikmat dan hidayah dari Allah berupa keimanan dan keislaman-lah yang membuat kita tetap kokoh berjalan di atas jalan Allah. Dan nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah pula sehingga hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka melaksanakan salah satu aktivitas yang merupakan kewajiban kita sebagai umat Islam, yakni menuntut ilmu.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita yang telah membawa kita dari zaman minum alkohol sampai zaman manum teh botol,dari zamn naik unta sampai naik toyota,dari zaman jahilayah sampai zaman islamiyah,dari zaman peperangan sampai zaman terang benerang yakni, Habibana wanabiyana kanjeng besar Nabi Muhammad SAW, yang diutus oleh Allah SWT ke muka bumi ini sebagai rahmatan lil alamiin, yang telah menggempur kesesatan dan mengibarkan panji-panji kebenaran, serta memperjuangkan islam hingga sampai kepada kita sebagai rahmat tak terperi dari allah SWT.

Yang saya hormati ibu Anggra yang merupakan guru bahasa Indonesia kita, yang saya sayangi teman-teman yang ada di kelas ini. Pada kesempatan ini izinkanlah saya untuk menyampaikan pidato tentang:

“Pendapat kontra pentingnya pengaturan ekonomi keluarga”

Sebagian orang mengatakan bahwa dalam hal berkeluarga penting sekali yang namanya pengaturan ekonomi keluarga.Contohnya KB dengan hanya 2 orang anak saja, padahal menurut saya dalam suatu keluarga tidak harus ada pengatur ekonomi keluarga.Ekonomi keluarga juga tidak terlalu di perlukan terutama dalam sebuah keluarga yang baru karena pada saat mereka Ta’aruf masih ada rasa keraguan di antara mereka. Hal yang menyebabkan saya mengatakan bahwa dalam suatu keluarga tidak harus ada pengaturan ekonomi keluarga karena ada sebagian keluarga yang setelah menikah dan punya anak ekonomi keluarganya meningkat.

Seperti  orang dulu mengatakan “Banyak Anak Banyak Rezeki”. Oleh karena itu, kita tidak harus membatasi untuk mempunyai anak hanya karena alasan pengaturan ekonomi.

 

Teman-teman yang berbahagia

 

Sesuai dengan dalil dan hadisnya pada Surah Al-Baqarah ayat  187.

                                                    فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ                  

 “Maka sekarang campurilah mereka (istri-istri) dan carilah/harapkanlah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (QS. Al Baqarah [2]: 187)

 

Imam Ibnu Katsir –rahimahullah– ketika menafsirkan “apa yang telah ditetapkan Allah untukmu” berkata, “Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Anas, Syuraih al Qadhi, Mujahid, Ikrimah, Said bin Jubair dan yang lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud adalah anak. (Tafsir Al Qur`an Al Adzim: 1/512)

 

Adapun dalil dari Sunnah di antaranya adalah hadis:

                                               « تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ »                                        

 “Nikahilah oleh kalian wanita yang pencinta dan subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian kepada umat-umat yang lain.” (HR Abu Dawud: 2052, dishahihkan Al Albany dalam Jami As-Shahih: 5251).

Teman-teman yang berbahagia, Jadi, banyak alasan mengapa kita tidak harus memikirkan pengaturan ekonomi, antara lain karena ada sebagian keluarga yang setelah menikah dan punya anak ekonomi keluarganya meningkat. Sesuai dengan pituah orang dulu “Banyak Anak Banyak Rezeki” sehingga kita tidak harus susah-susah memikirkan ekonomi keluarga kita..

 

Di cukupkan sekian mohon ma’af apabila ada kesalahan baik dalam materi, perkataan, dan kesopanan. Semoga ilmu ini bermanfa’at khususny bagi saya sendiri dan umumny bagi para hadirin. Wabilliahi taufik walhidayah waridho wal inayah wasswlaamu’alaikum.

Leave a Reply