Resensi novel “Arti Kehilangan” karya Ade Rahayu
1.Data buku
- Judul buku : Arti Kehilangan
- Penulis : Ade Rahayu
- Penerbit : Euthenia
- Tahun terbit : 2015
- Tempat terbit : Jakarta
- Jumlah halaman : 152 halaman
- Gambar : Novel ini tidak memiliki gambar
- Warna sampul : Biru kehijauan dan kuning
- Isi novel :
Novel ini berkisah tentang seorang anakperempuan yang bernama Gadis Ayu Pintoko.Panggilan sehari-harinya ialah Gadis.Didalam nama Gadis terselip nama Ayu yang mana nama tersebut adalh nama ibunya yang berdarah jawa yang cantik.Sedangkan ayahnya berasal dari ranah minang.Ibu san ayahnya menikah di ranah minang.Setelah seminggu menikah barulah ayah dan ibunya pergi merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Pada saat Gadis berumur 8 tahun,dia diajak oleh orangtuanya pergi berlibur ke Bukittinggi yaitu tempat kelahirannya ayahnya.Disana dia dirperkenalkan dengan saudara-saudara ayahnya.Setelah cukup lama berlibur,akhirnya Gadis dan keluarga pulang kembali kerumahnya di Jakarta dan menjalani aktivitas seperti biasannya.Sehari-harinya ayahnya bekerja sebagai karyawan toko miliknya dan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga.Pada saat itu,ada sebuah tragedi tahun 1998 yang menyisakan sepenggal sejarah bagi bangsa ini.Pagi itu,waktu sedang terjadi kerusuhan tahun 1998,ayah Gadis pergi ke toko seperti biasanya untuk bekerja.Tapi timbul kecemasan dalam hati sang Ibu Gadis.Ibu Gadis khawatir karena takut terjadi apa-apa dengan sang ayah.Tiba-tiba saja handphone Ibu Gadus berdering.Ternyata yang menelepon ialah karyawan toko ayah Gadis,yang bernama Liong.Katanya toko milik ayah Gadis telah dibakar dan semua isi didalamnya hangus terbakar.Belum selesai bercerita,lalu telfone tersebut terputus.Langsung sang Ibu bergegas menyusul sang ayah ke toko.Sang Ibu menyuruh Gadis untuk tetap berada dirumah dan mengunci pintu kamar.Tak lama setelah itu,Ayah datang dan mengetok pintu dan menanyakan keberadaan Ibu.Melihat sang Ibu tidak ada dirumah,akhirnya sang Ayah pergi mencari Ibu ke tempat kerusuhan.Alhasil ditemukan Ibu sudah terbaring lemah dan bercucuran darah.Karena kehabisan darah,akhirnya sang ibu meninggal dunia.Sepeninggal sang Ibu,sang Ayah merencanakan untuk pindah ke Bukittinggi sekaligus membawa Gadis untuk bersekolah disana.Setelah tiba disana,Gadis mendapatkan sekolah baru sekaligus teman baru.Tapi ada seorng anak yang tidak suka dengan Gadis dikarenakan Gadis bukan orang minang.Dia adalah Siska.Seorang anak yang bijak,dan suka mengejek orang lain.Kenapa Siska bilang seperti itu dikarenakan di minang,suku seseorang ditentukan oleh garis keturunan Ibu.Sedangkan Ibunya adalah orang Jawa.Jadi menurut dia,suku Gadis adalah Jawa dan menganggap Gadis adalah orang Jawa.Hati Gadis pun sedih dan menceritakan masalah ini ke ayah,paman,meisya dan neisya.Waktu terus berjalan.Setelah tamat SMA,kemudian Gadis melanjutkan sekolah Universitas.Selama menjadi mahasiswa,Gadis tidak lagi tinggal dengan ayahnya.Sepeninggalan Gadis dari rumah,ayahnya selalu sakit- sakitan karena tidak ada yang mengurusi.Akhirya penyakit ayah tambh parah,dan menyebabkan meninggal dunia.Gadis pun menangis karena telah ditinggalkan oleh dua orang yang sangat ia sayangi.Gadis menyesal karena tidak dapat merawat ayahnya selama ayahnya sakit.Kini Gadis hanya bisa bersedih dan merasa kehilangan akan kepergian orang tuanya yang merupakan bagian terpenting dalam hidupnya.
2.Unsur Intrinsik
-Tema : Adapun tema dari novel “Arti kehilangan” adalah kehilangan orang yang terpenting dalam hidup yaitu orang tua
-Tokoh dan watak
- Gadis Ayu Pintoko : Baik,patuh terhadap orang tua
- Ayu Sukma Wijaya : Ibu rumah tangga,penyayang,patuh terhadap suami
- Ayah Gadis(tanpa nama) : Penyayang
- Liong : Baik,bisa dipercaya
- Siska : Suka mengejek
-Alur : Alur dalam novel “Arti kehilangan” ini adalah alur maju dendan tahap sebagai berikut
- Tahap situasi awal(hal 1-30)
- Tahap permunculan konflik(hal 30-70)
- Tahap peningkatan konflik(70-88)
- Tahap klimaks(88-136)
- Tahap penyelesaian(136-146)
-Sudut pandang : Penggunaan sudut pandang dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama,yakni tokoh aku/Gadis menjadi pelaku utama.
-Latar
- Tempat : Jakarta,Bukittinggi,Padang
- Suasana : Senang,menegangkan,sedih
- Waktu : Pagi,siang,malam
4.Unsur ekstrinsik
-Nilai religius : Jika mendapatkan masalah,sebaiknya kita berdoa kepada allah dan memohon petunjuk kepadanya.
-Nilai budaya : Kita harus saling menghargai perbesaan budaya disekitar kita
-Nilai sosial : Sebagai makhluk sosial,kita hendaknya saling menjaga tali persaudaraan walaupun berbeda suku
-Nilai moral : Tidak boleh membeda-bedakan suku seseorang
5,Komentar
-Kelebihan : Novel ini disajikan dengan bahasa yang menarik dan mudah dipahami, dan ceritanya juga menarik.novel ini dilengkapi dengan puisi-puisi yang menyentuh hati.Harganya juga tidak terlalu mahal
-Kekurangan : Novel ini tidak memiliki gambar yang menarik