resensi novel matahari karya tere liye

Judul                            : Matahari

Penulis                         : Tere Liye

Penerbit                      : PT Gramedia Pustaka Utama

Tebal Halaman           : 400 hal, 20 cm

Alamat penerbit         : Jl.palmerah Barat 29-37 jakarta 10270

Deskripsi                     :

 

“Apakah manusia benar-benar menguasai bumi? Tidak juga. Alam yang lebih menguasai bumi. Manusia hanya mencontoh alam sekitar agar bisa bertahan hidup, tapi mereka tetap sangat tergantung dengan siklus alam. Kabar buruk bagi manusia, secara alami, alam punya cara menjaga keseimbangan.”

 

Apa jadinya jika Raib, Seli, dan Ali—ketiga anak dari klan berbeda—bertualang ke Klan Bintang? Klan paling misterius di antara ketiga klan yaitu, Bumi, Bulan, dan Matahari.

 

Setelah menyelesaikan “Liburan di Klan Matahari”, Raib, Seli, dan Ali melanjutkan kehidupan normalnya di Bumi seperti kembali bersekolah, bertemu orang tua mereka, dan tidak menggunakan kekuatan lagi.

 

Sepulangnya dari liburan, Ali juga mendapat hadiah dari Av berupa proyeksi digital dari buku-buku Perpustakaan Sentral Klan Bulan. Ali yang genius dengan penuh rasa ingin tahunya mencoba berbagai eksperimen hasil dari membaca buku-buku tersebut. Ali dengan rambut kusam dan penampilannya yang berantakan pun mendadak menjadi idola murid-murid perempuan di sekolah. Bahkan, rasa ingin tahunya itu juga yang membuat mereka bertiga pergi ke Klan Bintang. Berbekal informasi satu paragraf yang ia dapatkan dari membaca, mereka pun memulai petualangannya.

 

Ada banyak banget pesan tersirat yang gue dapetin dari novel Bumi Series ini. Yang pertama, Raib yang berasal dari Klan Bulan dan Seli yang berasal dari Klan Matahari memiliki kekuatan khusus. Sangat jauh berbeda dengan Ali yang notabenenya berasal dari Klan Bumi—yang disebut makhluk terendah, tapi Ali banyak banget baca dan belajar. Dia bahkan udah tau sejak dulu kalau dunia gak sesederhana yang dilihat orang. Ali juga yang berhasil menemukan dan membuat kesimpulan tentang jalan menuju Klan Bintang. Ali bahkan tetap bisa mengajak Ily ikut serta dalam petualangannya kali ini walau dengan cara yang berbeda, menyatukan kedua kekuatan Klan Bulan dan Klan Matahari sekaligus, melakukan rekayasa genetik ke dalam dirinya, memecahkan masalah dengan ide-ide brilliannya seperti ketika melawan ular dan kelelawar raksasa, hingga kabur agar tidak dikarantina oleh Dewan Kota. Ini mengajarkan kita kalo lo bukan orang yang punya kekuatan khusus dan super maka belajarlah, membacalah, dan perbanyaklah ilmu. Karena sesuatu yang ‘spesial’ gak akan dateng gitu aja ke dalam diri lo.

 

Yang kedua, walaupun Raib dan Seli sudah tahu bahwa di diri mereka terdapat kekuatan special seperti menghilang dan mengeluarkan petir tapi mereka juga harus tahu bahwa potensi dan kapasitas yang mereka miliki lebih daripada itu. Kenyataan bahwa mereka ternyata juga bisa terbang, ‘menyatu’ dengan alam, membuat api seperti prinsip menge-las dilakukan dengan berlatih secara rutin. Jadi, kalo lo mau jadi expert dalam suatu hal, yang harus lo lakuin cuman satu coba lagi, lagi, dan lagi. Jangan lupa, berani!

 

Yang ketiga, down to earth. Gausah deh pengen jadi penguasa seluruh dunia karena gaada hal-hal yang bener-bener lo kuasain sendiri. We are social. Kita ga bisa sendiri tanpa bantuan orang lain. Gue juga ngeliat kayanya petinggi-petinggi di Klan Bintang membawa misi tertentu dan ada kepentingan politik yang digunakan untuk memuluskan kepentingan diri sendiri. Toh kalaupun lo udah jadi penguasa dunia, bukan elo yang bener-bener megang peran tapi alam dan dunia itu punya peran juga di dalamnya. Seberapapun hebatnya kekuatan super yang lo punya, teknologi yang lo temukan, semua bisa kalah sama alam-Nya yang diciptakan langsung.

 

Petualangan Raib, Seli, dan Ali kali ini juga membuka tabir besar kenapa selama ini warga Klan Bintang merahasiakan tempatnya hingga keberadaannya pun dianggap misteri. Perjalanan kali ini juga membuka rahasia tentang orang tua kandung Raib. Petualangan tanpa tujuan pun berubah menjadi misi penyelamatan Buku Kehidupan milik Raib yang membuat mereka menjadi buronan Pasukan Bintang hingga harus berurusan dengan Sekretaris Dewan Kota, kunjungan ke kota Zaramaraz, bersekutu dengan Faar dan Marsekal Laar, sampai meminta pertolongan si Hantu di Restoran Lezazel.

 

Pulang menjadi sangat sulit setelah ini karena mereka bertiga dimasukkan ke sel penjara dengan tingkat keamanan maksimum yang terbuat dari kaca berbentuk kubus yang di bagian bawahnya terdapat letupan magma. Mereka bisa saja menggunakan kekuatan, namun, sekali Raib mengeluarkan dentuman maka kubus kaca itu akan retak dan bisa dibayangkan bagaimana akhirnya. Seli sendiri dibawa ke ruang isolasi dan dibekukan tangannya agar tidak bisa mengeluarkan kekuatan. Mereka yang berada di sel terpisah dengan tingkat keamanan maksimal semakin sulit mencari cara untuk kabur apalagi, Dewan Kota memiliki deteksi penghilang level maksimal.

Leave a Reply