Tanjung Puri

Tanjung Puri

Namaku Putri Galuh Sewangi, aku berasal dari kerajaan Tanjung puri. Ayah ku bernama Raja Halim Mangku Praja dan Ibu ku bernama Atika Rara Dirana. Aku mempunyai kakak perempuan bernama Putri Roro Sulastri. Aku bingung dengan kakak ku kenapa dia begitu sombong dan angkuh. Suatu hari Ayahku memanggilku dan juga kak Roro, ia mengatakn bahwa sekarang saatnya kami mencari pasangan hidup, karena ayah tak ungkin dapat memimpin selamanya. “Anakku, kalian sudah mulai dewasa. Sudah saatnya kalian mencari pendamping hidup. Ayah sudah tua. Takkan selamanya ayah menjadi raja di kerajaan ini,” kata baginda kepada kedua putrinya. “Ya, Ayahanda…,” sahutku Berbeda dengan kak Roro yang menjawab dengan sombong “walaupun nantinya ayah tak lagi ada, tapi siapa yang lebih kaya dari kita?Sepeninggal ayah kami tak mau kawin dengan orang biasa” “Jangan menilai orang dari harta nya atau kedudukannya Roro, nilai dari hatinya”Kata ayah. Aku selalu memegang kalimat ayah tersebut tapi aku tak tau bagaimana dengan kak Roro. Aku dan kak Roro cukup dikenal rakyat kerajaan, orang-orang mengatakan semua itu karena ayah memberikan kami ilmu pendidikan aku amat bersyukur dengan hal itu. Beberapa bulan kemudian terjadi hal yang sangat menyedihkan,ayah jatuh sakit , ayah kembali berpesan agar kai cepat mencari pendamping hidup. Sakit ayah terlihat semakin parah, aku tak kuasa menahan tangis dan akhirnya air mata ku menetes perlahan sebelum menjadi deras. Aku amat menyayangi ayahku. Hati kecilku “berkata barang siapa yang mampu menyembuhkan ayahku jika ia perempuan maka akan ku jadi kan saudara dan apabila dia laki-laki maka akan aku jadikan suami.”. Aku sangat kecewa dengan kak Roro, disaat seperti ini dia sama sekali tak memperdulikan ayah ia tetap saja berdandan malahan berpesta ria. Suatu hari aku mendengar ayah berpesan kepada pengawalnya “Pengawal! Umumkan ke seluruh negri bahwa aku kan mengawinkan kedua putriku dengan siapapun yang mereka pilih,soal syarat kuserahkan kepada kedua putriku. Setelah pengawal kerajaan menyampaikan berita tersebut, aku sempat mendengar pembicaraan orang-orang mengenai keinginan mereka untuk datang ke istana dan meminangku ataupun kak Roro. Tapi seminggu kemudian tak ada seorangpun yang datang ke Istana. Aku tak tau jelas penyebabya hanya aku pernah mendengar Para pengawal kerajaan mengatakan Rakyat di kerajaan ini bukan tidak tertarik meinang aku ataupun kak Roro hanya saja mereka sadar diri, “mana mungkin orang kampung seperti kita dapat mempersunting putri kerajaan,” mungkin itu pikir mereka. Hari-hari pun berlalu belum seorangpun yang datang Ke Istana. Seadngkan penyakit Ayahku bertambah parah saja, telah banyak tabib yang didatangkan dari berbagai negri oleh Ibu untuk menyembuhkan ayah namun hasilnya nihil. Kabar gembira pun datang ada seorang pemuda yang bernama Joko Jaroli dari kampong hanurai,pemuda tersebut berniat untuk meminangku ataupun kak Roro, selain itu juga datang seorang pangeran bernama pangeran Hanung Prabu Cakra dari kerajaan seberang yang dikawal oleh banyak prajuritnya. Yang aku lihat Pangeran Hanung memiliki rupa yang tampan beda dengan Joko Jaroli yang tidak tampan. “Wahai, Putri Galuh Sewangi … aku ingin jadi pendamping hidupmu”Kata pangeran Hanung kepadaku.Meskipun begitu aku tetap malanjutkan niat ku semula”Sebentar,Pangeran Hanung.Ada syarat yang harus engkau penuhi. Apbila pangeran dapat menyembuhkan penyakit ayahku, maka aku bersedia menjadi istrimu.” Ucapku dihadapan Pangeran hanung dan lainnya. Pangeran hanungpun mencoba menyembuhkan ayahku, tapi sayang dia gagal. Sekarang giliran Joko Jaroli.Ajaib Joko Jaroli mampu menyembuhkan ayahku dengan air suci dan mantra yang dibacanya. Seketika ayahku sembuh dari sakitnya. Seperti janjiku bahwa aku akan menikahi siapapun yang mampu menyembuhkan ayahku. Pangeran hanung tampak mengakui kekalahannya tapi dia tak mau mempersunting kak Roro.”Maafkan aku, Putri Roro!Aku tak suka dengan sifatmu yang suka menghina dan meremehkan orang lain”Ucap Pangeran Hanung.”Mengapa kau tidak mau dengan ku, aku cantik dan kaya raya tak seorangpun mampu menyaingiku”Kak Roro menimpali dengan nada menyombong.”Nah! kesomnongan itulah yang membuatku tak menyukaimu”. Mendengar jawaban itu kak Roro Nampak marah dia memaki-maki pangeran Hanung dan juga Joko jaroli. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan aku hanya bias menangis melihat kakaku memaki-maki dengan angkuhnya apalagi dia juga menghina calon suamiku. Seketika itu di siang hari tiba-tiba petir menyambar, suara gemuruh terdengar sangat keras, saat itulah terjadi bencana besar yang membuat kerajaan ku Kerajaan Tanjung Puri hancur meluluhlantakan semua kerajaan.

Leave a Reply