SOK JADI SOSIALITA
Suatu hari,saya pergi ke sebuah pasar becek yang berada bertepatan disebelah mall besar. Ketika baru ingin masuk ke dalam pasar,saya melihat 3 orang ibu-ibu sosialita yang berpakaian branded. Setelah itu saya langsung menghampiri para ibu sosialita tersebut.
“Permisi buk,ngomong-ngomong ibu-ibu ini mau berbelanja disini,ya?”
“Hahh!!! Ya enggaklah,masak orang berdarah biru seperti kita ini belanja di pasar becek kayak gini!”
“Emang kalo orang kaya seperti ibu-ibu ini tidak boleh berbelanja di pasar becek,ya?”
“Boleh kok bagi yang masih berselera rendahan kayak gini. Tapi kalau kita sih nggak mau ya! Ntar baju kita jadi bau,rambut sama make-up jadi rusak,sepatu jadi dekil,kan kita jadi repot!”
“Memangnya harga barang-barang ibu itu berapa?”
“Ya, gak mahal mahal juga,palingan tas 850jt,baju 20jt,sepatu 18jt.”
“Ya Tuhan, uang segunung kayak gitu dibilang PALINGAN!!!”
“Ya udah,saya mau pergi belanja dulu ya buk.”
Kemudian, saya langsung masuk ke pasar dan mencari-cari barang yang dibutuhkan sehari-hari. Setelah beberapa jam,secara tidak sengaja saya melihat para ibu sosialita tadi seang berbelanja di sebuah kios cabai di pasar becek tadi. Saya hanya memperhatikan dari kejauhan gerak gerik para sosialita tersebut.
“Pak bisa kan beli cabai Rp3.000 aja, kasih bonus dikit yah.”
“Ibu!! Kalo cuman Rp3.000 gak dapat sekarang,sembako kan lagi mahal”
“Bapak gimana sih,masak gak dapet,pelit banget jadi orang!”
Saya pun datang kesana dan memotong percakapan mereka.
“Maaf pak ini ada apa ya?”
“Loh, inikan ibu-ibu tadi? Kok ibu bisa ada disini?”
“Kita lagi iseng-iseng aja kesini”
“Gak dek! Ibu-ibu ini lagi mau beli cabai saya,tapi gak bisa gara-gara cuman dibeli Rp3.000 dan minta bonus lagi, jaman sekarang mana ada yang semurah itu” kata bapak si penjual cabe.
“Beneran gitu buk? Ibu kan sosialita kaya,masak cuman beli cabai Rp3.000 trus minta bonus?”
“Ihh,ngasal kamu klo ngomong, bapak juga jangan sembarangan ya!”
“Kenyataan kok,apa untungnya saya ngomong sembarangan! Kalau misalnya ibu gak punya uang jangan sok elit jadi orang, ingat ya buk, sisa umur ibu-ibu didunia itu jauh lebih sedikit dari harta khayalan yang ibu banggakan sekarang!”
“Kok kita jadi diceramahin gini sih! Mendingan kita pergi aja,ngapain juga disini bikin make-up kita jadi rusak aja!!
Saya dan bapak penjual cabe hanya pasrah dan menggelengkan kepala mendengarkan perkataan ibu-ibu itu. Dan akhirnya,dengan rasa malu dan terpojok para sosialita itu langsung beranjak pergi menghilang dari peredaran.
STRUKTUR TEKS ANEKDOT DIATAS:
1. ABSTRAK
Suatu hari,saya pergi ke sebuah pasar becek yang berada bertepatan disebelah mall besar.
2. ORIENTASI
Ketika baru ingin masuk ke dalam pasar,saya melihat 3 orang ibu-ibu sosialita yang berpakaian branded. Setelah itu saya langsung menghampiri para ibu sosialita tersebut.
“Permisi buk,ngomong-ngomong ibu-ibu ini mau berbelanja disini,ya?”
“Hahh!!! Ya enggaklah,masak orang berdarah biru seperti kita ini belanja di pasar becek kayak gini!”
“Emang kalo orang kaya seperti ibu-ibu ini tidak boleh berbelanja di pasar becek,ya?”
“Boleh kok bagi yang masih berselera rendahan kayak gini. Tapi kalau kita sih nggak mau ya! Ntar baju kita jadi bau,rambut sama make-up jadi rusak,sepatu jadi dekil,kan kita jadi repot!”
“Memangnya harga barang-barang ibu itu berapa?”
“Ya, gak mahal mahal juga,palingan tas 850jt,baju 20jt,sepatu 18jt.”
“Ya Tuhan, uang segunung kayak gitu dibilang PALINGAN!!!”
“Ya udah,saya mau pergi belanja dulu ya buk.”
3. KRISIS
Kemudian, saya langsung masuk ke pasar dan mencari-cari barang yang dibutuhkan sehari-hari. Setelah beberapa jam,secara tidak sengaja saya melihat para ibu sosialita tadi seang berbelanja di sebuah kios cabai di pasar becek tadi. Saya hanya memperhatikan dari kejauhan gerak gerik para sosialita tersebut.
“Pak bisa kan beli cabai Rp3.000 aja, kasih bonus dikit yah.”
“Ibu!! Kalo cuman Rp3.000 gak dapat sekarang,sembako kan lagi mahal”
“Bapak gimana sih,masak gak dapet,pelit banget jadi orang!”
4. REAKSI
Saya pun datang kesana dan memotong percakapan mereka.
“Maaf pak ini ada apa ya?”
“Loh, inikan ibu-ibu tadi? Kok ibu bisa ada disini?”
“Kita lagi iseng-iseng aja kesini”
“Gak dek! Ibu-ibu ini lagi mau beli cabai saya,tapi gak bisa gara-gara cuman dibeli Rp3.000 dan minta bonus lagi, jaman sekarang mana ada yang semurah itu” kata bapak si penjual cabe.
“Beneran gitu buk? Ibu kan sosialita kaya,masak cuman beli cabai Rp3.000 trus minta bonus?”
“Ihh,ngasal kamu klo ngomong, bapak juga jangan sembarangan ya!”
“Kenyataan kok,apa untungnya saya ngomong sembarangan! Kalau misalnya ibu gak punya uang jangan sok elit jadi orang, ingat ya buk, sisa umur ibu-ibu didunia itu jauh lebih sedikit dari harta khayalan yang ibu banggakan sekarang!”
“Kok kita jadi diceramahin gini sih! Mendingan kita pergi aja,ngapain juga disini bikin make-up kita jadi rusak aja!!
5. KODA
Saya dan bapak penjual cabe hanya pasrah dan menggelengkan kepala mendengarkan perkataan ibu-ibu itu. Dan akhirnya, dengan rasa malu dan terpojok para sosialita itu langsung beranjak pergi menghilang dari peredaran.
CIRI-CIRI KEBAHASAAN ANEKDOT TERSEBUT:
1.BERMAKNA KONOTASI
Bukti :
a.”Hahh!!! Ya enggaklah,masak orang berdarah biru seperti kita ini belanja di pasar becek kayak gini!”
b.“Dan akhirnya, dengan rasa malu dan terpojok para sosialita itu langsung beranjak pergi menghilang dari peredaran.
Alasan :
a.karna arti ungkapan/kiasan berdarah biru adalah keluarga bangsawan/orang kaya raya.
b. karna arti ungkapan menghilang dari peredaran adalah pergi dari sesuatu topik atau tempat kejadian.
2.BERMAKNA SINDIRAN
Bukti : “Kenyataan kok,apa untungnya saya ngomong sembarangan! Kalau misalnya ibu gak punya uang jangan sok elit jadi orang, ingat ya buk, sisa umur ibu-ibu didunia itu jauh lebih sedikit dari harta khayalan yang ibu banggakan sekarang!”
Alasan : karna dikutipan kaimat tersebut terdapat nada menyindir di dalamnya dan juga terdapat kata kalu yang berfungsi sebagai pengekspresian ungkapan menyindir.
3 .MENGANDUNG PERTANYAAN RETORIS
Bukti : “Pak bisa kan beli cabai Rp3.000 aja, kasih bonus dikit yah.”
Alasan : pertanyaan tersebut retoris karena zaman sekarang harga cabai tidak mungkin semurah itu. Jadi siapa pun penjual akan menjawab tidak bias/tidak dapat.
4.MENGANDUNG PELAJARAN
1. Kita sebagai manusia biasa seharusnya bersifat sederhana dan tidak meninggi (sombong).
2. Jangan mengganggap segala sesuatu itu menjadi remeh.
3. Kita tidak perlu memamerkan harga barang yang kita miliki.
5.MENGGUNAKAN KONJUNGSI
Bukti :
Ketika baru ingin masuk ke dalam pasar,saya melihat 3 orang ibu-ibu sosialita yang berpakaian branded.
Alasan :
Pada awal kalimat tesebut terdapat kata ketika, yang merupakan salah satu ungkapan dalam konjungsi temporal tidak sederajat.