4 Cara Membuat Pantun yang Baik

Bindonline.com – Bagaimana cara membuat pantun yang benar? Sebelum menjelaskan tentang bagaimana membuat pantun untuk pemula, penjelasan yang pertama yaitu seputar pengertian pantun. Pantun adalah satu di antara beberapa karya sastra yang populer.

Sampai sekarang pantun tetap digunakan. Kamu mungkin pernah melihat tradisi masyarakat Betawi ketika ada pernikahan. Baik dari mempelai pria dan wanita pun sama-sama menggunakan pantun. Sama dengan puisi tentang persahabatan yang terikat aturan, pantun pun juga demikian.

Jika melihat sejarahnya, sebenarnya pantun merupakan sebuah karya sastra dalam bentuk lisan. Masyarakat jaman dulu sudah terbiasa saling membalas pantun. Masyarakat langsung mengucapkannya tanpa berpikir panjang. Kemudian ada yang membalas pantun tersebut dan jadilah saling berbalas pantun dan menjadi suatu hal yang seru.

Seiring berjalannya waktu, mulai bermunculan pantun yang ditulis. Salah satunya adalah Haji Ibrahim Datuk Karya Muda Riau. Dia merupakan seorang sastrawan yang ada di zaman yang sama dengan Raja Ali Haji di mana beliaulah yang pertama kali membukukan pantun lisan. Pada waktu itu, pantun yang ditulis memiliki judul “Perhimpunan Pantun-Pantun Melayu”.

Salah satu ciri khas yang ada pada pantun adalah tidak menyertakan nama dari penggubahnya alias anonim. Alasannya karena penyebaran pantun yang memang dilakukan dari lisan ke lisan. Selain itu, jika melihat sejarahnya, maka kamu akan menemukan informasi bahwa pantun tergolong sebagai puisi lama.

Arti dari ‘Pantun’

Cara membuat pantun untuk pemula

Sebenarnya kata pantun sendiri merupakan bahasa Minangkabau yang jika diterjemahkan sebenarnya memiliki arti penuntun. Akan tetapi, meskipun isinya sama namun di beberapa daerah nama pantun sendiri bisa berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Misalnya di Jawa pantun disebut Parikan. Sementara pada Bahas Jawa Kuno, pantun disebut sebagai Atuntun atau Tuntun yang memiliki arti benang. Ada juga yang menyebutnya sebagai Matuntun yang memiliki arti memimpin.

Lalu di Sunda, pantun dinamakan sebagai Paparikan. Sementara suku Bata menyebut pantun sebagai Umpasa. Lalu bagaimana dengan bahasa Pampanga? Pantun disebut sebagai Tuntun yang memiliki arti teratur.

Berbagai penyebutan yang berbeda tersebut tetap mengarahkan pada hal yang sama yaitu pantun. Selain itu, di dalam pantun biasanya jumlah suku kata berkisar antara 8 sampai dengan 12.

Begini Cara Membuat Pantun Sesuai dengan Ketentuan

Begini Cara Membuat Pantun Sesuai dengan Ketentuan

Untuk memudahkanmu dalam membuat pantun, di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa kamu terapkan dalam membuat pantun. Cara ini akan membantumu dalam membuat pantun secara benar mulai awal sampaiĀ  pantun tersebut jadi.

1. Cara Membuat Pantun dengan Memahami Syarat-syaratnya

Cara pertama untuk bisa membuat pantun adalah dengan mengetahui apa saja persyaratan dalam membuat pantun ersebut. Ini merupakan hal pertama yang juga harus kamu perhatikan agar proses pembuatan pantun berjalan lancar dan menjadi sebuah pantun yang utuh.

  • Pastikan dalam satu bait pantun terdapat empat baris
  • Pada dua baris pertama wajib dan merupakan sampiran
  • Dua baris berikutnya berupa pesan yang akan kamu sampaikan alias isi
  • Untuk jumlah suku kata pada pantun anara 8 sampai dengan 12
  • Pantun yang mudah dibuat yaitu pantun dengan sajak a-b, a-b

2. Menentukan Tema

Setelah memahami apa saja persyaratan dalam membuat pantun, cara kedua yaitu dengan menentukan tema. Setiap pantun memiliki temanya masing-masing. Hal yang sama ketika kamu ingin menulis puisi juga harus paham tema yang akan menjadi dasar dalam membuat pantun.

Dengan memiliki tema, maka pantun yang kamu buat jelas arahnya ke mana. Setidaknya ada beberapa tema pantun yang umum, seperti:

  • Pantun yang mempunyai tema nasehat
  • Pantun yang berkaitan dengan asmara
  • Pantun yang mempunyai tema jenaka atau hiburan
  • dan lain sebagainya

Kamu juga bisa membuat temamu sendiri selain beberapa tema yang telah kami sebutkan. Maka dari itu, sebelum mulai membuat pantun kamu harus memikirkan kira-kira tema apa yang akan kamu tuangkan ke dalam pantunmu tadi. Setelah itu, pastikan kamu memahami tema tersebut dan baru mulailah membuat pantun.

3. Menentukan Isi

Cara membuat pantun dengan menentukan isi

Cara membuat pantun selanjutnya adalah menentukan isi. Mungkin kamu penasaran kenapa harus membuat isinya terlebih dahulu dan bukan sampiran? Sementara pada pantun baris pertama dan kedua adalah sampiran. Alasannya karena pada bagian isi inilah kamu harus membuatnya sesuai dengan tema yang sudah kamu tentukan.

Untuk isi pantun berada di baris yang ketiga dan keempat. Di bagian ini kamu harus menuangkan temamu. Selain itu, melalui isi inilah pembaca bisa mengetahui tema atau tujuanmu dalam menghadirkan pantun tersebut.

4. Membuat Sampiran

Setelah menyelesaikan tiga cara di atas, sekarang waktunya membuat sampiran. Ketika membuat sampiran, jangan lupa harus menyesuaikan rimanya. Tentukan apakah nanti menggunakan a-a-a-a maupun a-b-a-b. Untuk sampiran sebenarnya terkesan lebih bebas karena di dalamnya hanya memuat kata yang cenderung tidak bermakna.

Sementara pada isi, kamu harus meletakkan kata atau kalimat yang memiliki makna karena memang berkaitan dengan puisi. Jangan lupa untuk mengecek apakah nanti sampiran dan isinya memiliki rima yang sesuai.

Beberapa Contoh Pantun Berbagai Tema

Cara membuat pantun dan contohnya

Setelah mengetahui cara membuat pantun, berikut ini beberapa contoh pantun dari berbagai tema. Contoh-contoh di bawah ini bisa menjadi referensimu.

1. Pantun Seputar Jenaka

Pulang kampung menuju rumah,
Pulang petang si anak itik,
Karena terburu-buru pergi sekolah,
Sampai-sampai celana terbalik.

Mandi di kali rambut basah,
Mencuci kain bawa dalam ember,
Sudah terlambat pergi sekolah,
Tertidur di kelas malah ngiler.

Membawa kakak pergi ke pasar,
Membeli celana dan alas kasur.
Kamu memang orang yang pintar,
Ketika yang lain sedang tidur.

2. Pantun dengan Tema Anak-anak

Listrik padam nyalakan lilin,
Agar jadi terang suasana,
Mari jadi anak yang rajin,
Agar kelak bisa berguna.

Pusara ada batu nisan,
Tulisannya diukir dan dipahat,
Masa SD mencari teman,
Ketika besar bisa bermanfaat.

Buah nangka jangan diambil,
Karena ia banyak getahnya,
Sahabat sejati di waktu kecil,
Akan teringat hingga tua.

3. Pantun dengan Tema Islami

Makan mie di atas meja,
Minumnya air perasan nangka,
Senantiasa lah bertakwa kepada-Nya,
Agar kelak jadi manusia berguna.

Anak gembala menggiring sapi,
Sapi makan rumput tetangga,
Jika diri jauh dari Ilahi,
Alamat badan akan sengsara.

Jalan-jalan ke ibukota,
Itulah kota DKI Jakarta,
Sejak kecil belajar bertakwa,
Hingga besar terbawa-bawa.

Sebenarnya masih banyak contoh pantun lainnya yang belum kami bahas misalnya pantun seputar asmara, persahabatan, dan sebagainya. Namun yang terpenting adalah kamu harus paham bahwa tema dalam sebuah pantun sangat penting. Sebagaimana orang menganalisis puisi, ketika menganalisa sebuah pantun pun juga melalui temanya.

Demikian pembahasan seputar cara membuat pantun yang benar serta beberapa hal yang berkaitan dengan pantun. Kesimpulannya, dalam membuat pantun ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Menyusun pantun secara benar akan membuat pantunmu enak dibaca dan didengar. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply