Perbaikan Biografi Karangan Sendiri

BIOGRAFI AFRIAL

          Afrial lahir di Pariaman, 4 April 1966 . ia merupakan anak ke 3 dari 4  bersaudara , saudaranya yaitu Zarli , Wiss,dan Marnis. Ayahnya bernama Nazaruddin , dan ibunya bernama Mariani. ia kerap dipanggil Af atau Da’af oleh tetangganya dan orang-orang disekitarnya.

         Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya adalah seorang petani dan Ibunya berprofesi sebagai tukang mesin jahit baju.

          Dia memulai pendidikanya di SD 02 Padang. Lanjut ke MTSN Padang dan berhenti sekolah karena orang tuanya tidak sanggup membiayai sekolah nya . Setelah berhenti sekolah, ia membantu orang tuanya berjualan es krim batangan di sekitar pekarangan sekolahnya, dan menolong kakaknya yang bekerja sebagai menjual barang grosiran ,dan ia mulai mengampas barang grosiran Saat berumur 21 tahun. Setelah itu ia mulai membuka usahanya sebagai pedagang sepatu keliling, karena sudah berumur 30 tahun dia menikahi seorang perempuan yaitu Linref Linda.

          Pada tahun 6 Juni 1998 lahirlah seorang anak perempuan yang bernama Safira Afli Yunia , mereka biasa memanggilnya Fira . setelah berumur 6 tahun Fira bersekolah di TK Karya ,Dan berumur 13 lanjut ke SDN 01 LUBUK ALUNG, melanjutkan  sekolah ke SMPN 1 LUBUK ALUNG ,dan SMAN 1 LUBUK ALUNG . sekarang ia masih bersekolah . dia adalah anak pertama dari 2 bersaudara yaitu Ronaldi Afrial lahir di Lubuk Alung 2 April 2001 . mereka biasa memanggilnya dengan sebutan Ronal. Ia memulai sekolahnya di TK Karya,melanjutkan di SDN 01 LUBUK ALUNG, SMPN1 LUBUK ALUNG ,dan di SMAN 1 LUBUK ALUNG. Ia juga masih bersekolah.

            Setiap hari berangkat pukul 10.00 dan kadang-kadang baru pulang pukul 19.00. Dengan pekerjaannya sebagai tukang sepatu keliling, temanya selalu memikirkan apakah uang yang Pak af dapatkan sebanding dengan pengorbanannya sejauh itu?
Pak af pun bercerita bahwa sepatu yang dia kenakan saja berasal dari konsumen yang memberikan sepatu rusak kepadanya. Lalu beliau menyulapnya menjadi sepatu yang layak untuk beliau pakai. Mendengar itu, temanya langsung berlari ke dalam rumah mencari sepatu yang sekiranya bisa kuberikan kepada beliau. Temanya menemukan 6 pasang sepatu. Fisiknya masih bagus. Tidak ada robek sedikitpun pada 6 sepatu itu. Temanya yang tidak disebutkan namanya itu pun memberikan semuanya kepada Pak af. Tetapi, Pak af hanya memilih 1 sepatu untuk adiknya. Beliau bilang bahwa adiknya ingin sepatu. Karena adiknya sering di ejek oleh teman-teman sekolahnya karena sepatunya sudah kekecilan. Maklum. adiknya juga memakai sepatu yang Pak af dapatkan dari orang yang kasihan padanya dan lalu memperbaikinya supaya bisa dipakai oleh adiknya           

 

      Ketika ia berusia 20 tahun ,yang sudah tak mampu lagi menopang beban berat. Tapi masih saja ada beban yang harus dia pikul dipundaknya yang mulai membungkuk. Peluhnya mengalir setiap kali rasa lelah dan penat menggerayangi tubuhnya. Tak ada binar bahagia diraut wajah nya, yang ada hanya gambaran rasa lelah yang dia tanggung begitu lama. Pak af seorang tukang sepatu keliling yang masih harus berjuang untuk  menghidupi keluarganya. Ditengah kehidupan kota di zaman yang sudah modern, tapi pak af masih terus memikul beban dipundaknya dan mengelilingi sekitar perkampungan dan perkotaan. Karna baginya beliau rela melakoni demi mencari sesuap nasi. Baginya hidup itu memang perjuangan, bahkan diusianya yang masih muda beliau masih punya semangat untuk berjuang hidup. Beban hidupnya begitu berat, dan beliau masih tetap semangat dan berjuang dan beliau hanya berharap mendapatkan rezekinya demi sesuap nasi buat orang tuanya, sedih katanya jika beliau pulang tanpa membawa uang untuk orang tuanya dan adiknya

 Terkadang, saat Pak af sempat pulang kampong, dia menemukan bahwa orang tuanya dan adiknya makan sepiring nasi untuk bertiga tanpa lauk dan sayur. Tetapi walau hidup serba susah, adik Pak af tidak ada yang mau bekerja sebagai pengamen. Mereka memilih bekerja halal. Sehingga sekarang adik pak af yang bungsu bisa masuk kepolisian di padang dengan penghasilannya sendiri. Pak af sangat senang adiknya bisa bekerja. Beliau tidak ingin adiknya seperti dirinya. Hidup serba susah.

Kehidupan Pak af berkebalikan sekali dengan hidup kita. Hidup kita sangat tercukupi. Kita tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan sesuatu. Kemana-mana kita diantar oleh kendaraan yang mewah. Kita bisa berlibur saat liburan. Mudah-mudahan kita semua paham bahwa hidup itu tidak semudah yang kita lihat. Masih banyak orang-orang di luar sana yang masih perlu uluran tangan.
Kisah Pak af masih merupakan satu dari seribu kisah orang yang tetap tabah dalam menghadapi kerasnya hidup ini.

   

Leave a Reply