Teks Eksposisi Kontra Pentingnya Ekonomi Keluarga: KLP 3 X IIS 2

      Kelompok 3 X IIS 2:

  1. Nesha Permata Rizki
  2. Rahma Yumelda Putri
  3. Rahmaldi
  4. Ruwiyat Winnur
  5. Wilda Anabia Prasasti

 Teks Eksposisi Tentang Kontra Pentingnya Ekonomi Keluarga

      Banyak alasan mengapa kita tidak perlu memikirkan perlunya pengaturan ekonomi keluarga. Seperti adanya pembatasan jumlah anak dengan menerapkan program KB karena untuk mempertahankan ekonomi keluarga. Padahal anak adalah tanggung jawab dan anugerah dari Allah, bukan? Contoh lainnya seperti banyaknya wanita karir yang bekerja untuk meningkatkan ekonomi keluarga, namun ada juga yang terlalu obsesi sehingga menelantarkan hak-hak yang lain.

      Mengenai program KB, sebenarnya hal itu dilarang Allah karena tujuan dari adanya pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan dan menghindari suami/istri jatuh kepada perbuatan zina. Ada pepatah yang mengatakan, “Banyak anak banyak rezeki”. Dan ada juga dalilnya pada surat Al-Baqarah ayat 187 yang artinya: “Maka sekarang campurilah mereka (istri-istri) dan carilah/harapkanlah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” Banyak para ulama yang menafsirkan bahwa “Apa yang telah ditetapkan Allah untukmu” maksudnya adalah “Anak”. Nah, jadi program KB itu tidak perlu dilaksanakan bukan?

    Adapun mengenai wanita karir karena untuk meningkatkan ekonomi keluarga, ada haditsnya yang artinya: “Dalam mencari pendapatan, Islam tidak memperkenankan seseorang berusaha di luar kemampuannya dan terlalu obsesi sehingga mengorbankan/menelantarkan hak-hak yang lain baik kepada Allah, diri sendiri maupun keluarga seperti pendidikan dan perhatian kepada anak dan keluarganya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

      Selalu bersyukurlah atas apa yang Allah berikan. Sebagai insan beriman, kita semua meyakini bahwa rezeki itu datangnya dari Allah, bukan dari manusia. Persoalan merasa cukup atau kurang, bukan ditentukan dari besaran uang, tetapi ditentukan dari situasi hati kita. Apakah kita memiliki hati yang selalu bersyukur atau selalu merasa kurang.

      Kalau kita mementingkan ekonomi keluarga, ujung-ujungkan akan mencari status sosial dan bergaya hidup glamour atau berlebih-lebihan karena terlalu obsesi. Padahal Allah melarang kita untuk tidak berlebih-lebihan, seperti dalam surat Al-Araf ayat 31 yaang artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlaah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”

      Padahal tanpa adanya ekonomi keluarga, kita pun masih dapat bahagia dengan menjalani kehidupan berkeluarga disertai kasih sayang yang tulus, keikhlasan, saling berkomunikasi dan memahami, bersifat optimis dan selalu berserah diri kepada Allah, serta tolong-menolong dan rukun.

Leave a Reply