Resensi Novel “MARMUT MERAH JAMBU”

 

                    Resensi Novel “MARMUT MERAH JAMBU”

Ø  Identitas Buku :

a.       Judul Buku                        : Marmut Merah Jambu

b.      Genre Buku                       : Novel

c.       Pengarang                                    : Raditya Dika

d.      Penerbit                            : Bukuné

e.       Tempat Terbit                  : Jakarta

f.       Tanggal Terbit                   : 1 Juni 2010

g.      Tebal Buku                        : 222 halaman 13×20 cm

 

 

Ø  Unsur Instrinsik :

            Tema               : Sosial-Pengalaman pribadi

            Alur                 : Maju

            Penokohan      : -Dika : Dungu, jenaka, terlihat culun, pandai memrcahkan                                                              kasus.

                                     -Ina     : Populer, baik, gengsian

                                      -Mama : Panikan, sayang anak-anaknya

                                      -Edgar           : Tidak mau rugi

                                      -Grup detektif : Konyol, hebat

                                     -Ara    : Baik, sahabat sejati

            Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama

            Latar :

ü  Tempat : Dalam cerpen ini juga menggunakan latar tempat, lebih tepatnya daerah  Jakarta Selatan sering dituliskan di novel ini seperti Kemang, Pondok Indah            Mall, McD, dan lain sebagainya, dikarenakan tempat tinggal Radith yang berada di Jakarta  Selatan tepatnya di Cikatomas, Kebayoran. Walaupun tempat tinggal Radit memang tidak disebutkan dalam cerpen ini.

ü  Waktu : Berhari-hari

ü  Suasana : Lebih menggambarkan suasana hati Dika yang kadang senang kadang juga miris.

 

Ø Unsur Ekstrinsik :

Nilai-nilai        : Nilai sosial tentang percintaan remaja

Bahasa                        : Bahasa sehari-hari (bahasa remaja)

Gaya Cerita     : Diceritakan secara jenaka

 

 

Ø Kepengarangan :

Raditya Dika adalah seorang penulis yang telah terkenal dengan buku – bukunya yang bertema komedi. Mahasiswa lulusan Adelaide University ini meluncurkan buku kelimanya yang berjudul Marmut Merah Jambu.Proses pembuatan buku yang berjudul Marmut Merah Jambu menghabiskan waktu hampir dua tahun. Buku Marmut Merah Jambu menceritakan kisah percintaan dan pengalaman di kehidupan Raditya Dika.

Ø  Kelebihan :

           Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari dan itu mudah dipahami.

          Alurnya mudah dimengerti.

           Buku Marmut Merah Jambu memberikan kesenangan bagi pembacanya, karena buku ini adalah buku komedi.

          Jika terdapat kata-kata sulit,penulis menjelskan di bagian catatan kaki buku.

          Isi buku sangat sesuai dengan kehidupan remaja pasa saat ini,sehingga     membuat remaja(pembaca) tidak bosan dan mendapatkan banyak pelajaran dari buku tersebut.

 

Ø Kekurangan :

–           Adanya kalimat yang sumbang dalam beberapa bab.

–           Adanya paragraf yang tidak selesai, sehingga baru bisa di pahami setelah membaca       beberapa kali.

 –     Tidak ada koherensi antar bab

–      Banyak sekali permasalahan yang muncul

Ø Perbandingan :

Setelah sukses dengan buku-buku sebelumnya yaitu Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankaskus dan Babi Ngesot. Yang paling terkenal adalah buku pertamanya yang berjudul Kambing Jantan yang telah dikomikkan dan difilmkan, pada tanggal 1 Juni 2010 Dika meluncurkan buku kelima-nya yang berjudul Marmut Merah Jambu. Marmut Merah Jambu adalah kumpulan tulisan komedi Raditya Dika yang dikemas dalam bentuk novel. Sebagian besar dari tiga belas tulisan ngawur di dalamnya adalah pengalaman dan observasi Dika dalam menjalani hal paling absurd (konyol) di dunia : Jatuh Cinta. Secara garis besar, buku ini adalah tentang pengalaman soal percintaan dan bagaimana memahami apa itu cinta melalui introspeksi ke dalam pengalaman-pengalaman Raditya Dika sendiri yang tertuang dalam cerita ini. Dilihat dari segi isi buku ini memuat tiga belas bab yang mengulasnya.

Ø Hal hal yang menarik :    

Buku ini menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh para pembacanya. Selain itu buku ini juga ringan untuk dibaca, karena memang buku ini disisipi dengan hal-hal yang membuat pembacanya tertawa. Cerita yang ditulis berdasarkan cerita pengalaman hidup si penulis sendiri, jadi real dan lucu. Cover buku ini pun juga cukup menarik dengan warna yang cerah dibumbui warna pink karena memang judul buku ini adalah Marmut Merah Jambu.

Ø Ringkasan :

Film yang diangkat dari novel yang berjudul sama bercerita tentang Dika (Raditya Dika) yang datang ke rumah Ina (Anjani Dina) seorang gadis yang merupakan cinta pertamanya sewaktu SMA. Disaat itu Dika juga membawa seribu origami burung bangau di tangan kanannya, dan undangan pernikahan Ina di tangan kirinya. Namun ironisnya, hari esok adalah hari penikahan Ina. Kedatangan Dika tidak diterima dengan baik oleh Bapak Ina (Tio Pakusadewo) yang curiga kedatangan Dika hanya untuk kasus cinta lama yang belum selesai dan berpikir bahwa Dika ingin menggagalkan pernikahan Ina.
Dika pun  menceritakan tujuan kedatangannya yang sebenarnya.
Kemudian kita flash back dulu melihat bagaimana masa lalu Dika (Christoffer Nelwan), dia berteman akrab dengan Bertus (Julian Liberty). Pada masa ini, Dika SMA jatuh cinta diam-diam kepada Ina. Baik Dika dan Bertus sama-sama sadar, untuk mendapatkan cewek di sekolah, mereka harus populer. Untuk itu Dika dan Bertus membuat grup detektif bersama Cindy (Sonya Pandarmawan). Mereka menyelesaikan kasus-kasus absurd yang terjadi di sekolahnya.
Semakin banyak kasus yang terselesaikan, semakin dekat Dika dengan tujuan akhirnya yaitu jadian dengan Ina. Di masa sekarang, seiring dengan Dika bercerita, seiring itu pula dia sadar ada sesuatu hal yang belum selesai dari masa lalunya. Selain itu pula dia bertanya ‘benarkah cinta pertama tidak akan kemana-mana?’

Ø Kesimpulan :

Buku ini sangat cocok untuk anak remaja yang haus akan bacaan yang mengandung unsur komedi, karena sebagian besar buku ini merupakan lelucon. Selain itu buku ini juga menceritakan kisah cinta sang penulis dan itu bisa membuat pembaca menjadi tertarik dengan buku ini. Bahasa yang digunakan mudah dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari, harganya juga tidak terlalu tinggi serta alur yang digunakan juga mudah dimengerti.

Leave a Reply