Resensi Novel “Rembulan Tnggelam Di Wajahmu” karangan Tere-liye

 

Resensi Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

BAB I

PENDAHULUAN

1.      Data Identitas buku

 Buku Judul     : Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

 Pengarang      : Tere Liye

 Penerbit          : PT Gramedia, Jakarta 

Tebal               :426 halaman

\Harga              :Rp25.000

2.    Identitas pengarang
Tere Liye merupakan nama populer seorang penulis berbakat ditanah air, yaitu Darwis. Yang lahir di Pedalaman Sumatera, 21 Mei 1979. Anak ke enam dari tujuh bersaudara yang lahir dan dibesarkan dikampung yang dikelilingi hutan, yaitu, Tandaraja Palembang. Tere Liye menyelesaikan pendidikan di SDN 2, SMPN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah lulus, Tere Liye melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi dan
mengambil jurusan Akutansi.

 

Bab 2

                                                    
isi resensi

1)   Sinopsis

            Kenapa ia harus tinggal di Panti menyebalkan itu? Apakah hidup ini adil? Kenapa langit tega mengambil istri dan bayinya sekaligus? Kenapa semuanya terasa hampa dan kurang walau ia sudah memiliki banyak? Kenapa ia harus mengalami semua sakit ini? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang mengusik benak Ray selama 60 tahun kehidupannya. Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh seseorang berwajah menyenangkan yang mengajaknya mengenang kembali masa lalunya saat ia tengah terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit. Ray yang menjadi yatim-piatu saat masih berusia satu tahun karena kebakaran yang menewaskan kedua orang tuanya, terpaksa tinggal di Panti menyebalkan yang dikelola oleh Penjaga Panti yang terobsesi naik haji. Saat berusia 16 tahun, ia kabur dari Panti dan menjalani hidup sebagai anak jalanan dengan mencuri, mencopet, dan berjudi.

            Setelah sembuh dan boleh pulang dari Rumah Sakit di ibukota selepas menjalani operasi ginjal karena ditusuk oleh anak buah bandar judi yang dengki padanya, Ray tinggal di Rumah Singgah karena tak mau kembali ke Panti terkutuk itu. Di Rumah Singgah itulah untuk pertama kalinya Ray merasa memiliki keluarga. Namun setelah 3 tahun yang menyenangkan di Rumah Singgah, Ray memutuskan pergi. Ia mengamen untuk memenuhi hidupnya. Ia berteman dengan Plee, yang kemudian mengajaknya melakukan pencurian terhebat sepanjang masa, mencuri berlian seribu karat seharga milyaran rupiah yang dijaga ketat. Namun rencana yang disusun sempurna itu tidak berjalan lancar. Plee tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.

            Ray kembali kekota asalnya dan bekerja di sebuah proyek bangunan. Ia menikah dengan gadis yang merupakan cinta pertama dan terakhirnya. Namun setelah 6 tahun pernikahan mereka, istrinya meninggal setelah mengalami keguguran untuk kedua kalinya. Hati Ray hancur, sehingga ia memutuskan kembali ke ibukota dan membangun perusahaan besar dan merobohkan pesaing-pesaingnya. Namun, walau telah memiliki banyak Ray tetap merasa kurang. Bahkan kehadiran Vin juga tidak bisa mengisi kekosongan dalam hatinya, walau gadis itu menaruh perhatian lebih padanya. Tahun-tahun berlalu hingga ia berusia 54 tahun, saat itulah ia mulai terserang berbagai penyakit. Dan selama 6 tahun berikutnya ia harus menjalani berbagai macam pengobatan. Hingga akhirnya ia harus tetap terbaring di ranjang Rumah Sakit selama 6 bulan terakhir.

Orang berwajah menyenangkan itu menjawab pertanyaan-pertanyaan Ray dengan memperlihatkan potongan kisah masa lalunya, baik yang ia ketahui maupun tidak. Orang itu juga menunjukkan kepada Ray hal-hal yang menjadi misteri baginya, seperti peristiwa kebakaran yang membuatnya menjadi yatim-piatu. Kenyataan yang dipaparkan orang tersebut membuatnya terkejut dan tak percaya, bahwa kebakaran tersebut direncanakan oleh orang yang ia anggap teman selama hidupnya.

      2) kritik

            Menurut saya, novel ini awalnya memang benar-benar membosankan, ceritanya yang sulit sekali dipahami. dibeberapa bab diceritakan, dibab selanjutnya sudah tidak ada dan muncul kembali di bab terakhir. Bahasa yang digunakan juga sulit dipahami,banyak ditemukan kata-kata yang menurut saya, memang benar-benar memutar otak untuk bisa memahaminya, butuh berulang kali membacanya sampai mengerti .Gaya bahasa yang digunakan terlalu tinggi bagi para pemula seperti saya.

     3)   Keunggulan

           Novel ini, mampu membawa saya benar-benar terbang kedunia fantasi, berkhayal membayangkan, mengikuti alur cerita yang disampaikan. Novel ini juga mengajarkan kita apa itu hidup ? bagaimana seharusnya menghadapi pahit-manisnya hidup ? belajar bersyukur, mengikhlaskan sesuatu,sabar, dan juga kesederhanaan.

4)   Kelemahan

              Diawal cerita, novel ini benar-benar membosankan dan membingungkan, saya awalnya cukup malas membacanya karena alur ceritanya, gaya bahasanya, sulit sekali dipahami.Namun, karena rasa penasaran yang luarbiasa yang membuat saya kembali bermanfaat untk membacanya. 

Bab 3

kesimpulan

Menurut pendapat saya, novel ini cukup baik untuk menjadi bahan bacaan disaat waktu luang. Karena ceritanya yang memang menarik, juga isinya mengandung banyak nasehat, gambaran tentang perjalanan hidup, mengajarkan kesederhanaan, bagaimana seseorang mensyukuri atas segala nikmat yang telah diberikan olehNya, juga bagaimana seseorang belajar ikhlas atas segala musibah dan ujian yang sedang menimpanya.

 daftar pustaka

Liye, Tere. 2009. Rembulan Tenggelam Di Wajahmu. Jakarta : Republika

          http://tanya-biografi.blogspot.co.id/2013/01/biografi-tere-liye.html#.VjLr7H2YTIU

Leave a Reply